Rindu Tak Bertepi

" Bi Sati, cucu bibi lucu banget, sih! " puji mama Dante.

" Hehehehe, ia ya bu. Makasih ya bu!"

Bi Sati meneteskan air matanya.

" Andai nyonya tau, kalau Xander itu adalah cucu nyonya. " gumam bi Sati.

Hari mulai petang, akhirnya mama Dante pun kembali. Begitu melihat mereka pergi, Elsa segera masuk ke dalam.

" Biiiiiii, bi Satiiiiii, ! "

" Ia nak, "

" Bi, Xander baik - baik aja, kan? "

" Kamu kenapa? Xander baik - baik aja kok! "

" Dimana Xander, bi? "

" Ada dikamar, nak! "

Elsa berlari menuju ke dalam kamar. Ia melihat Xander sedang bermain dengan mainannya. Elsa langsung memeluknya.

" Nak, kamu kenapa? "

" Aku takut bi, kalau Xander diambil! "

" Diambil keluarga Dante? "

Elsa menganggukkan kepalanya.

" Kamu jangan takut ya! "

Elsa menangis.

" Kamu jangan nangis lagi ya. Oh ya gimana hari ini? kamu dapat pekerjaannya? "

Elsa menggelengkan kepalanya.

" Belum, bi! "

" Dante bertanggung jawab untuk kalian, kan? kenapa kamu sibuk mencari pekerjaan, nak? "

" Aku takut bi! "

" Xander tanggung jawabnya. Percayalah, Dante tidak seperti yang kamu pikirkan. Tenangkan hati mu. Fokuslah mengurus Xander, nak! "

Elsa kembali menganggukkan kepalanya.

****

" Minggu depan aku pulang ke Jakarta, ada hal yang penting yang harus aku selesaikan. " ucap Dante pada Anisa.

Anisa tidak perduli pada ucapan Dante.

" Bagus dong, itu artinya, aku bebas party dengan teman - teman ku. " gumam Anisa.

Dante tidak kembali ke Jakarta. Ia hanya pindah ke apartemen yang baru. Dante akan segera menjual apartemen yang di huni mereka. Dante tidak mau lagi tinggal di apartemen itu.

Anisa percaya begitu saja kalau suaminya itu ke Jakarta.

****

Dante terbangun dari tidurnya. Ia tidak melihat Anisa. Dante tidak perduli kemana perginya wanita itu.

Deeerrtttt... deerrtt.... deerrttt... ponsel milik Dante berdering.

" Ia, ada apa? "

" Pak, semua nya sudah beres. "

" Baik la, sekarang juga aku akan pergi! "

Dante mengambil sisa barang - barangnya. Lalu ia pun pergi.

****

" Gimana keadaan Anisa ya, pa? mama kangen banget, lho! "

" Lihat kesana dong! "

" Pa, teman arisan mama, uda punya cucu , lho! "

" Oh ya? "

" Mama pengen Anisa dan Dante segera memberikan cucu untuk kita. "

" Sabar dong, ma! "

****

Akhirnya Dante pun tiba di apartemen miliknya yang baru. Apartemennya cukup luas.

" Apakah bapak aja tinggal disini? " tanya seorang bawahannya.

" Ya, emangnya kenapa? "

" Ga sih, pak. Tapi kenapa harus pindah? padahal kan apartemen yang disana masih bagus. "

" Apartemen itu tidak lagi bagus, sudah kotor. "

" Kotor gimana, pak? kan bisa dibersihkan! "

Dante tertawa.

" Kamu ga perlu tahu, apartemen itu kotor karena apa. "

Dante melihat rekaman video itu.

" Secepatnya aku akan menceraikan kamu Nisa! " ucap Dante.

Dante mencari nama seseorang, ternyata nama Elsa. Dante mencoba menghubunginya. Ternyata Elsa menjawab telpon tersebut.

" Hai, gimana kabar mu? "

" Mas Dante? "

" Ia, kamu ga kangen sama aku? "

Elsa menangis. Elsa pun mengatakan apa yang telah dilihatnya tentang diri nya dan Anisa. Dante mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Cerita Dante dan bi Sati hampir sama. Elsa mulai percaya.

****

Anisa dan teman - temannya kembali party. Kali ini Anisa mabuk berat. Jack, memanfaatkan kesempatan ini untuk bercinta dengan Anisa. Jack membawa Anisa ke apartemen milik mereka. Karena sudah mabuk berat Anisa hanya tidur terlentang.

