Maura yang dulunya seorang Nona Muda keluarga ternama tiba-tiba harus menerima kenyataan keluarga nya bangkrut karena ulah sang paman yang serakah. Disaat sang kakek meninggal malah disuguhkan kenyataan dengan hutang yang menumpuk.
Bukan hanya itu, sahabat kakeknya membawa surat perjanjian perjodohan dengan seorang pria yang tak dia kenal. Mampukah Maura menerima pernikahannya dengan Dedi?
Bagaimana kisah cinta Maura dan Radit yang telah terjadi sejak lama setelah mengetahui kekasihnya kini jadi adik iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Menjenguk Surya
Maura di ajak Dedi untuk menjenguk kakeknya di rumah sakit. Maura sedih melihat keadaan Surya yang begitu menderita karena sakitnya. Surya selalu berusaha tersenyum di hadapan Maura agar dia tidak khawatir dengan dirinya.
"Kakek, bagaimana keadaan Kakek?" tanya Maura sambil membuka jeruk untuk Surya. Tapi Surya yang sudah mulai lelah hanya tersenyum melihat Maura. Dia senang melihat Dedi dan Maura yang semakin dekat dan akrab.
Dedi mendekati Surya dan memeluknya erat. Walaupun Dedi terkesan nakal, tetapi dia tidak pernah bisa membantah apapun perkataan Surya. Baginya kebahagiaan Surya adalah segalanya.
"Kek, istirahatlah! Kakek jangan khawatir. Kami akan menunggu Kakek di sini. Kami gak akan membiarkan Kakek kesepian!" Dedi mengulas senyum manisnya untuk Surya yang mengangguk bahagia.
"Kakek senang melihat kalian yang akur dan mulai dekat. Semoga walaupun Kakek sudah meninggal, kalian akan tetap bersama." doa Surya sembari menghela napas berat.
Ada ketakutan yang besar dihati Surya, kalau mereka berdua akan bercerai setelah dia meninggal. "Berjanjilah pada Kakek, kalian akan selalu bersama dan tak akan pernah terpisahkan oleh apapun. Kakek hanya berharap kalian mempunyai keturunan yang menjadi bukti kebersamaan kalian. Kakek akan bahagia ketika bertemu dengan Dharma di akhirat nanti," ucap Surya dengan suara terbata-bata.
Maura terbatuk mendengarkan ucapan Surya. "Kenapa?" tanya Surya merasa heran kepada mereka berdua yang selalu menghindari pembicaraan tentang keturunan yang sangat dia inginkan.
"Jangan katakan kepada kakek, kalau kalian belum melakukannya!" Surya melotot kepada mereka berdua dan menuntut penjelasan dan kejujuran dari keduanya.
Dedi serba salah dan gugup sekali di tatap oleh Surya seperti itu. Bagaimana mungkin dia akan mengakui semuanya? Kalau dia yang sudah berjanji tidak akan pernah menyentuh Maura untuk selamanya?? Dilema luar biasa dihati Dedi.
Maura hanya menundukkan kepala. Dia tidak ingin membuka aib suaminya di depan Surya. Dedi pasti akan dimarahi habis-habisan kalau dia jujur. Dia tidak mau Dedi kena masalah.
"Jujur pada Kakek, Maura! Apakah anak nakal ini membuat kamu menderita?" Surya sudah tidak sabar lagi melihat keduanya hanya diam dan saling memandang.
"Bagaimana kami membicarakan hal tabu seperti ini di depan Kakek? Ini adalah masalah keluarga kami, Kek!" Dedi masih berusaha mengelak dan menolak mengaku.
Surya langsung menggeplak kepala Dedi dengan keras. "Kakek menikahkan kalian secepatnya agar kalian bisa punya anak sebelum kakek meninggal. Mengukuhkan posisimu di dewan direksi sebelum rapat besar nanti!" Surya begitu sedih dan kecewa dengan apa yang dilakukan Dedi.
Dedi menundukkan kepala. Bingung harus bagaimana menjelaskan semuanya. Dia mau mengaku pada Surya kalau dia kadang ingin menyentuh Maura, tapi kadung berjanji tidak akan menyentuh Maura untuk selamanya. Maura juga pasti masih marah kepadanya karena hal itu. Bodoh! Dedi terus merutuki kebodohannya yang hakiki.
"Jujur cepat! Kakek tidak akan mau bicara dengan kalian, kalau kalian belum mau jujur masalah kalian sehingga belum punya anak juga hingga kini," pinta Surya.
"Mas Dedi sudah berjanji padaku di malam pernikahan kami, Kek. Bahwa Dia tidak akan pernah menyentuhku untuk selamanya, karena dia tidak pernah mencintaiku!" Maura akhirnya membuka suara juga. Hati Surya tentu saja kecewa berat dengan apa yang dilakukan oleh Dedi.
