Gadis Satu Miliyar Untuk Big Boss

Di kediaman Haidar nampak Nuna yang sedang memasak di bantu oleh Alexa yang sudah bangun sejak pagi.

Alexa tidak tidur nyenyak entah kenapa rasanya ada yang berbeda saat dia tidur tanpa ada Elvano yang biasanya mengganggu nya tidur.

Ibu dan anak itu memasak kompak, dan semua itu di lihat oleh Haidar yang kebetulan sudah bangun.

"Wah kalian sedang masak apa?" Haidar berjalan mendekat.

"Papi, mau minum air hangat biasa?" tanya Nuna pada suaminya.

"Boleh Mi" balas Haidar sambil menarik kursi dan duduk.

Nuna berniat menuangkan air hangat tapi di dahului oleh Alexa.

"Biar aku saja Mi" kata Alexa yang langsung menuangkan minum.

Dan setelah itu Alexa memberikan minum nya pada sang Papi.

"Makasih kak" ucap Haidar tersenyum.

"Sama-sama, Pi" balas Alexa cepat.

Lalu Alexa menarik kursi dan ikut duduk di kursi dekat dengan Haidar.

"Papi aku mau ngomong sesuatu" ucap Alexa nampak ragu.

Haidar yang baru selesai minum itu melirik putri sulung nya itu.

"Jangan sungkan, bicaralah" balas Haidar.

"Aku mau ijin ke rumah Kak El ya, Pi" ucap Alexa meminta ijin.

"Ngapain?" tanya Haidar dengan wajah tak sukanya.

"Tentu saja pulang, aku kan sudah menikah" Alexa membalas cepat.

Haidar menggeleng.

"Dia hanya memanfaatkan kesusahan mu untuk kepentingan pribadi nya, sudahlah papi sudah tahu semuanya dan Papi akan membayar uang Elvano yang kamu habiskan itu" kata Haidar lagi.

Hah?

"Apa maksud papi?" tanya Alexa bingung.

Dan langsung mendapatkan tatapan serius dari Haidar.

"Kamu anak pertama Papi, Papi nggak akan biarin kamu di permainkan. sudah lah setelah ini Papi juga akan mendaftarkan kamu ke Universitas masa depan kamu masih panjang kak, Papi nggak akan membiarkan masa depan kamu tidak jelas" ucap Haidar tegas.

Alexa menatap tak mengerti dengan ucapan Papi nya.

"Aku nggak paham, maksud papi apa sih?" Alexa semakin tak mengerti.

"Papi mau kamu pisan dengan pria itu" jelas Haidar.

"Pisah? papi mau aku jadi janda?" tanya Alexa tak paham.

"Tidak seperti itu, lagi pula pernikahan kamu dan dia tidak sah karena pasti nama dan semaunya salah kan" ucap Haidar lagi.

Alexa menggeleng.

"Sah pi, kak El sudah tahu sejak awal dan dia menyebutkan nama yang aku tidak kenal termasuk nama Papi, tapi dulu konsentrasi ku tak benar-benar aku dapatkan karena aku masih belum siap" Alexa menjelaskan.

"Sama saja, memang pria itu sejak awal ingin memisahkan kamu dari keluarga mu, buktinya setelah tahu semuanya dia malah menunda memberitahu kebenaran, apalagi kalau bukan ingin Bersekongkol dengan Brandon sialan itu, pokok nya Papi nggak mau tahu kamu nurut Papi dan jangan bertemu dengan pria tidak jelas itu lagi!" tegas Haidar dengan sedikit menekan.

Dan setelah itu Haidar pun langsung pergi dengan wajah kesalnya.

Alexa diam dengan wajah yang sedih, dia bahkan tidak pernah di bentak dan di marahi oleh Brandon ayah palsunya.

Tapi kenapa saat ini dia di marahi oleh ayah kandung nya hanya untuk masalah yang seharusnya memang Alexa pantas pertahankan.

"Sayang, kak. nggak papa jangan di dengerin, Papi pasti lagi ada masalah" ucap Nuna menenangkan.

"Papi sebenarnya sayang aku nggak sih Mi?" tanya Alexa sedih.

"Tentu saja sayang, bahkan papi orang pertama yang menangis setelah kehilangan mu Kak. jangan sedih nanti papi juga baik lagi, pelan-pelan nanti mami bicarakan sama papi" lanjut Nuna lagi.

Alexa masih sedih, dia memeluk wanita yang telah Melahirkan nya itu dengan perasaan yang kacau.

Meski pernikahannya semula haya karena uang tapi entah kenapa setelah semalaman tidak bisa tidur Alexa merasa tidak bisa tanpa Elvano.

Dia sudah terbiasa dengan hadirnya Elvano dalam hidup nya, Alexa bahkan rindu sikap konyol pria yang selalu bisa membuat nya kesal itu.

"Aku mau ke atas dulu Mi" Alexa melepaskan pelukan nya.

"Jangan terlalu di pikirkan, Papi hanya butuh waktu" kata Nuna mencoba memberikan harapan pada putri nya.

Alexa hanya mengangguk dan pergi ke lantai atas dengan perasaan sedihnya.

