NovelToon NovelToon
Menuai Rindu

Menuai Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:50.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

" Mas Wira, kalau sudah besar nanti, Mega mau menikah dengan mas Wira ya?! pokoknya mas Wira harus menikah dengan Mega..?!" ucap gadis kecil itu sembari menarik lengan Wira.
Mendengar rengekan Mega semua orang tertawa, menganggapnya sebuah candaan.
" Mas Wira jangan diam saja?! berjanjilah dulu?! mas Wira hanya boleh menikah dengan Mega! janji ya?!" Mega terus saja menarik lengan Wira.
Wira menatap semua orang yang berada di ruangan, bingung harus menjawab apa,
" mas Wira?!" Mega terus merengek,
" iya, janji.." jawab Wira akhirnya, sembari memegang kepala gadis kecil disampingnya.
Namun siapa sangka, setelah beranjak dewasa keduanya benar benar jatuh cinta.
Tapi di saat cinta mereka sedang mekar mekarnya, Mega di paksa mengikuti kedua orang tuanya, bahkan di jodohkan dengan orang lain.
bagaimanakah Nasib Wira, apakah janji masa kecil itu bisa terpenuhi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kau cemburu?

Alunan musik pengiring telah berhenti, membuat semua penari juga menghentikan gerakannya.

Setelah dadak merak itu di lepas, terlihatlah wajah hidung mancung dan alis tebal milik Wira itu.

Mana ada perempuan yang akan mengatakan kalau Wira itu jelek, apalagi setelah tau apa pekerjaan Wira.

Jadi wajarlah jika gadis gadis di sekitarnya banyak yang mengaguminya,

Gadis gadis itu tidak memperdulikan usia mereka yang terpaut jauh dari Wira.

Sudah jelas Wira itu adalah seorang om bagi gadis gadis penari Jathilan yang rata rata masih SMA itu.

" mas Wira?" penari Jathilan yang tadi naik ke atas barongan mendekat, memberi Wira sebotol air mineral.

Namun Wira menolaknya, Wira menunjukkan dengan jelas garis batas antara dirinya dan para penari Jathilan di sanggar itu.

Mendapat penolakan tentu saja gadis itu terlihat kecewa, ia berjalan kembali pada teman temannya.

" Sudah kubilang kan? Mas Wira itu tidak suka anak kecil," kata salah satu teman gadis itu.

" lalu sukanya yang bagaimana?"

" kau tidak lihat perempuan yang datang bersama mas Wira tadi?"

Mendengar itu, gadis berambut pendek itu mencari sosok Mega,

Dan bertemu pandang lah ia dengan Mega,

Mega tidak tersenyum sama sekali, wajah yang biasanya lembut dan kalem, kini menampakkan ketidaksukaannya.

Yah.. sedikit kekanak Kanakan memang, namun Mega tidak suka melihat tingkah gadis yang centil itu, yang seakan sengaja menarik perhatian Wira.

Melihat wajah tidak senang Mega, gadis itu menunduk, lalu berbalik ke arah lain demi menghindari tatapan Mega.

Suroto mendekat ke arah Mega, memberi Mega sebotol air mineral dan beberapa cemilan.

" Bagaimana?" tanya suroto,

" bagus mas," jawab Mega menerima botol air itu, dengan senyum yang di paksakan.

" Gagah Yo Wira?"

" sampean juga gagah,"

Suroto tertawa,

" moso perut gembul begini gagah Mega?"

Mega melirik perut Suroto, memang sedikit buncit.

" Anak sudah dua Mega.. masakan istriku juga enak enak.."

" pantaslah mas sehat.." Mega tersenyum.

Mega menatap Wira dari kejauhan, rupanya laki laki itu masih sibuk berbincang dengan para anak muda.

" Aku senang melihat kau kembali lagi ke desa ini Mega.." ujar Suroto,

" iya mas.. baru bisa sekarang.." jawab Mega.

" apa kau lama disini Mega?"

" mungkin iya, mungkin juga tidak mas.."

" lho? Kok begitu?"

" aku kesini hanya untuk mencari angin segar.."

Suroto terdiam mendengar itu,

" angin segar bagaimana Mega? Kau tau kan kalau Wira senang sekali dengan kedatanganmu kesini?" Suroto menatap Mega serius.

Mega hanya mengulas senyum tipis,

" senyummu benar benar membuatku bertanya tanya Mega,

Apa yang sesungguhnya kau pikirkan.." ujar Suroto,

" hidupku di luar kendaliku mas Suroto.." jawab Mega pelan.

" lihatlah dia.. sejak dulu dia membuatku takjub,

Dia menarik, dan penyayang..

