Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 - Pelayan Club
“Apa? Kenapa?”tanya Lukas dengan bingung nya.
Padahal mereka sengaja berkumpul untuk mengobrol di antara mereka saja tapi Lukas dengan gaya centil nya itu lagi lagi membuat kerusuhan, dia benar benar kesal karena akan hal itu, menganggu saja.
“Wah seperti saya menganggu ya,”ucap gadis itu menggoda.
“Ya nanti saja ya, aku akan memanggil mu,”ucap pria itu memegang dagu gadis itu.
“Baiklah,”ucap nya mencium pipi Lukas dan berlalu dari sana.
Semua orang hanya memutar bola mata nya dengan malas, wanita itu kembali ke meja bar arghh sial dia sepertinya gagal mendapatkan pria kaya malam ini seperti nya, dengan kesal Vivi duduk kembali.
Arum yang baru balik dari ruangan VVIP mengantarkan minuman itu melihat Vivi yang memasang wajah kesal membuat Arum bertanya tanya kenapa dengan wanita itu, ya setelah selesai mengantarkan pesanan biasa nya Arum memang menunggu di meja bar tempat bartender berada.
“Kak Vivi kenapa kok cemberut gitu sih?”tanya Arum dengan bingung nya kepada wanita itu.
“Arummm, itu ih cowo di sana ganteng ganteng kata Sasa juga banyak duit mereka tapi satu pun gamau di godain malah pasang wajah malas, terus ngapain ke club kalau ngobrol doang sama minum doang,”kesal Vivi memeluk Arum dengan gemas.
“Haha mungkin orang kaya gabut kak,”tawa Arum menertawakan itu.
Vivi menjatuhkan kepala nya di atas meja bar di sana dengan malas nya target nya malam ini gagal dia dapatkan padahal pria itu jarang ke club kecil seperti ini, tapi Vivi sepertinya tidak menyerah dia memiliki ide.
Wanita itu tersenyum membuat Arum dengan bingung menatap Vivi, dia langsung berbicara dengan bartender di sana, dan membisikkan sesuatu, membuat Arum hanya diam. Hingga Vivi mengambil minuman yang di racik bartender itu kepada Arum.
“Arum kamu kasih minuman ke meja lima sana ya, bilang dari cewe baju hitam tadi kepada cowo yang memakai tato di lengan,”ucap Vivi mengatakan itu kepada Arum.
“Kakak aja lah, nanti salah sasaran aku lagi,”geleng Arum.
“Ga bakal kamu kan pake baju pelayan please ayo bantu aku, bilang aku yang traktir ya sama ini botol bir yang lain,”ucap wanita itu mengatupkan tangan nya sambil mengusap ngusah seolah memohon.
Arum awal nya diam dia melirik meja yang agak jarak nya jauh disana dan tertutup beberapa orang yang menari di lantai dansa sana, Arum menatap Vivi yang memasang wajah manis nya mana bisa dia menolak.
“Baiklah kak, sini deh demi kakak ya,”kesal gadis itu mengambil nampan tersebut.
Sedangkan di sisi lain saat ini Alaska yang tengah melanjutkan obrolan nya itu merasa ingin ke toilet ya seperti nya waktu sudah berlalu sekitar satu jam lebih mereka mengobrol.
“Aku ke toilet dulu sebentar,”ucap Alaska pamit kepada teman teman nya itu.
“Baiklah,”jawab mereka serempak.
Alaska berjalan melewati keramaian orang orang di sana, saat ingin ke toilet dia melewati meja bartender, Arum yang baru membalik kan badan nya menatap punggung pria itu yang menjauh.
Dia menaik kan satu alis nya dengan bingung entah kenapa parfum pria itu seperti nya pernah dia cium tapi di mana ya? Dan punggung lebar nya dari belakang seperti sosok yang dia kenal. Arum melihat pria itu yang menghilang di sebalik lorong.
“Arum hei ini, kenapa kau diam? Kau mencari madam?”tanya Vivi dengan bingung.
“Eh tidak kak, baiklah aku akan mengantarkannya dulu,”ucap gadis itu membawa nampan berisi koktail dan bir jenis lain nya.
Arum melangkah kan kaki nya melewati kerumunan orang orang yang berjoget awal nya membawa nampan berisi banyak minuman dengan keramaian orang adalah kesulitan bagi Arum.
Tapi lama kelamaan dia akhirnya terbiasa melakukan itu dan sudah sangat tau cara nya menghindar agar minuman yang dia bawa itu tidak terjatuh beberapa kali pernah jatuh dan minuman itu mahal untung saja Dian mengganti minuman pelanggan dengan uang pribadi nya.
“Empat orang di sana ya? Kata kak vivi lima orang, tapi cuman ada empat orang, tapi benar meja lima, dan pria di sana ada tato di lengan nya, buset ganteng ganteng banget pantesan kak Vivi murung gitu,”
“Biasa nya yang di sini sih ganteng juga tapi ini spek bule di meja nya semua, duh aku sih kalau gini juga mau,”gumam Arum tertawa kepada diri nya sendiri.
Bagaimana dia tidak terpesona di sana, Lukas di sana memakai kaos hitam dan celana loose hitam nya tidak lupa tato di lengan di baju kaos lengan pendek nya itu, dia sangat tampan dengan gaya bad boy nya itu.
Sedangkan Leon dengan gaya casual nya di sana santai, mirip dengan pria bertato itu apakah dia kembar pikir Arum awal nya bingung? dan satu lagi jeff di sana hanya diam menunduk tidak ingin mengobrol, dan terakhir pria yang benar benar seperti 100 persen bule.
“Astaga mata nya biru, benar benar bule pure haruskah aku pake bahasa inggris? Kak vivi ga bilang sih, aku coba deh,”ucap gadis itu langsung menghampiri para pria di sana.
“Excusume ser.”ucap Arum dengan ucapan abstrak nya.
“Ser this is water, her girl situ vivi name girl. Kasih is bir this.”ucap Arum menurunkan nampan dan berjongkok di depan meja menurunkan minuman itu.
“PFTTT HAHAHA KAU BICARA APA SIH? Apa itu bahasa thailand?”tawa Lukas dengan puas nya.
“Loh bisa bahasa indonesia ya kak? Saya kira ga bisa maka nya saya pake bahasa inggris,”ucap Arum dengan bingung menatap Lukas tertawa keras.
“Ya siapa bilang ga bisa, jadi itu bahasa inggris?”tanya Dean dengan bingung.
“Loh mas nya pure bule juga bisa indonesia yes?”tanya Arum sekali lagi.
Lukas tertawa dengan puas nya ucapan Arum benar benar lucu di sana, ya untuk pertama kali nya dia bertemu gadis polos di club seperti ini bahkan bicara bahasa inggris seolah itu adalah pengucapan benar.
“Sudahlah om jangan ketawa, ini kakak cantik ya nyapa om tadi ka Vivi traktir minuman ini jadi saya antarkan,”ucap Arum meletakkan minuman itu satu persatu.
“Pftt om.”tawa Dean kepada Lukas.
“Hei aku tidak setua itu, kau panggil om,”kaget Lukas dengan puas nya.
Alaska yang baru selesai dari toilet melihat meja mereka ada seorang pelayan di sana tapi Lukas terlihat tertawa di sana lalu kesal mereka semua tertawa, Lukas yang melihat kedatangan Alaska langsung memanggil pria itu.
“Aska, hei dia mengatakan aku om, pelayan ini,”