NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ilmu Tidak Berguna Tanpa Attitude

Dalam batinku, aku tidak lepas dari kata kagum terhadap besarnya kampus ini. Aku tidak bisa membayangkan, bila aku masuk disini atau ada salah seorang yang mengenal-.

"Ahaha, Elgard beneran kek pasien rawat jalan berkedok mahasiswa" Seorang Mahasiswi lewat begitu saja di hadapanku. Rambutnya sebahu dan dia menggunakan celana jeans dengan atasan almamater navinya.

"Benarkah, kalau begitu. Kamu juga sama dong?" Dia dirangkul oleh pria di sebelahnya.

Aku sangat mengenal wajah itu. Begitu pula dengan pria tinggi di sebelahnya yang berparas Arab.

"Sek-Sekar?"

Suaraku hanya lirih. Mereka berdua langsung menoleh ke arahku bersamaan.

DEGH!

Mata kami bertemu dengan bersamaan.

...----------------●●●----------------...

Aku terdiam sejenak, dihadapan dua orang yang ku kenal. Membiarkan 3 teman sekamarku meninggalkanku di depan sana.

Bibirku sungguh sulit mengeluarkan suara. Lagi-lagi seperti ini. Aku melihat kening Khanza yang sudah terlipat dengan mata elangnya seakan bisa membunuhku kapan pun.

"Eh?! GALIH!"

Sekar bisa berbicara? Dia langsung mendatangiku begitu saja. Ini membuatku malu.

"Apa kabarmu?! Lama tidak bertem-"

"Lama tidak bertemu" Khanza tiba-tiba mengulurkan tangannya ke arahku.

Aku melihat tangan Khanza yang seakan berniat menjabat tanganku. Aku tidak tau perasaan apa yang ku rasakan sekarang. Aku menjadi takut.

Aku menerima uluran tangannya. "Kau kuliah disini?" Aku berusaha biasa saja.

Tapi, aku sungguh berkeringat dingin. Pikiranku seakan berputar-putar. Sulit bagiku mengatakan apapun yang ingin ku keluarkan.

"Ya, seperti yang kau lihat. Kau ngapain ke sini?" Dia mengosok tengkuknya. Namun, pandangannya masih sama. Dia menatapku, seakan dia membenciku. "Ku dengar, kau kuliah di Univ X, prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Kau pasti sudah semester 4 sekarang." Dia tau tentangku.

Aku melepas jabatan tangannya, membenarkan kacamataku yang turun ke bawah. "Ya, aku Mahasiswa pertukaran di sini. Ketemu nanti lagi ya, aku harus ke ruang kepala prodi dulu"

Sial, kenapa aku melarikan diri?

Aku menutup mataku, mulai melangkah meninggalkan mereka. Namun, ranselku di tahan. Aku melihat ke belakang, itu Sekar yang menahan ransel ku.

Dia menunjukkan senyuman lebarnya. "Kau hebat sekali! Pasti kau sudah kerja keras selama ini" Matanya sungguh berbinar seperti biasanya.

Sial, aku ingin menangis. Kenapa dia malah mengatakan hal yang membuatku semakin merasa bersalah padanya?

"Vin, apa junior ini kenalanmu?" Firza tiba-tiba kembali mendatangiku. Dia datang di saat yang tepat.

"Ya, kami satu sekolah. Duluan ya" Aku sungguh seperti seorang pecundang.

Aku meninggalkan mereka tanpa menoleh ke belakang sedikitpun. Ah, aku hanya ingin meminta maaf pada Sekar. Ini kesempatanku yang Tuhan berikan.

Suara derapan langkah kaki terdengar mendekat. Aku menoleh ke belakang sekali lagi. Lagi-lagi, Sekar yang mendatangiku terlebih dahulu.

"Tunggu Galih! Apa aku boleh meminta nomormu? Aku juga ingin tau apa yang harus ku lakukan agar bisa jadi sepertimu"

Jantungku seakan terenyuh mendengarnya. Dia mengulurkan ponselnya. Untuk apa dia menjadi sepertiku? Kau yang membuatku menjadi seperti ini. Aku hanya ingin mengimbangi langkahmu.

Aku melihat ke arah Khanza yang menatapku dengan tajam. Entah apa yang terjadi, Khanza langsung tersenyum lebar saat Sekar menolehnya. Namun, senyumannya itu menghilang begitu saja setelah Sekar kembali melihatku.

Terserah.

Mungkin dengan kami bertukar nomor ponsel, aku bisa bertemu dengan Sekar di suatu tempat dan membelikannya sesuatu sebagai permintaan maafku.

Ponselku berdering setelah aku memberikan nomorku pada Sekar. "Save ya, nanti jangan seleb-seleb kalau ku wa" Dia melambaikan tangan dan pergi ke arah Khanza setelahnya.

