NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Secret Conversation

Keheningan semakin mencekam. Air conditioner yang dingin terasa menghangat. Peluh bercucuran dari kening dan tubuh mereka yang basah dengan keringat.

"Apa tidak ada cara lain?" Tanya salah seorang dari mereka.

"Seandainya ada tapi sayangnya benar-benar tidak ada. Aku tidak memiliki pilihan."

"Aku merasa kita melewati batas." Ujar seorang yang lain. Meminum air di dalam gelas untuk mengurangi kegugupannya.

"Dia semakin dewasa. Kita berpacu dengan waktu. Seandainya, Putra tahu apa yang terjadi. Dia tidak akan memaafkan kita semua."

"Aku tidak ingin meneruskan ini semua." Ujar seorang yang lain. Mengacak rambutnya.

"Aku harus melindungi Miranti dan Putra kami. Benar-benar tidak ada pilihan lain."

"Apakah Miranti tahu tentang semua ini?"

" Dia tidak tahu apa pun. Aku belum bisa mengatakannya. Tidak ingin dia mengetahui apa yang tidak perlu dia ketahui."

"Dia tidak tahu kalau kau suaminya?"

"Tentu tidak."

"Mengapa kau tidak mengatakannya?"

"Aku tidak ingin memaksanya dan membuatnya shock."

"Dia tidak tahu kalau surat kuasa agar kau mewakili Putra untuk menikahinya tidak kau gunakan dengan seharusnya? Kau bekerja sama dengan keluarganya?"

"Tidak ada pilihan lain. Dia tidak akan pernah diterima di keluarga Putra. Perbedaan status sosial. Keluarganya juga memahami hal itu."

"Kami menemaninya pada saat akad nikahmu dengannya. Dia tampak begitu sedih dan tidak bersemangat."

"Aku bisa memahaminya. Dia sangat mencintai Putra. Aku tidak tega memberitahukannya."

"Dia tidak tahu ramuan dan aroma terapi yang diberikan pada Putra adalah obat tidur dan zat yang bisa menimbulkan halusinasi seksual?"

"Tentu tidak. Dan dia juga tidak tahu sama sekali bahwa kami suami istri. Aku yang dia layani bukan Putra. Aroma terapi itu memang mengacaukan syarafnya dan menimbulkan halusinasi."

"Bagaimana perasaanmu mengetahui dia mengira mu adalah Putra?"

"Aku terlalu mencintainya dan tidak ingin memikirkannya. Selama aku memilikinya semua sudah cukup."

"Miranti juga tidak tahu bahwa Malik adalah anakmu bukan Putra?"

"Tentu saja dia tidak tahu. Itu lah sebabnya, aku ingin semua ini selesai. Tahta itu turun ke Malik. Miranti mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini."

"Kau membiarkannya bersama Putra?"

"Tentu tidak."

"Aku tidak mengerti maksudmu."

"Tidak hanya Satria tapi juga Putra dan Gayatri."

"Apa?"

"Miranti akan menikahi ku kalau Putra sudah tak ada."

"Bagaimana jika dia tetap tidak mau? Kau tahu bagaimana teguh nya dia?"

"Aku akan mengatakan semuanya. Aku tidak mempergunakan surat kuasa dari Putra untuk mewakilinya menikahi Miranti. Aku akan mengatakan bahwa sejak akad nikah tersebut aku yang menjadi suaminya bukan Putra. Keluarganya juga akan memberitahukan yang sebenarnya padanya. Aku yakin jika tidak ada Putra. Dia akan menerimaku. Dia tidak akan tega memisahkan aku dan Malik."

"Kau terlalu banyak menyimpan rahasia. Dan menyelesaikan semua dengan caramu."

"Menurutmu apa yang harus aku lakukan?" Tanya lelaki itu kembali.

"Entahlah! Aku hanya tidak bisa membayangkan kita akan melakukan ini semua. Kalian berdua adalah sahabatku."

"Kau pikir Putra bisa mengerti dengan semua yang kita lakukan?"

"Aku menginginkan perusahaan ku kembali. "Ujar salah seorang membuka suaranya.

"Itu alasanmu bergabung dengan kami? Perusahaan mu?"

"Aku tidak bisa menerima apa yang dia lakukan padaku. Aku tidak tahan dengan posisi yang baru. Membuatku gila!" Ujarnya dengan wajah gusar.

"Kita semua sepakat bahwa kita tidak bisa berbuat apa pun."

"Aku tidak tega melihat anak itu terluka!"

"Bagaimana pun kita manusia. Aku juga tidak ingin semua ini terjadi tetapi aku tidak memiliki pilihan lain."

"Kau tidak merencanakan semua ini tapi seperti semua berjalan ke arahmu. Kau akan mengambil alih semuanya jika misi kita berhasil?"

"Tentu saja! Kalian akan mendapatkan apa yang kalian inginkan sebagai gantinya!"

