Aryani Anjani adalah gadis yang berparas cantik,hanya hidup berdua dengan ibunya yang sakit sakitan dan sangat miskin.
Yuda Pradipda, adalah pemuda tampan yang sedari kecil hidupnya selalu berkecukupan, saat pertama kali bertemu dengan Aryani dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi dia tidak ingin menikahi dan hidup dengan seorang gadis miskin.
Bagaimana kah kisah Aryani dan Yuda, yukk ikuti kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Resa Palimbong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Setelah sambungan telfonnya di tutup sepihak oleh papanya, Yuda kembali membuang ponselnya itu dengan asal kemudian meremas rambutnya frustasi.
"Aarrghhh, aku harus bagaimana, aku sangat ingin menikahi Sarah secepatnya, tapi bagaimana caranya jika orang tuaku sudah kecewa seperti ini" kata Yuda lalu duduk di atas kursi kebesarannya untuk menenangkan pikirannya.
Sementara itu di kediaman keluarga Yuda, sesudah Ardi mematikan sambungan telfon secara sepihak, lelaki paru baya itu langsung menghubungi orang kepercayaannya.
"Bagaimana, apakah semua bukti sudah terkumpul" kata Ardi langsung pada intinya.
"Penyelidikan ini sedikit susah bos, sepertinya kami butuh sedikit waktu lagi untuk mengumpulkan bukti yang lebih akurat" jawab orang kepercayaannya dari seberang sana.
"Baiklah, tapi saya mau bukti itu sudah ada sebelum anak saya menikahi perempuan itu" kata Ardi lagi.
"Baik bos, kami akan melaporkannya segera" jawab orang itu dengan sangat yakin.
"Saya tunggu kabar baiknya, karena saya membayar kalian mahal untuk penyelidikan ini" kata Ardi lalu mematikan sambungan telfonnya tanpa menunggu jawaban lawan bicaranya.
Jam baru menunjukkan pukul 13.40 WIB, namun Yuda sudah tidak berkonsentrasi dalam pekerjaannya, oleh karena itu dia pun lebih memilih pulang karena masalah Sarah dan orangtuanya selalu muncul dalam pikirannya, lelaki itu berdiri dari kursi kebesarannya dan membawa beberapa berkas di tangannya.
"Selesaikan ini secepatnya, saya tunggu laporan dari kamu segera" kata Yuda kepada Denny sekretarisnya lalu meletakkan berkas itu di atas meja, sedangkan lelaki itu pergi begitu saja meninggalkan sekretarisnya itu.
Karena pikirannya belum juga menemukan jalan keluar bagaimana harus menyatukan Sarah dan orangtuanya, Yuda lebih memilih membelokkan mobilnya ke bar kecil di banding pulang ke rumah istrinya.
Lelaki itu pun memarkirkan mobilnya, dan memasuki bar itu lalu memesan minuman yang beralkohol.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan tanpa sadar lelaki itu ternyata sudah menghabiskan empat botol minuman beralkohol, dia masih mau minum lagi tetapi petugas bar tersebut sudah tidak membiarkannya minum lagi.
"Pelayan, saya mau satu botol lagi" teriak Yuda kepada bartender yang ada di depannya.
"Maaf mas, tapi mas sudah terlalu mabuk" kata bartender itu dengan sopan.
"Tapi saya di sini pelanggan dan saya juga membelinya" kata Yuda yang sudah mulai meracau tidak jelas, namun bartender itu tetap menolaknya.
Karena sudah tidak di berikan minum lagi, lelaki itu pun keluar dari bar tersebut dengan tubuh yang sedikit oleng sambil meracau tidak jelas, beruntungnya dia masih bisa mengendarai mobilnya dengan selamat sampai di rumah Aryani.
Sementara Aryani yang mendengar suara mobil suaminya segera membuka pintu dan menyambut suaminya.
"Kenapa baru pulang mas, apa kamu lembur hari ini" tanya Aryani yang masih belum menyadari gelagat suaminya.
"Diam kamu, jangan buat aku tambah pusing" kata Yuda lalu meninggalkan Aryani dan memasuki kamarnya, sementara Aryani yang mencium bau alkohol segera menyusul suaminya ke kamar.
"Mas, apa kamu mabuk, sebaiknya kamu mandi lebih dulu supaya tidur kamu lebih nyenyak dan kepala kamu tidak pusing" kata Aryani masih dengan suara lembutnya, namun berbeda dengan suaminya, dia justru di buat pusing dengan ceramah istrinya.
"Bisa diam tidak, atau pusing mendengar suara kamu itu, dan aku juga tidak ingin mendengar ceramah dari kamu" kata Yuda yang sudah mulai menaikkan nada bicaranya satu oktaf, tetap gadis polos itu masih belum menyadari jika suaminya sudah mulai terpancing emosi.
kak ada part 2 ga ?