NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Cinta Murni / Office Romance
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Van Waku

Di era teknologi virtual yang semakin berkembang pesat, muncullah fenomena baru yang mengguncang dunia hiburan: Virtual YouTuber. Mereka bukanlah manusia sejati, melainkan karakter digital yang dihidupkan oleh teknologi canggih. Namun, pesona dan daya tarik mereka tidak kalah dengan para selebritas dunia nyata.

Aldira, seorang karyawan kantor biasa tidak pernah menyangka bahwa ambisi terhadap pekerjaan dan laki-laki pujaannya membuat dia harus terjun ke dunia maya sebagai vtuber dengan menggunakan akun youtube orang lain yang tidak pernah ia ketahui sosok asli di baliknya. Seiring berjalannya waktu, rahasia di balik pemilik akun asli tersebut satu per satu mulai terkuak sehingga menimbulkan konflik yang dapat mempertaruhkan cinta sejati sekaligus karirnya. Pada akhirnya dia tetap harus memilih antara sepak terjangnya sebagai vtuber atau merelakan semuanya demi kisah cintanya yang rumit.

Temukan jawabannya, hanya di Terpikat Cinta Vtuber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Waku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26 - Kelegaan Palsu

Aldira merasa langkahnya berat ketika dia mendekati maternity room rumah sakit sesuai dengan jadwal Salma waktu itu. Hati kecilnya berdegup cepat, penuh dengan rasa takut akan apa yang akan dia bicarakan pada wanita itu. Namun, dia tidak bisa mengabaikan keresahan hatinya sebelum mendapat keterangan yang jelas.

Ketika pintu terbuka, Salma muncul di ambang pintu dengan senyum lemah di wajahnya. Namun, senyum itu segera memudar ketika dia melihat Aldira. “Aldira…,” bisiknya dengan suara serak.

“Hei, sudah kuduga hari ini jadwal kunjunganmu, ya.” Ujar Aldira dengan melukis senyuman di bibirnya.

Salma menarik napas dalam-dalam dan berjalan menghampiri Aldira yang tengah berdiri menunggunya. Dia tidak membalas senyuman Aldira namun hanya memberikan pandangan pucat.

“Maaf, aku tidak berniat mengganggumu. Boleh kita bicara?” Tanya Aldira.

“Aku sudah bilang, jangan ikut campur!” Balas Salma.

Aldira menggenggam kedua tangan Salma. Seolah ingin memberitahu bahwa dia dapat menjadi pendengar yang baik, Aldira kembali menarik senyumannya kembali. Dia sadar, mungkin tidak baik untuk memaksakan waktu seseorang.

“Baiklah jika kamu tidak ingin bercerita apa-apa. Tapi, ijinkan aku untuk menemanimu sampai halte bis.”

Kehangatan merasuk ke dalam hati Salma. Keinginannya untuk menghempaskan tangan Aldira terkubur begitu saja melihat ketulusan yang diberikan oleh mantan rekan kerjanya itu.

Aldira berjalan di sebelah Salma berusaha menyamakan langkah pelan yang dihasilkan oleh wanita hamil itu. Perutnya terlihat lebih besar dari terakhir kali mereka bertemu. Tentunya beban yang dirasakan oleh badan Salma semakin berat sehingga harus sangat hati-hati dalam bergerak.

“Cewek atau cowok?” Tanya Aldira memecah kesunyian.

“Eh? Oh, cewek, nih.” Jawab Salma menyadari pertanyaan tersebut untuk anak dalam kandungannya.

“Pasti kamu senang sekali karena nanti bisa diajak main bareng dan dipakaikan baju-baju lucu seperti tuan putri.”

Sambil berjalan menyusuri turunan jalan, Aldira memikirkan topik untuk basa-basi agar suasana tidak terlalu kaku. Sementara, keinginan untuk menanyakan hubungannya dengan Tony dia simpan rapat-rapat karena dia merasa iba dengan kondisi Salma yang selalu memeriksa kandungannya seorang diri. Bila diperhatikan, Salma lebih pantas dipanggil sebagai seorang wanita mandiri lebih dari pada Aldira.

“Ngomong-ngomong sudah berapa bulan?” Tanya Aldira kembali.

“Sudah memasuki bulan kelima. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu.” Katanya.

“Wah, tinggal hitungan empat bulan lagi kamu akan melahirkan, dong. Pasti kamu tidak sabar untuk melihat bayimu, ‘kan!” Seru Aldira riang.

“Iya. Kata orang, kebahagiaan seorang wanita yang sesungguhnya adalah mendengar tangisan pertama dari anaknya saat melahirkan. Aku sangat tidak sabar untuk itu.” Ucap Salma sambil tersenyum.

Aldira merasakan kehangatan memancar dari raut wajah Salma. Akhirnya, setelah sekian lama dia bisa melihat Salma tersenyum dengan jujur. Ternyata, kesungguhannya untuk melahirkan dan membesarkan anak sangat menyentuh hati Aldira.

“Sampai sini saja mengantarku.” Kata Salma begitu sampai di halte bis.

“Tapi bisnya belum datang. Sepertinya masih lama.” Kata Aldira.

“Tidak apa-apa. Harusnya sebentar lagi tiba, kok.”

“Aku temani sebentar lagi, ya sampai bisnya datang.” Sambung Aldira.

