NovelToon NovelToon
Istri Tak Ternilai

Istri Tak Ternilai

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:13.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Terbangun dari koma akibat kecelakaan yang menimpanya, Lengkara dibuat terkejut dengan statusnya sebagai istri Yudha. Jangan ditanya bagaimana perasaannya, jelas saja bahagia.

Namun, Lengkara merasa asing dengan suaminya yang benar-benar berbeda. Tidak ada kehangatan dalam diri pria itu, yang ada hanya sosok pria kaku yang memandangnya saja tidak selekat itu.

Susah payah dia merayu, menggoda dan mencoba mengembalikan sosok Yudha yang dia rindukan. Tanpa dia ketahui bahwa tersimpan rahasia besar di balik pernikahan mereka.

******

"Dia berubah ... amnesia atau memang tidak suka wanita?" - Lengkara Alexandria

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 - Papa

"Pergilah ... aku terima putriku kambali, dan jangan pernah berharap bisa kembali padanya."

Begitu jelas terbayang dalam benak Bima, ucapan papa Mikhail yang menusuk relung hatinya. Bukan hanya pada Bima, tapi ucapan itu jelas berlaku pada Yudha juga. Bima menjatuhkan talak dalam keadaan sadar, tapi anehnya setelah mendengar ucapan itu hati Bima seakan sakit.

"Ya Tuhan ... apa langkahku salah lagi?"

Bima tidak mengerti harus bagaimana, saat ini kesalahan seolah terletak padanya. Setelah tadi pagi mantan mertuanya masuk rumah sakit, tepat siang hari Yudha juga demikian.

Talak yang dia jatuhkan pada Lengkara kemarin berbuntut panjang. Mental Yudha semakin tertekan begitu mengetahui jika Bima sudah mengambil tindakan. Sudah jelas merasa berdosa dan bersalah karena keyakinan Yudha patah dan saat ini papa Mikhail tidak lagi percaya.

Semuanya kacau, malam ini dia masih termenung di koridor rumah sakit. Biasanya jam segini dia nekat pulang, tapi kali ini Bima tetap berada di Semarang. Ya, memang di sini tempat Bima seharusnya, untuk apa dia pulang jika Lengkara tidak lagi di sana.

Hampir larut malam, teleponnya berdering dan Bima kembali menghela napas berat. Setelah apa yang dia lewati, Bima sampai melupakan jika dia masih punya papa. Lama tak berkabar, Bima masih dicari juga.

"Kau tidak pulang lagi malam ini? Kamarmu mau ditempati Raja."

"Silahkan, Pa ... tidak masalah."

Bima tersenyum getir, dia salah sangka. Nyatanya bukan perhatian agar pulang, tapi hanya sebuah pemberitahuan bahwa putra mahkota itu akan menempati kamarnya. Sejak lama memang Raja menginginkannya, tapi Bima yang tidak suka berpindah jelas saja menolak.

"Papa dengar-dengar Yudha masih lumpuh? Papa sudah merencanakan pengobatannya ... sudah kuduga wanita siallan itu tidak ada gunanya, sok sekali nekat membawa anakku. Andai saja dia tidak egois dulu, kalian tidak akan terpisah dan kecelakaan itu tidak akan terjadi."

Bima tertegun, sesaat matanya mengerjap pelan lantaran merasa ucapan papanya seolah mimpi. Dia peduli perihal Yudha, bahkan tahu bagaimana keadaan Yudha dan ibunya. Namun, kalimat dimana sang papa menyebut ibunya siallan membuat hati Bima tergores.

Tanpa papanya rencanakan, Bima sudah lakukan lebih dulu terkait pengobatan Yudha. Hanya saja, akses Bima seolah sengaja dihalang-halangi dan kemungkinan besar itu adalah ulah papanya.

Kendati demikian, Bima tidak akan membahasnya. Yang dia pedulikan saat ini sedikit hati papanya untuk Yudha, dia bahkan masih melongo seakan tak percaya.