Perlahan Jack melepaskan satu persatu pakaian Anisa. Jack pun mencumbuinya dengan mesra. Anisa mulai merasakan kenikmatan bercinta. Karena selama ini, ia tidak pernah merasakan bercinta dengan Dante. Antara sadar dan tidak, Anisa sangat menikmatinya, Anisa pun membalas permainan Jack.

Anisa dan Jack tidak sadar kalau Dante sudah memasang CCTV tepat di kamar itu . CCTV itu langsung koneksi ke ponsel milik Dante. Dante melihat permainan ganas mereka . Dante semakin yakin untuk melepas kan Anisa.

****

Hari itu, Anisa dan Xander pergi ke rumah sakit. Tanpa sengaja, Farel melihat mereka.

" Itu kan Elsa? bayi itu?" Farel langsung berlari menemui Elsa.

" Elsaaaaa....! " panggil Farel.

Elsa langsung menoleh ke arah datangnya suara.

" Dia bukannya adik mas Dante, ya? " gumam Elsa.

" I - i - ia, ada apa ya? "

" Kamu Elsa kan?" tanya Farel sembari melirik Xander.

" Ia, kamu adiknya mas Dante kan? "

Farel menganggukkan kepalanya.

" Siapa bayi ini? " tanya Farel pura - pura tidak tahu. Padahal sebenarnya ia tahu kalau yang di gendong Elsa itu adalah anak Dante.

" Dia anak ku, "

" Oh anak mu. "

Elsa terdiam.

" Maaf, aku terlalu lancang! "

" Ia ga pa-pa. Aku permisi dulu ya! "

Elsa langsung pergi meninggalkan Farel. Begitu Elsa pergi, Farel menghubungi mas nya.

" Mas, aku lihat Elsa dengan seorang anak bayi. "

" Bayi? "

" Apakah itu anak mu , mas? "

" Ia, namanya Xander."

" Mas, kenapa mas ninggalin mereka? kapan mas kembali pada mereka? "

Dante menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan Anisa. Ia juga memberitahukan perlakuan Anisa selama di Amerika. Mendengar ucapan mas nya itu, Farel sangat terkejut sekali. Ia tak percaya kalau Anisa seperti itu. Yang ia tahu, Anisa itu anak yang takut untuk pergi ke tempat seperti itu.

" Ya, tapi seperti itulah kelakuan Anisa. Dan aku juga uda pindah apartemen. Tinggal menunggu waktu aja, Rel! "

" Mas, mas yang sabar ya! "

" Rel, tolong kamu jaga Elsa. Elsa sekarang tinggal di rumah mas, "

" Tinggal dirumah mas? "

" Ia, karena hanya itu lah tempat yang paling aman untuk mereka. "

" Ia, aku akan menjaga mereka. "

" Salam buat Xander ya ! "

Percakapan pun terputus.

" Kasihan Elsa! " gumam Farel.

****

" Tok...tok.. tok... tok....

Elsa buru - buru membuka pintu rumah itu. Saat itu, bi Sati tidak ada dirumah, ia sedang pergi ke pasar. Elsa mengira kalau yang mengetuk pintu itu adalah bi Sati.

Kreeeekkkk....

Elsa sangat terkejut ketika melihat Farel berdiri tepat di hadapannya.

" Ka - ka - kamu? "

Farel tersenyum.

" Ga usah takut, mbak! "

" Si - si - silahkan masuk! "

Perlahan Farel masuk ke dalam rumah itu.

" Emang beda ya, kalau ada perempuan yang ngurus rumah ini, penuh dengan bunga - bunga! "

" Ia, aku uda minta ijin kok sama mas. Dante, heheeh! "

" Ia mbak, ga pa-pa. Oh ya Xander dimana? "

" Xander? "

" Ia mbak, ini ada oleh - oleh dan mainan untuk Xander! "

" Wah, makasih ya. Oh ya kamu mau minum apa? "

Tak berapa lama, bi Sati pun tiba.

" Eh den Farel, apa kabarnya ? "

" Baik bi. Bibi apa kabarnya? "

" Baik juga, den. "

" Oh ya, aku boleh ga lihat Xander ? "

" Boleh, "

" Biar bibi aja yang ambil, nak. "

Bi Sati membawa Xander bertemu dengan pamannya.

" Wah, cakep banget kamu Xander! " puji Farel.

Elsa hanya bisa tersenyum.

" Mirip papa nya ya, mbak! "

" Ia, " jawab Elsa singkat.

Farel langsung menggendong Xander.

" Andai mama tahu Xander ini cucunya, pasti mama bahagia banget! "

Elsa kembali tersenyum.