Aku melihat ponselku. Ini nomor Sekar. Firza ikutan melihat ponselku. Foto profil yang digunakan Sekar berupa fotonya dengan Khanza dengan latar laut.

"Cewe Khanza cantik ya, minta juga dong" Ceplos Firza di sebelahku. Itu membuatku langsung menoleh ke arahnya.

"Canda anjir, he he he"

Astaga, Firza 11-12 dengan Vivian. Kurasa, aku tidak akan bosan disini.

Ngomong-ngomong, bagaimana dia bisa tau itu Khanza?

...----------------●●●----------------...

Metode pengajaran disini, tak jauh berbeda dengan metode pengajaran di kampusku. Hampir tak bisa dibedakan. Mungkin, hanya sifat dosen yang berbeda disini. Dosen disini, cenderung lebih humoris dan pembawaan materi mudah dipahami. Hanya saja, belajar dari pengalaman sebelumnya, Dosen seperti itu biasanya mudah disepelehkan oleh peserta ajarnya. Dan itu memang benar.

Apa mungkin, budaya disini yang lebih bebas dari tempatku?

Dosen itu terlihat sudah tua. Dia sempat memperkenalkan dirinya dan aku memperkenalkan diriku. Dia adalah salah satu dari enam orang yang bergelar Profesor di kampus ini. Aku kagum dengan sifatnya yang seperti itu.

Mahasiswa itu tidak menunjukkan kesopanannya sedikitpun. Dia masuk ke kelas dan berteleponan dengan orang di kelas, padahal jam kelas sedang berlangsung.

Aku merasa kasihan dengan orang yang membiayai dia kuliah. Uangnya terbuang percuma karena attitude-nya dia letakkan di anus.

Profesor memberikan tugas kelompok di hari pertamaku. Beliau memperbolehkan untuk memilih kelompok sendiri dan pengelompokkan itu paling besar anggotanya 4 orang. Tentu saja, aku langsung satu kelompok dengan teman sekamarku.

Ponselku bergetar beberapa saat yang lalu. Aku belum sempat membukanya. Mungkin, ini chating dari beberapa anak yang bertukar kontak denganku. Banyak sekali kegiatan di awal masukku di sini. Penangung jawab meminta kami berkumpul lalu membagikan modul lain untuk kami. Sosialisasi kembali saat pukul 18.00. Aku sungguh baru bisa meletakkan punggungku di jam setengah delapan malam.

"Sibuk sekali ya, jadi Mahasiswa pindahan. Untung aku gak ndaftar" Ucap Aghil sambil mengulurkan snak miliknya yang berbungkus kuning.

Aku mengambilnya sedikit kemudian langsung tiduran di tempatku.

"Haha, dah istirahat aja malam ini, Pin. Biar akhir pekan aja kita kerjain tugas tadi bareng-bareng"

Ah, entahlah. Firza sudah main ganti namaku dengan panggilan Pin. Cape aku.

Aku melepas kacamataku dan memijat mataku yang sudah sepat. Aku sungguh mengantuk malam ini. Aku juga belum mandi, belum makan malam, belum mengerjakan laporan harian, dan, belum belajar modul untuk materi besok. Aku membuka ponselku.

Di layar kunci, terpampang pesan WhatsApp dari Sekar. Aku langsung duduk dan membuka WhatsApp-nya. Membacanya dengan pelan. Dia mengirim pesan itu dari jam 12 siang tadi.

[Galih, ku dengar dari Khanza, kamu masuk di univ X. Kamu beneran hebat. Aku gak nyangka]

[Tadi, aku ngerasa Khanza sedikit kasar padamu. Aku minta maaf. Dia emang begitu ke anak-anak alumni SMA. Tapi, sebenernya dia gak gitu]

[Kalo ada kesempatan, mari bermain berempat, bersama temen Khanza juga. Dia penasaran denganmu. Katanya, dia akan mentraktirmu kalau mau]

Haha, itu terdengar seperti ancaman. Sekar masih sama polosnya dengan dia yang dulu.

[Ya, kami penasaran dengan ceritamu. Kami ingin juga menjadi Mahasiswa perwakilan pertukaran. Apa itu berat? Hehe, aku beneran seneng banget, bisa liat kamu kuliah. Padahal, dulu kamu tidak menginginkannya. Dah ya, selamat berjuang! Fighting☆^!]

Astaga, ini hanya akan mempersulitku. Aku harus jawab apa?

[Terima kasih Sekar, ini karen....] Tidak ini terbaca aneh dan terlalu formal.

Aku menghapus pesan itu sebelum ku kirim.

Kembali mengetik lagi.

[Sekar, aku minta maaf soal-] Ah, tidak. Ini tidak baik meminta maaf lewat pesan begini. Aku jadi terlihat seperti pengecut.

"Wkwk, entar kalo sengang, aku mau ikut,] Jawabku atas semua pesan Sekar.

1
Ra_sya Atalla
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Ra_sya Atalla
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Ra_sya Atalla
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!