Perempuan mana yang tidak mau dengannya..

seharusnya dia sudah melepas masa lajangnya saat aku pergi mas," Mega menatap Wira.

" Jangan samakan Wira dengan laki laki lain Mega.

Aku berani bersumpah, tidak ada perempuan yang selama ini dekat dengannya," ujar Suroto,

" itu Justru membuatku merasa semakin bersalah.." Mega masih menatap Wira dari kejauhan.

" Apa kau bahagia dengan pernikahanmu Mega?" Suroto memberanikan diri untuk bertanya.

" apa aku harus menjawab mas?"

" jawablah Mega, agar aku tau Wira mempunyai harapan atau tidak?

Aku tidak mau dia terluka lagi?"

Mega lagi lagi diam,

" perasaan kami tidak bertepuk sebelah tangan mas, baik dulu ataupun sekarang..

tapi seperti yang mas dengar,

hidupku tidak di bawah kendaliku.." jawab Mega setelah lama diam.

" Begitukah Mega? Kau bahkan tidak bisa menentukan hidupmu sendiri meski kau dengan sadar mengatakan bahwa Wira tidak bertepuk sebelah tangan..

Kenapa kau tidak mau berjuang untuknya Mega?

Kenapa kau pasrah pada keadaanmu?"

Mega lagi lagi tertunduk.

Dari kejauhan terlihat Wira yang berjalan mendekat,

Senyumnya lebar ke arah Mega.

" Kau lelah menungguku?" tanya Wira duduk di hadapan Mega,

" ajaklah dia makan sebelum pulang," ujar Suroto lalu bangkit dan berjalan pergi.

" Iya, kita makan dulu?" tanya Wira,

Mega menggeleng,

" kenapa?"

" aku tidak lapar,"

Wira mengerutkan dahinya, menatap Mega baik baik,

" kenapa? Ada yang tidak kau suka? Ada yang mengganggumu?" tanya Wira sadar dengan perubahan raut wajah Mega.

" tidak, aku hanya ingin pulang.."

" Ya sudah, tapi nanti temani aku makan dirumah ya?"

Mega mengangguk.

" yawes.. Yukk..!" Wira bangkit dan Mega juga ikut bangkit.

Wira baru saja keluar dari kamar mandi, ia hanya memakai celana pendeknya,

Terlihat otot perutnya yang berbuku buku itu.

Sekarang Mega tau dari mana Wira mendapatkan otot itu setelah melihat betapa kerasnya ia latihan.

Mega mengalihkan pandangannya, dan Wira sadar itu.

" Kenapa? Seperti tidak pernah melihatnya saja malu malu begitu," ujar Wira sembari tersenyum, membuat wajah Mega bersemu merah.

" memang nya kapan aku pernah melihatnya?" balas Mega,

Wira mendekat,

" kau lupa ya?" tanya Wira,

" pantaslah, kau sudah menjadi istri orang.." imbuh Wira lalu berjalan ke arah kamarnya, setiap mengingat Mega sudah bersuami dan pasti sudah berkali kali tidur dengan suaminya, membuat Wira kesal.

Mega beranjak dari kursinya,

" aku mau pulang," pamit Mega berdiri di depan kamar Wira.

" Bukankah kau mau menemaniku makan?" tanah Wira sembari mengambil kaos dari lemarinya.

" Mas bukan anak kecil yang harus di temani, aku pulang dulu." Mega berjalan,

Namun Wira dengan cepat menyambar tangan Mega, menariknya masuk ke dalam kamar.

" kenapa lagi? Kau tersinggung dengan kata kataku tadi?" tanya Wira menatap Mega lekat.

" tersinggung? Untuk apa?" Mega berusaha melepaskan tangannya.

" kau bukan gadis tujuh belas tahun lagi, akupun bukan pemuda dua puluh tahun lagi.

Sejak pulang dari pendopo kau sudah berbeda,

Kau seperti tidak puas akan sesuatu,

Katakan ada apa?

Apa ada sikapku yang membuatmu tidak nyaman?" Wira memegang erat tangan Mega.

" sakit?" keluh Mega merasakan tangan Wira yang begitu erat.

" akan kulepaskan jika kau bicara?"

Mega menatap Wira,

" aku tidak ingin bicara apapun, aku ingin pulang dan tidur." jawab Mega dengan tatapan berani.

Melihat itu Wira melepaskan Mega, namun laki laki itu berjalan menuju pintu, dan seperti kemarin lusa, laki laki itu mengunci pintu kamarnya.

" tidurlah disini." ujar Wira sembari memakai kaos yang belum di pakainya tadi.

" dimana pikiranmu mas?" tanya Mega berdiri di hadapan Wira.

" hilang setiap kali berhadapan denganmu." jawab Wira santai,

Laki laki itu duduk di kursi kayu yang terletak di ujung ruangan kamarnya.