Mereka semua kembali bungkam. Tenggelam pada pikiran mereka masing-masing.

Putra menyewa seorang bodyguard pribadi untuk melindungi Satria. Dia tidak ingin sesuatu terjadi pada putranya.

Hatinya was-was mengingat peristiwa penusukan pada putranya. Insiden kedua yang membuatnya menjadi khawatir akan keselamatan putranya.

Satria sendiri seperti tidak terlalu memikirkan peristiwa yang menimpa dirinya. Tidak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir.

Dirinya menjalani kesehariannya seperti biasa. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Sementara Gayatri memijat keningnya yang terasa berat. Permintaan Gayathi sangat mengganggu pikirannya.

Aku mengerti bahwa dia mengkhawatirkan keselamatan putranya. Tetapi aku juga tidak bisa memunculkan Delima begitu saja.

Siapa yang mengincar Satria? Aku harus mengetahuinya. Jika mereka mengincar Satria karena dia pewaris kerajaan bisnis putra. Bagaimana dengan Delima sendiri jika dalam posisi yang sama?

Jika Delima muncul saat ini. Pasti Putra akan langsung menyerahkan tahta bisnisnya pada Satria.

Aku berencana menikahkan Putra dengan Delima jika mereka sudah dewasa. Pada saat itu Delima akan memperoleh apa yang memang seharusnya menjadi miliknya.

Jika Gayathi terus mendesak ku. Apakah aku harus mengadopsi Delima? Apa yang harus aku lakukan? Agar Delima bisa kembali ke keluarganya yang asli dan mendapatkan tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Seandainya, tidak ada Miranti dan putranya. Semua ini tidak akan terjadi. Putriku bisa menikmati apa yang seharusnya memang menjadi miliknya.

Kediaman mewah dan luas tersebut tampak lengang. Seorang anak lelaki remaja tengah bermain sendirian di ruang bermainnya.

Pintu kamarnya terbuka lebar. Seorang lelaki memasuki ruangan dan menyapanya.

"Mana ibumu?" Tanya lelaki tersebut.

"Sedang di rumah keramiknya."

Rumah keramik Miranti berada di sebelah rumahnya. Dipenuhi pajangan-pajangan keramik buatannya sendiri dan juga dibelinya saat berjalan-jalan di dalam dan luar negeri. Memesan dari galeri-galeri keramik.

"Aku membawa sesuatu untukmu."

"Apa itu?"

"Ini." Lelaki itu menyerahkan sebungkus besar bingkisan yang dibungkus kado.

Malik membuka kado tersebut dan menemukan kotak mainan berisi kereta api lengkap dengan relnya. Memeluk erat pria di hadapannya

"Terima kasih om!" Ujarnya dengan nada bahagia.

"Aku akan memainkannya bersama kakak."

Lelaki itu mengelus rambut anak lelaki itu dengan lembut.

"Kau ingin bermain dengan kakakmu?"

"Aku ingin memperlihatkan mainanku dan aku ingin tahu apakah kakak punya mainan baru?"

"Bermain denganku saja ya? Kakakmu baru sembuh. Aku tidak ingin melihat kalian bersitegang karena mainan."

"Om mau menemaniku bermain?"

Lelaki tersebut menganggukkan kepalanya. Keduanya memasang rel dan menyalakan tombol on untuk menghidupkan kereta api dengan remote control.

Keduanya asyik bermain sambil mengobrol.

"Bagaimana sekolahmu?"

"Baik. Tapi aku ingin sekolah di tempat kakak bersekolah."

"Bukan kah sekolahmu lebih nyaman? Sekolah kakakmu lebih ketat."

"Tapi sekolahnya lebih bagus dariku."

Lelaki itu mengusap lembut rambut anak lelaki di depan nya, "mengapa kau selalu menginginkan apa yang dimiliki kakakmu?"

"Mima bilang kakak mengambil apa yang menjadi milikku. Apa yang dia miliki adalah milikku!" ada nada marah di dalam suara Malik.

"Apakah kau menyukai mainan yang ku beli untukmu?"Lelaki itu berusaha mengalihkan kemarahan yang terdapat di dalam suaranya.

"Suka sekali!"

Mereka melanjutkan permainan mereka dengan mengasyikkan. Keduanya sangat menikmati permainan kereta api tersebut.

"Apalagi kalau kita buat kamar khusus untuk mainan kereta api ini. Ada stasiunnya. Ada pohon-pohon. Gunung. Rumput-rumput."

"Aku senang sekali!" Malik kembali memeluk lelaki di hadapannya.

Seorang wanita muncul dari pintu ruang bermain putranya.

"Ah! Kau Raka!" Sahutnya dengan mata berbinar,"makan siang lah bersama kami."

"Tentu saja. Aku tidak akan melewatkannya." Ujar Raka sambil tersenyum, "ada makanan apa?"

.

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!