"Pa ... bisa papa ulangi? Apa papa menerima Yudha sebagai anak?"

"Hm, kalian darah dagingku ... tapi selama wanita siallan itu masih ada, papa akan terus bersikap begini."

"Ibu tidak sialan, Pa!! Jangan asal bicara!!" sentak Bima mulai kehilangan kendali, sehina itukah ibunya sampai menjadi alasan kasih sayangnya seakan terhalang.

"Sudahlah, Bima ... kau tidak akan mengerti jadi cukup diam dan menuruti kemauan papa."

Agaknya kebencian papanya pada sang ibu begitu membekas. Bahkan setelah dipersatukan kembali pada seseorang yang dia cintai, tetap saja kebencian itu membekas dalam diri Atmadjaya.

Ya, Bima paham itu. Tidak masalah karena perkara hati memang Bima enggan ikut campur, yang terpenting saat ini adalah pengakuan papanya tentang Yudha, itu saja yang utama.

Bima kembali tenggelam dalam keheningan, hari ini luka dan pengobat seakan Bima dapatkan dalam satu waktu. Pria itu kini beralih menatap layar gawainya, tidak ada pesan beruntun dari Lengkara malam ini.

Biasanya, minimal peringatan agar hati-hati pasti Bima terima. Bukan karena Lengkara mengira dirinya Yudha, tapi malam kemarin juga Lengkara tetap mengirimkan pesan padanya.

"Apa yang aku pikirkan ...." Bersamaan dengan helaan napas panjang, Bima mengusap wajah kasarnya.

Hingga, kala teleponnya bergetar cepat-cepat Bima memastikan siapa yang menghubunginya. Sungguh tergesa, seakan khawatir terlambat membacanya. Namun, Bima kembali menelan kekecewaan setelah membawa isi pesan tersebut.

"Bedebah!! Kau kira aku bisa ditipu?!" Matanya memerah, rahang Bima mengeras lantaran menahan amarah. Give away artis katanya, mengikuti kehidupan mereka saja Bima tidak pernah.

.

.

Hanya karena pesan itu, Bima gusar sendiri. Kekesalannya bahkan bertahan hingga esok hari. Bahkan, Yudha dibuat bingung dengan wajah masam saudaranya.

"Kenapa kau masih di sini?"

"Ibu memintaku menjagamu," jawab Bima seadanya.

"Keluarlah, aku tidak ingin bertemu siapapun."

Sama sekali Bima tidak mengerti kenapa Yudha tiba-tiba malas ditemui. Apa karena kecewa dengan langkah Bima? Sungguh, saat ini pria itu bahkan enggan menatapnya lebih lama.

"Yudha ...."

"Keluarlah, Bima ... aku benar-benar malu, bahkan rasanya ingin mati saat ini juga," lirih Yudha kembali meratapi hal yang sama.

Malu pada orangtua Lengkara, dia gagal dengan segala cara yang dicoba. Terlebih lagi, dia sempat membanggakan Bima seakan pria paling sempurna untuk mendampingi Lengkara.

"Aku keluar, beberapa jam lagi Lengkara akan datang untuk menemuimu."

"Untuk apa? Jangan membuatku semakin malu ... padamu saja papa sangat marah, apalagi padaku."

"Terserah kau saja."

.

.

- To Be Continued -

1
syfh.BungaZahra
inget si Fadil ngendorse ngajak pak muh pakaian wanita. lucunya bikin sakit perut! 😂😂🤣🤣
syfh.BungaZahra
ᥬ🤣᭄ ᥬ🤣᭄ ᥬ🤣᭄ ᥬ🤣᭄ ᥬ🤣᭄
Rika Anggraini
perempuan dibohongi sama mengali kuburan sendiri
Faris Fahmi
silahkan mas🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
Amiiiiiin
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
kyai sean.dateng👏👏
Halimah
nah loooo mau ditonjok😂😂😂
Halimah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
minarni 0714
Luar biasa
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!