Terjerat Cinta CEO Kejam

Saat damian keluar dari kamar ia melihat ke arah dapur dan berteriak

"CHIKA" sambil berlari ke arah dapur

Chika yang mendengar teriakan dari damian langsung tersadar dari lamunan nya

"Akhhh" teriak chika karena kompor yang ia buat masak sudah gosong dan api mulai naik ke wajan ,

Dengan cekatan damian langsung mematikan kompor dan menyemprotkan APAR yang memang tersedia di dapur,

"kamu gak apa apa?" tanya damian pada chika yang masih sock dengan apa yang telah ia lakukan hampir saja ia membakar dapur apartemen.

chika menatap damian dan pada akhirnya menangis

"ma maap a aku a aku gak sengaja" ucapnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Damian yang mengerti langsung memeluk chika dan membawanya ke sofa ruang tamu.

"oke gak apa apa, kamu duduk disini" ucap damian, ia kembali ke dapur untuk mengambil minum sesekali ia menatap kompor dan wajah disana terlihat makanan yang sudah gosong disana. sambil menghembuskan nafas beratnya damian kembali pada chika dengan segelas air .

"minum lah" ucap damian lalu menyodorkan gelas tersebut ke pada chika,.

Chika menerimanya dan meminumnya sampai setegah.

"maap tuan, saya akan membereskan nya dan akan memasak makanan yang lain" ucap chika

"duduk lah," ucap damian sedikit tegas.

Mau tak mau chika pun menurut,

Damian kembali ke dapur dan mengusap wajahnya ia benar benar tak habis pikir dengan chika, bisa bisanya ia melamun saat memasak.

damian menghubungi Rio untuk memberes kan dapurnya karena ia sedikit tak suka melihat dapur berantakan.

{ Rio ke apartemenku}

{Baik pak}

Tak butuh waktu lama Rio telah sampai ke apartemen damian, ia masuk tanpa mengetuk pintu dahulu karena ia juga punya akses kesana.

"ada apa tuan?" tanya rio saat ia masuk ke apartemen damian. Rio juga melirik ke arah dapur yang cukup berantakan.

"kau sudah melihatnya, suruh orang untuk membereskannya dan pesankan aku makan malam" ucap damian

"baik tuan"

"ayo kita ke kamar" ajak damian pada chika

"tapi dapurnya"

"Rio yang akan membereskan semuanya"

"maaf Rio" ucap chika

"tak apa nona"

Damian membawa chika ke kamarnya agar istirahat dan meninggalkan rio di sana

"huh" ucap rio melihat dapur yang berantakan. Ia lalu menghubungi seseroang untuk membereskan dapur tak lupa ia memesan makanan yang damian suruh.

...****************...

"tok tok tok" rio mengetuk pintu kamar damian dan chika.

"ini tuan pesanan anda" ucap rio pada damian yang membuka pintu

"hmmm kamu sudah memanggil orang untuk membereskan dapur?" ucap Damian

"sudah tuan

"bagus, kamu juga bisa makan rio" ucap damian

"baik tuan "

Damian pun menutup kembali pintu kamar

"makan lah" ucap damian lalu menyerahkan bingkisan yang bawa.

Chika membukanya dan menatanya, chika merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan pada damian. Ia tak menyangka seceroboh itu dirinya tadi.

"ini tuan" ucap chika

"hmm"

Damian dan chika akhirnya makan dalam diam, jujur saja damian lumayan lapar. tapi chika sunggu tak berselera lapar.

"makan lah yang benar, kamu bisa sakit ." ucap damian.