" Budhe akan memukulmu jika tau kau mengunciku di dalam kamarmu lagi."

" biarkan, akan ku terima semua pukulan ibu,"

" kau ini, sungguh menjengkelkan mas."

" kau juga, tapi cintaku lebih besar dari rasa jengkelku." ujar Wira santai, membuat Mega semakin kesal.

" kalau ku pikir pikir, aku tidak melakukan sesuatu selain menari di pendopo tadi,

Jadi apa yang membuatmu kesal?" Wira menatap Mega, tapi Mega malah membuang muka.

Setelah lama terdiam dan berpikir, Wira akhirnya tersenyum,

" kau marah karena aku mengangkat seorang penari Jathilan?" tanya Wira bangkit dan mendekat ke arah Mega.

Mega tidak menjawab,

" hahaha.." Wira tertawa,

" kau cemburu pada anak SMA itu?"

" mau SMA mau SMP dia tetaplah seorang perempuan." sahut Mega akhirnya, terlihat sorot matanya yang tak terima dengan kata kata Wira.

" tidak masuk akal.." ujar wira pelan, di hadapan wajah Mega.

" Begitukah? Aku mas larang berbincang dengan Ferdi, sementara dirimu sendiri menari dengan seorang gadis, bahkan membiarkan ia duduk di atas kepalamu?!"

" hohoho.. Kau cemburu.." Wira malah terlihat senang,

" harusnya aku mengangkat dua atau tiga gadis lagi tadi.. Agar kau semakin marah.." Wira terlihat sengaja membuat Mega semakin kesal.

" Ini yang kau bilang setia selama sepuluh tahun dan tidak ada satu perempuan pun di dalam hidupmu?" Mega bangkit dari duduknya.

Melihat itu Wira ikut bangkit, di tatapnya perempuan yang setinggi bahunya itu.

1
Murni Zain
Serius Handoko menangis 🤔🤔
msh ada hati dn perasaan sedih lihat anknya bersimpuh.. menyelamatkan dirinya. 🙄
indy
Pak handoko ke anak sendiri saja tega apalagi ke orang lain
Mika Saja
bisa nangis kau pak Handoko, penyesalan mu SDH TDK berguna lg, tinggal menunggu semua yg kau pnya akan hilang sekejap mata,,,mba ayu minta up 1x LG ya 🤭🥰
Mika Saja: siap mba ayu👍🥰🥰
ayuningdianti: besok ya kak.. matanya udah berat..😁🙏🙏
total 2 replies
margareta nababan
AYO UP LAGI KAKKKK PLIS KAMI NUNGGUIN MEGA D BAWA WIRA
Mika Saja
dah Wira ayo bw pergi aja Mega,, pelayan nya SJ sampai blng bgtu,tentunya mrk tau apa yg terjadi dirumah itu,,,
Nene Juan
Sampai ketinggalan tiga part, kenapa gx ada notip, di hpku yah..
Lyna Elza
hadehhhh HANDOKO dipelintir tangan nya Uda kesakitan kayak gitu..... sok pahlawan
Iyee Kah
suksess slalu thorr
ayuningdianti: amin kak...
total 1 replies
Sitti Ramadan
aku nangis lo thor, sedih, terharu wira dtg untuk mega, trus yudha ikhlasin mega buat wira walaupun dia juga harus babak belur
Murni Zain
Alhamdulillah akhirnya pertolongan dtg tepat waktu.. mas Wira ❤😍🥰
mbk Ayu the best ❤❤❤
Wiwik Roviyantini
kok ada y orang tua macam Handoko 😶😶😶
margareta nababan
kakkkkk, ayo up lagiiii saya ga sabarr nii
ayuningdianti: agak malam kak..🙏
total 1 replies
evi Lusi
makash upnya mbak Ayu
evi Lusi
wuih tepat waktu maz wiraa
Murni Zain
Alhamdulillah... akhirnya Wira dtg... tujukan pesona mu Mas Wira, bikin Handoko menyesal.balas semua perbuatan Handoko untuk Mega.
Lyna Elza
yessss hancur kan HANDOKO
Ervina Ard
Gimana nasib Yudha? Kl mngl, Handoko bs kena tp bs jg lolos, tergantung kekuatan 'rahasia' penyuapan yg dilakukan papanya Yudha.
santhy
mas wira .. aku padamu maaaass 😍
Mika Saja
orang tua Mega benar2 sakit ini,,Wira CPT lah kau dtng,,ayo selamat Mega dan yudha,,,basmi orang bersafari dan Orang tua mega yg benar2 mengerikan s
evi Lusi
semakin grrget aku sama papanya mega ini
sangat arogan sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!