Dikejar Duda Keren

  "Sepertinya semua tak bisa diubah, kalau mama tetap saja memaksa." batin Damian yang mengingat apa yang diucapkan oleh mamanya pada dirinya.

  Sedangkan Lukita sedang bersiap untuk berangkat ke kampus dengan menaiki sepeda motor.

  Beberapa menit kemudian

  Lukita sudah sampai di kampus, dia segera memikirkan sepeda motor miliknya, dari kejauhan ada seorang pria terus memperhatikannya.

  "Apa perasaanku saja ya." batin Lukita yang merasa ada yang memperhatikannya, tapi diarea itu tidak ada seseorang.

  Lukita melanjutkan perjalanannya keruang kelasnya, didalam kelas sudah ada Mia dan Amira yang sudah lebih datang.

  "Tumben kamu sudah lebih dulu datang biasanya telat." ucap Mia yang sibuk membuka tas miliknya.

  "Kan yang kemarin-kemarin itu pas macet dijalan, makanya telat. Beda sama sekarang." jawab Lukita yang sibuk mempersiapkan buku.

  Mereka bertiga saling tertawa, hingga pak dosen mereka akhirnya datang dan mulai fokus pada pembelajaran.

  Siang hari

  Sudah waktunya mereka bertiga istirahat posisi mereka sudah ada di kantin kampus. Mereka terlihat begitu bahagia dengan candaan mereka.

  Dari arah samping ada wanita menatap tajam kearah Lukita.

  " Kenapa lagi tuh anak, apa matanya lagi sakit katarak ya. Lihat aja tajam banget." batin Lukita melirik kearah wanita itu.

  "Kamu kenapa luk?" tanya Amira yang merasa ada yang aneh dari Lukita.

  "Tidak apa-apa apa." jawab santai Lukita.

  "Lihat tuh, kayaknya si Mira Dari tadi menatap kamu. " bisik Mia yang ada disampingnya.

 " Biarin saja, ngapain ngurus dia. " Lukita malas berurusan dengan wanita satu ini apalagi permasalahan dalam hidupnya lebih memusingkan.

 " Ayo balik kelas, kurang setengah jam lagi dimulai. " ajak Lukita, akhirnya mereka pergi bersama-sama. Tanpa dia sadari ada wanita yang sedang memahan emosinya.

  "Lihat saja kamu Lukita,akan kubuat kamu menyesal." batin Mira yang benar-benar benci pada Lukita.

  Beberapa jam kemudian

  Akhirnya Lukita bisa pulang, dia bergegas keluar. Kebetulan Mia dan Amira masih ada di perpustakaan mencari buku untuk tugas mata kuliah mereka.

  Lukita pun kaget dirinya dihadang oleh tiga wanita. Sontak saja Lukita kaget kenapa dirinya dihadang.

  "Kamu ya, keterlaluan juga kamu mulai berani membuat teman kami luka-luka seperti ini." salah satu dari mereka maju, sedangkan Lukita kebingungan.

  "Ini ada apa ya, masalahnya aku baru keluar kelas." Lukita nampak kebingungan kenapa dirinya dihadang.

  "Alasan kamu, kenapa kamu memukul teman kami. Lihat tangannya memar begini." ucap salah satu dari mereka.

  "memar?" Lukita langsung melihat wanita itu.

  "Pasti dia mulai cari gara-gara denganku." batin Lukita yang bisa langsung menebak.

  Lukita pun melirik diarah samping ada kran dan ember berisi air. Tanpa menunggu lama Lukita langsung mengambil gayung dan melemparkan pas badan dan tangan Mira.

  "Akkkhh."

  "Kenapa kamu siram aku dengan air." teriak Mira, Lukita langsung mendekati Mira dan menarik tangan Mira.

  Tangan Mira langsung digosok dengan tangan Lukita. "Lho katanya memar karna aku pukul, kenapa memar itu langsung hilang?" tanya Lukita yang sengaja menjebak Mira.

  Tangan Mira langsung dipengang oleh mereka. "Beneran, kok bisa hilang luka memarnya?" tanya salah satu dari mereka hingga Mira terlihat gugup.

  "Mira, kamu tidak sedang berbohong kan?" tanya salah satu dari mereka.

  Mira hanya menundukkan kepala."Makanya mbak-mbak yang cantik ini, jangan asal labrak tuh hasilnya memarnya hilang kan. kalau mau main sandiwara sana ikut sinetron. Ini di kampus tempat cari ilmu bukan panggung sandiwara. " jawab Lukita yang langsung membisikkan sesuatu di telinga Mira.

 " Kurang pintar kamu akting, lebih baik kamu diam sebelum dibelakang aku hajar habis-habisan seperti hari yang lalu. " bisik Lukita yang tersenyum sinis.

  Lukita pun melambaikan tangan kepada mereka bertiga. Dia pun pergi kearea pakiran, nampak Mira kesal dengan kedua tangannya menggenggam dengan erat.

  Sedangkan Lukita berjalan begitu santai." Salah lawan. " batin Lukita yang berjalan kearah luar.

 " Nona. "Lukita langsung menoleh kearah ujung jalan.

 " Susu milo. " gumam Lukita yang kaget dengan kehadiran orang itu.pria itu lari mendekati Lukita.

 " Mari nona, kebetulan tuan sudah menunggu nona didalam mobil. " ucap Milano pada Lukita.

 " Bossmu lagi? "

 " Iya nona, tuan Damian sudah menunggu nona didalam mobil. " jawab Milano pada Lukita.

 " Kenapa dia datang lagi. Apa tidak cukup sudah mamanya sekarang giliran anaknya. " Lukita menepuk dahinya sendiri.

 " Ada apa nona? " tanya Milano pada Lukita yang terlihat aneh dari ekpresinya.

 " Tidak apa-apa. " jawab Lukita yang masih menahan perasaan itu , Lukita segera menuju mobil milik Damian dan langsung dibuka oleh asistennya.

  Damian terlihat diam saat Lukita masuk kedalam mobil,dan Lukita balik menatap pria itu.