"baik mas" ucap chika sedikit takut, chika akhirnya makan dengan sedikit tak enak tapi ia lumayan takut karena sorot mata chika

"aku akan berbicara dengan sarah untuk hubungan kita" ucap damian di sela sela makan

"tapi apa dia akan menerima semuanya?" tanya chika ragu

"tentu saja, kamu tenang saja" ucap damian tapi chika hanya terdiam

"apa ada yang membuat kamu hawatir?" tanya Damian kembali

"tentang kontrak kita, apa mas akan menceritakan tentang itu juga"

"tentu saja tidak kedua orang tua ku akan tau nanti dan mereka akan marah akan hal itu"

"tapi menurutku mereka tak akan hawatir, ibu sekar tak pernah menyukai diriku sejak awal." ucap chika sedikit sedih

damian menatap chika dan melihat kesedihan di mata chika,

"kamu tak usah hawatir, semuanya akan menjadi tanggung jawabku" ucap damian tegas

"baik mas" ucap chika ia pun melanjutkan makan meskipun sudah tak berselera

Damian menatap chika dari atas sampai bawah, ia masih tak percaya ia menikahi gadis yang seumuran adiknya bahkan sahabat adiknya. dan pasti akan ada masalah baru kedepannya

chika sudah selesai makan dan membereskan bekas makan tadi.

"biar aku saja yang membuangnya" ucap damian dan di angguki oleh chika

Jujur saja chika sedang tak ingin berdebat dengan damian, rasanya sungguh tak enak, tubuh dan pikiran nya entah dimana, di tambah ia masih tak bisa menghubungi sekar.

Dengan penuh pertimbangan chika akhirnya menghubungi amel karena ia pikir mungkin amel harus tau masalah antara dia dan sarah, amel biasanya paling bijak untuk menghadapi masalah.

{ hallo }

{ya chika}

{hmmm apa}

{ sekae ada disini dan ia sudah menceritakan semuanya padaku } ucap amel to the point

{ maap mel }

{tak apa chika, kita bicara besok yah, istirahat lah, aku juga harus mendengar penjelasan darimu }

{ apa tak sekarang saja}

{ tak chika sekar ada disini, ia juga sedang tantrum akan masalah antara kalian, jadi sebaiknya kamu istirahat, besok kita bicara }

{ titip sekar yah mel }

{ lo tenang aja, bye }

{ bye }

Chika menghembuskan nafas beratnya jujur saja masalah antara dirinya dan sekar cukup menguras pikirannya, ia takut sekar membencinya. Baginya sekar adalah keluarga nya.

"istirahat lah" ucap damian yang sedari tadi di kamar

"mas kapan masuk?" tanya chika heran

"aku sudah disini sejak kamu bertelepon"

"oh, maap kan aku, aku tak tau "

"istirahat lah, besok aku akan bicara dengan sekar"

"baik lah"

Pada akhirnya chika naik ke ranjang dan mencoba tidur begitu juga dengan damian ia sudah menyuruh rio untuk membereskan masalah di dapur jadi ia memutuskan untuk istirahat.

chika akhirnya tertidur dalam pelukan damian, damian yang melihat chika gelisah akhirnya memaksa chika untuk memeluknya dan tak lama chika pun tenang dan tidur.

...****************...

Tengah malam yang dingin chika pun mengigau,

"ibu ibu" ucapnya

Damian pun terbangun dan merasakan hawa panas dalam tubuh chika.

"demam" ucap damian

Damian pun pergi ke dapur untuk mengambil kompresan .

Ia mengompres chika agar demamnya turun .meskipun chika hanya mengigau sebentar tapi panasnya cukup tinggi

"39 derajat cukup tinggi" ucap damian

Seperti pernah terjadi sebelumnya saat di rumah sakit dulu akhirnya damian membuka baju chika dan memeluknya agar panas di tubuh chika sedikit turun.

damian memeluk chika dan mengecek suhu tubuh chika dan akhirnya sedikit demi sedikit panas chika pun turun Dan ia pun tertidur.

Pagi pun menjelang, damian terbangun terlebih dahulu tak lupa ia mengecek suhu tubuh chika

"syukurlah sudah tak demam lagi" gumam damian dan ia pun pergi ke kamar mandi.

Bersambung. . .

Terima kasih yang sudah baca ceritanya.

Tolong like komen dan vote yah.

Jangan lupa bintang 5 yah, biar thor semangat lagi bikin ceritanya.

Mulai besok thor up nya tiap jam 6 sore yah.

Untuk double up thor masih belum bisa maaf yah.