Saat sedang berjalan Alexa berpapasan dengan Adelia yang akan turun untuk sarapan.

"Pagi kak" sapa Adelia ceria.

"Hem" Alexa hanya menjawab singkat, dan lanjut berjalan.

Adelia menatap bingung dengan sikap kakanya yang aneh.

"Kak Lexa, kenapa ya" gumam Adelia bingung.

Adelia kembali menuruni tangga dan saat di lantai dasar Alexa tidak melihat siapapun dia pun pergi ke arah meja makan.

"Mami, Adel yang cantik sudah bangun pagi" ucap Adelia sedikit berteriak.

"Iya sudah kelihatan, sini bantuin mami dulu" balas Nuna di dapur.

"Nggak ahk, aku sudah cantik nanti kena kotor makanan di seragam gimana, aku duduk saja sambil menunggu semuanya turun" tolak Adelia yang malah memainkan ponselnya.

Nuna di dapur hanya menggelengkan kepalanya dan dia pun akhirnya meminta bantuan asisten rumah tangganya untuk membantunya menyiapkan makanan di meja.

Di kamar Alexa nampak masih bersedih, air matanya masih jatuh entah kenapa rasanya sakit sekali mendengar kata-kata tegas yang keluar dari mulut ayah kandung nya itu.

"Kenapa rasanya sakit sekali, dadaku sesak" Alexa tak bisa berhenti menangis.

Dia mencoba untuk berhenti tapi malah susah, Alexa yang masih menangis itu melihat ke arah jendela dimana ada pohon besar dekat dengan pagar rumah.

Seketika pikiran aneh muncul, Alexa yang melihat ada kesempatan memilih untuk kabur dengan menggunakan seprei untuk bisa turun dari balkon.

Meski di pemikiran nya itu mudah di lakukan tapi nyatanya semuanya cukup susah untuk di praktekkan, Alexa bahkan terjatuh karena nyatanya seprei nya tak benar-benar sampai ke tanah yang membuat dia jatuh dan kakinya terkilir.

Awww!

Alexa meringis sakit, tapi meski begitu dia terus berjalan dengan harapan tak ketahuan.

"Jangan sampai Adelia mengikuti tingkah kakaknya" gumam Axelle yang melihat kelakuan kakak sulung nya yang naik ke atas pohon.

Alih-alih mengadukan pada Papi nya Axelle lebih memilih untuk membiarkan, menurutnya tidak seharusnya anak kecil ikut campur ke dalam dunia orang dewasa, dan karena itu Axelle pun hanya bisa menyaksikan kakaknya yang bertingkah seperti tarzan.

Dikamar nya Haidar yang sedang berpakaian nampak di bantu oleh Nuna sang istri, Nuna masih mencoba untuk meluluhkan suaminya.

"Kamu mau membela nya kan?" tanya Haidar.

"Siapa bilang, aku setuju sama kamu kok" balas Nuna cepat.

"Masa? kamu nggak marah sama aku sayang?" tanya Haidar lagi.

Nuna menggeleng, tapi sedetik kemudian dia mengangguk.

"Bohong kalau aku nggak marah sama kamu Mas" ucap Nuna sambil melepaskan tangan nya dari kemeja Haidar.

Lalu di lanjut lagi dengan memasangkan dasi Haidar.

"Aku setuju sama keinginan kamu di bagian Nuna masih muda masa depan nya masih panjang dan dia berhak memiliki pendidikan bagus dan tinggi, tapi untuk perihal Elvano tidak jelas kamu salah Mas, dia dari keluarga yang jelas kita juga kenal keluarga nya" lanjut Nuna lagi.

Haidar menggeleng.

"Kamu tidak paham apa yang aku mau sayang" Haidar membalas.

"Apa? kamu masih berharap apa Mas? anak kita sudah dewasa dia sudah bisa merasakan jatuh cinta lalu apa?" tanya Nuna menatap suaminya.

Haidar diam tak bisa berkata-kata setelah mendengar ucapan sang istri.

"Mas, kita nggak boleh egois. aku nggak mau ya karena ego kamu yang ingin Lexa kita bisa menjadi seperti yang kamu harapkan kita malah kembali kehilangan putri kita lagi, aku nggak akan biarin kamu rusak hidup anak aku!" lanjut Nuna dengan wajah seriusnya.

"Sayang maksud aku itu___" ucap Haidar terpotong.

"Stop egois Mas, kita sudah tertinggal untuk melihat dia bahagia di masa kecilnya Mas. jadi aku harap kamu bisa membuatnya merasa happy di usianya yang sudah masuk dewasa itu, hanya itu Mas. " Nuna berkata sambil meneteskan air matanya.

Tak hanya itu Nuna juga memberitahu jika Alexa merasa Haidar jahat padanya, dan kata-kata itu seketika menusuk perasaan Haidar yang langsung membuat Haidar terdiam.

"Apa yang telah aku lakukan, secara tidak langsung aku telah membuat putriku merasa jika Papi nya jahat, ya Tuhan" Haidar nampak menyesal.

Dia tidak bisa mengontrol dirinya, dan berpikir jika apa yang menurutnya benar adalah hal baik untuk sang putri tanpa memikirkan perasaan Putri nya.