Gairah Sang Mantan

Aku bergegas naik ke motor Bagas, bersama dengannya aku menuju Pos pintu masuk untuk menemui Randra .

"Dimana dia ? " tanya bagas menghentikan motornya setelah sampai di pos pintu masuk

" Katanya sih nunggu dekat sini, kita tunggu aja sampai dia" ucapku

"Coba chat lagi, bilang kamu sudah disini"

"Enggak ah, biarin aja, kalau sampai 10 menit masih gak keliatan, kita pulang aja" jawabku malas

" jangan gitu.. Lebih cepat kan lebih baik.. Urusan dengannya juga cepat selesai, kamu mau di terorin gara gara nunda ketemuannya? " ucap Bagas ada benarnya juga

" iya deh iyaa.. Bentar aku chat dia dulu" aku membuka akun sosmedku dan mengetik pesan , memberi lokasi tempatku memunggunya .

"Kok chatnya lewat ig ? " tanya bagas heran

" Ya kan dari awal chatnya di ig . Kenapa?

" Gak pakai whatsapp aja ? "

" Ogahh.. Mending gini aja dia gak tau nomer aku, lagian dia juga pengecut banget, masa hubunginnya pakai fake akun "

"Oh yaa? Hmmm.. Udah kayak teroris aja" jawabnya terkekeh

"Iyaa bener.. Benerr.." ucapku semangat membenarkan ucapan bagas .

Bagas yang melihat ekspresiku seketika mengusap pucuk kepalaku dengan tersenyum .

"Jangan sampai jadi korban teroris lagi" ucapnya kemudian

" Gak akan ! " jawabku yakin.

Saat Bagas mengusap kepalaku terdengar suara motor berhenti di belakangku, karna masih belum melihat siapa orangnya , aku dan Bagas masih melanjutkan obrolan kita sambil tertawa .

"Ekheeemmm" terdengar suara deheman dari arah belakangku .

Sontak aku dan Bagas bebarengan menoleh ke arah sumber suara.

Saat kami menoleh, dia membuka Helm yang ia pakai.

"Randra" ucapku pelan saat melihat wajahnya.

Aku segera mengatur ekspresi wajahku untuk terlihat tenang seperti biasa, lalu aku menoleh ke arah Bagas yang juga sedang melihat ke arahku .

"Bicaralah.. Aku tunggu disini " ucapnya

" Kamu ikut saja, kita ngomong bertiga" ucapku sambil memegang tangan Bagas . Tanpa menjawab , bagas hanya melihat ke arahku dan Randra .

"Ayo kita cari tempat untuk bicara Mey" ucap Randra

" Disini saja, ada bangku disini, kita bisa duduk disini" ucapku dengan datar

"Apa kamu bisa memberi waktu untuk kami berdua bicara mas? " ucap Randra pada bagas .

Sebelum bagas menjawab, aku mendahuluinya

"Dia akan tetap disini " ucapku semakin dingin

"Tapi mey, ini masalah kita berdua, kita selesaikan berdua, dia bahkan tidak ada kepentingan diantara kita " ucap Randra yang semakin membuatku ingin marah .

"Benar yang di ucapkannya Mey, kalian ngobrol saja berdua, aku tunggu kamu di sebrang jalan itu " ucap bagas sambil menunjuk arah yang di maksud

"Enggak usah, kamu tetap disini " ucapku pada bagas

" Dan jika kamu keberatan dia ada disini, mending kita pulang saja" ucapku kini menatap Randra

"Tapi dia tidak ada sangkut pautnya dengan kita Mey "

"Tapi Dia lebih mengerti keadaanku saat itu" jawabku semakin dingin

" Okeh .. Okeh.. Terserahmu saja" jawab Randra memgalah.

Jujur saja Aku merasa Muak melihat kedatangan Randra. Ada perasaan Benci yang tiba tiba datang.

"Ya sudah mau ngomong apa, jangan buang buang waktu" ucapku masih datar

Kini posisiku dudu bersebelahan dengan Bagas, sedangkan Randra duduk di depan kami .

" Mey.. Aku ingin meminta maaf untuk waktu itu " ucapnya kemudian

"Untuk waktu yang mana ? " tanyaku balik

"3tahun yang lalu"

"Yang Mana ? Tanyaku lagi.

Sebenarnya aku tidak mempersulitnya ,hanya saja aku ingin melihat bagaimana dia mempertanggung jawabkan masalalunya