Kemudian Salma duduk di bangku halte yang masih kosong. Dengan berhati-hati, dia menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi. Wanita itu terlihat kelelahan padahal jarak halte tersebut tidak terlalu jauh dari rumah sakit.

“Tony bukan ayah dari anak ini.” Mendadak Salma berbicara.

Aldira tercekat. Dia tidak menyangka Salma akan membicarakan hal tersebut tanpa ada yang menanyakan.

“Waktu itu kamu mempertanyakan hal ini bukan?” Lanjut Aldira.

“Be…betul. Jadi, Tony bukan…” Kata Aldira ragu.

Salma mengangguk, “Itu sudah cukup untuk menjawab rasa penasaranmu, ‘kan.”

Kelegaan mulai mengisi relung hati Aldira. Namun, wajah sedih yang ditampilkan oleh Salma masih mengganjal dirinya. Bagaimana pun juga, menjalani kehidupan sebagai wanita hamil sendirian tidaklah mudah.

“Aku menghilang karena tidak ingin membebani Tony yang sangat tulus mencintaiku,” kata Salma dengan suara patah hati. “Tony berniat ingin bertanggung jawab terhadap anak ini meskipun anak ini bukanlah darah dagingnya. Aku sudah menyerahkan keperawananku kepada pria lain tetapi dia masih ingin menjagaku dan anak ini. Menurutku itu tidak akan adil baginya.”

Aldira kembali merasakan perih di hatinya. Ternyata, Tony dan Salma sangat mencintai satu sama lain. Bodoh bila Aldira berpikir ingin merebut Tony dari wanita yang tengah hamil itu.

“Jadi, aku memutuskan untuk menghilang darinya dan semua orang. Mungkin terdengar egois, tapi aku belum bisa berpikir jernih saat itu.” Sambung Salma.

“Salma…” Gumam Aldira.

“Bagaimana kabar Tony?” Tanya Salma dengan suara lirih.

“Dia baik-baik saja.” Jawab Aldira.

“Apakah dia sekarang sudah memiliki wanita lain?” Lanjut Salma bertanya.

Aldira tertegun mendengar pertanyaan tersebut. Aliran oksigen hampir saja berhenti dari jantungnya. Meskipun dia dan Tony belum memiliki status pacaran, tapi bisa dibilang mereka sangat dekat sejak kepergian Salma. Namun, Aldira tidak bisa mengatakan hal sejujur itu padanya.

“Sepertinya belum ada.” Kata Aldira dengan gugup.

“Begitu, ya,” ujar Salma sambil mengelus perutnya. “Sepertinya aku sudah siap untuk bertemu lagi dengannya. Tapi tolong rahasiakan pertemuan kita padanya dulu!”

Aldira terdiam, kelegaan yang tadi dia rasakan berubah menjadi kekhawatiran. Baru saja dia berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Tony setelah tahu bahwa dia bukan ayah dari anak Salma, tapi perkataan Salma membuat keinginan itu terpendam.

Salma mengambil ponsel dari tasnya lalu memberikan panggilan singkat ke nomor Aldira. Setelah itu, dia memasukkan kembali ponselnya, “Itu nomorku yang baru. Jangan berikan ke siapa-siapa dulu, ya termasuk Tony.”

“Kenapa kamu memberikan nomormu padaku?”

“Aku merasa bisa bercerita banyak padamu. Rasa stresku perlahan berkurang setelah mengobrol denganmu. Memang manusia itu tidak bisa sendirian, ya.” Terangnya sambil tertawa.

“Terima kasih.” Kata Aldira.

“Aku yang seharusnya berterima kasih padamu.” Ucap Salma sambil mengangkat tubuhnya yang berat untuk berdiri dari kursi.

Dari kejauhan terlihat bis yang ditunggu mulai mendekat. Suara rem mulai terdengar dan keempat ban bis tersebut mulai berhenti perlahan tepat di depan halte.

“Aku pulang dulu, ya. Lain kali kita bertemu lagi.” Kata Salma sambil naik ke dalam bis.

Aldira melambaikan tangannya mengantar kepergian Salma ke tempat yang ia tidak tahu entah di mana. Dia berdiri terpaku di sana sampai akhirnya bis tersebut menjauh dan hilang dari pandangan.

Tiba-tiba air mata menetes dari wajahnya. Aldira tidak mengerti kenapa dia menangis. Padahal seharusnya dia senang karena Salma tidak menghindar darinya lagi. Tetapi dia juga tidak bisa membohongi perasaan yang sudah terlajur ia kembangkan untuk Tony selama Salma tidak ada. Bukankah selama ini hubungannya terjalin baik antara dia dengan Tony? Bukankah ayah dari kandungan Salma adalah pria lain, bukan Tony? Tapi Aldira merasa hal itu tidak cukup setelah mendengar cerita dari Salma. Dia merasa bahwa kedua pasangan tersebut tidak akan dapat terpisahkan.

1
Ai
mampir, Thor
Twilight love
Tema baru yang belum pernah ada di noveltoon. Lanjutkan thor!!!
Twilight love
Jangan lama2 updatenya ya thor! Penasarannn
ian esco
Salma cantik jg y ternyata, tp pnsaran siapa yg menghamili dia! Jgn2 toni!
ian esco
Ditunggu episode selanjutnya thor!!
ian esco
Duh bikin pensaran, ga sabar next episodenya tor! Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!