Surya menatap wajah Dedi yang terlihat begitu gugup dan takut. Tak berani menatap dirinya secara langsung. "Kalau kamu ga pernah menyentuh Maura sebagai istrimu. Lalu untuk apa pernikahan ini? Hanya sebuah cangkang yang membelenggu Maura dalam penderitaan." lirih sekali ucapan Surya. Merasa kecewa luar biasa pada cucunya yang bodoh dan dungu.
Dedi bisa menangkap kesedihan di dalam suara kakeknya yang bergetar. "Kakek menikahkan Maura kepadamu adalah untuk kebahagiaannya. Tetapi kamu malah memberikan penderitaan yang tak berujung kepadanya karena janji konyolmu itu yang sangat tak masuk akal!" Surya mulai merasakan amarah dihatinya yang memuncak mengetahui fakta yang telah disembunyikan oleh Maura dengan begitu rapat. Dia merasa bersalah pada Maura.
Dedi hendak mendekat pada Surya, tapi ditahan oleh Surya. "Pergilah! Kakek ga akan pernah menemuimu lagi. Kalau kamu masih saja bersikap seperti itu dan menganiaya Maura sebagai istrimu. Kakek sangat kecewa denganmu!" Usir Surya sambil menatap tajam kepada Dedi yang merasa sedih saat dia mendengarnya.
Dedi melirik sekilas pada Maura yang hanya diam. Maura juga bingung untuk menyikapi hal itu. "Bagi Kakek, janji konyol kamu itu tidak berlaku sama sekali. Janji di hadapan Tuhan jauh lebih agung. Kamu sudah menikahi Maura di hadapan seluruh keluarga besar kita. Sebagai suami, Kamu memiliki tanggung jawab untuk membahagiakan istrimu. Hapus janji konyol kamu itu! Kalau kamu masih mau jadi ahli waris keluarga Hartawan. Kalau tidak, Kakek akan menyerahkan segalanya kepada Maura dan Radit. Tak akan Kakek sisakan 1 sen pun untukmu! Cucu durhaka!" Surya tampaknya begitu geram melihat Dedi yang bersikeras tidak ingin menuruti semua kata-katanya.
"Kek, aku gak keberatan membuang jauh-jauh janji itu. Tapi, apakah Maura mau melakukan hal itu denganku? Maura ternyata masih mencintai Mas Radit. Siapa tahu kalau mereka masih memiliki keinginan untuk kembali bersatu jika suatu saat nanti aku menceraikan Maura," Dedi akhirnya mengeluarkan unek-unek di hatinya yang selama ini dia simpan dengan begitu rapat.
Maura menatap lekat pada Dedi. Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat kencang. Dia selama ini merasa kalau Dedi memang banyak berubah dan selalu berusaha mencari perhatian darinya.
"Apakah benar Maura? Kau masih mencintai Radit dan ingin bersatu dengannya? Apa kamu yakin, Maura?" tanya Surya ingin mengkonfirmasi apa yang dikatakan oleh Dedi kepada Maura sendiri. Karena memang hanya Maura yang mengerti tentang perasaannya.
"Tidak, Kek. itu tidak benar. Mas Radit memang beberapa kali mendatangiku dan berusaha mendekatiku. Tapi aku tidak pernah mengkompresnya karena aku sadar bahwa aku adalah seorang istri dari Mas Dedi. walaupun Mas Dedi tidak pernah benar-benar menganggapku sebagai istrinya, karena di dalam hatinya masih menyimpan nama Niken wanita yang dia cintai." Papar Maura.
Maura merasa lega setelah menyampaikan unek-unek yang ada di hatinya. sekarang Dia Hanya tinggal menunggu reaksi Dedi maupun Surya mengenai pernyataannya tadi. Maura sudah lelah hidup dalam kepura-puraan. Dia ingin menjalani kehidupan yang normal seperti orang lain yang berbahagia dengan suami mereka. Maura ingin menyerah jadi istri Dedi. Tetapi dia terbentur dengan cinta kan kasih sayang yang dimiliki Surya untuk dirinya. Dilema luar biasa.
"Aku sudah lama tidak pernah bersama dengan Niken, bahkan tidak pernah memikirkannya satu kali pun. kenapa kamu masih saja terus mengungkit tentang Niken yang kini hanya menjadi bagian dari masa laluku," protes Dedi tak terima.
lanjut thor
itu uang khalal kok yg berasal dr klurga km dulu yg jd jatah niken cm baru nyampe ketgny skrg stlh dikekepin mulu ma yg dia pangil bapakny yg udh kabur ma istri dan ankny yg rencanany mo insaf🤭🤭🤭
lanjut thor
lanjut thor