Cerita ini dibuat hasil dari pemikiran sendiri tanpa plagiat karya siapapun, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dll.
Menceritakan tentang seseorang yang mencari rezeki di Kota Bogor, yang selalu menggunakan angkutan umum KRL.
Selama ini dia hidup di Kota Jakarta, dan mendapatkan pekerjaan di Bogor.
Selama itu juga dia selalu menggunakan KRL yang dimana terkadang bagi dia ada hal janggal di dalam kereta tersebut.
Bagaimana kisah Perjalanan yang selalu dilalui?
Yuk mau kenal Author nya?
Bisa cek di :
IG : @ptycalam
pitriyanicalam.wordpress.com
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhasil Ke Stasiun
Hujan baru berhenti menjelang maghrib, dengan terpaksa harus diundur untuk pulang setelah maghrib.
Prita hanya berharap setelah maghrib hujan tidak turun kembali. Dia mulai kurang nyaman berada di kantor ini, entah kenapa perasaannya selalu was-was.
Bang Arya dari siang sudah berkirim pesan terus menanyakan pulang jam berapa dan Prita hanya bisa bilang bogor masih hujan deras.
Rumah Prita
"Gimana, Ya. Adikmu pulang jam berapa?" tanya mama khawatir
"Habis maghrib baru jalan dari kantor nya" jawab Arya santai
"Malam sekali. Kenapa nggak dari siang coba tuh anak" ucap mama
"Siang hujan deras, mah. Sabar aja" sahut papa
"Dia bisa pesan taxi online atau apa saja selain ojeg motor" ucap mama
"Mama bicara gampang, kita juga nggak tau sederas apa hujan dibogor. Biasanya juga kan si uprit selalu menerobos hujan, tumben aja kali ini dia kalem" jawab Arya
"Yang Arya bilang benar, bisa jadi disana hujannya disertai angin atau apa" sahut Papa menenangkan mama
"Kira-kira sampai jam berapa anak itu" ucap mama
"Kalau dia jalan jam setengah tujuh, berarti kemungkinan setengah sembilan atau jam sembilan baru tiba dirumah" jawab Arya
"Kamu harus jemput adikmu distasiun, terus sebelum jemput bawain kotak bekal jadi dijalan dia bisa sambil makan" ucap mama tegas
"Harus pake mobil dong jemputnya, ah males sekali daerah kota macet. Malam minggu ini mah banyak kalong berkeliaran" jawab Arya males bermacet ria
"Jadi kamu nggak mau jemput Prita? baiklah mama yang akan jemput" ucap mama
"Ehh iya, iya. Arya yang akan jemput si uprit" jawab Arya mengalah melirik ke arah papa nya yang hanya senyum
Kantor Bogor
"Saya pulang duluan ya" ucap ku pada Ratna dan Mia
"Teteh yakin mau pulang" tanya Mia
"Iya, ada urusan lain dijakarta" jawab ku bohong
"Kerja sampingan ya teh" ucap Ratna
"Ya sedikit, lumayan buat tambah-tambah uang jajan" jawab ku tersenyum
"Teteh udah pesan ojeg nya?" tanya Mia
"Udah, nih sebentar lagi tiba" jawab ku
"Cie yang mau pulang" ledek Toto
"Masuk bukannya ucap salam" tegur Mia
"Oh iya lupa, assalamualaikum" ucap Toto terkikik
"Waalaikumsalam" jawab semua
"Mau Toto antar nggak, teh?" tanya Toto habis pulang dari masjid
"Nggak usah, To. Makasih sebelumnya, saya juga udah pesan ojeg tuh" jawab ku menunjukan aplikasi ojol
Tin....
"Nah, itu ojeg saya. Pulang dulu ya sampai ketemu hari senin" ucap ku meninggalkan kantor
"Hati-hati teh" teriak Mia dan Ratna dari dalam kantor
Selama diperjalanan ke arah stasiun aku duduk anteng di atas ojeg. Abangnya pun diam saja tak banyak bicara.
Aku hanya perhatikan jalanan, tiba-tiba aku baru ingat kalau ke stasiun itu harusnya lurus. karena kemarin saat datang ke bogor aku mencoba melihat sekeliling agar paham jalan.
"Bang, kita salah jalan nggak ya?" tanya ku ragu
"Nggak, neng" jawab ojol
"Kemarin saya lurus bang, ini kok belok kanan" ucap ku memastikan
"Sama aja neng, yang penting sampe stasiun bogor" jawab ojol
Apa nih Abang lewat jalan pintas ya. Gumam ku dalam hati
Loh kok. Masuk gang kecil?. Batin ku mulai ada rasa takut
"Maaf bang, kenapa masuk gang kecil begini?" tanya ku waspada
"Aman neng" jawab ojol
"Iya saya tau aman, tapi kenapa harus lewat kuburan" ucap ku melihat sekeliling
"Biar cepat sampai neng" jawab ojol
"Bang lebih baik lewat jalan besar aja deh, kalau memang macet nggak apa. Saya akan bayar lebih deh" ucap ku bernegosiasi
Tapi ini habis hujan, dari tadi jalanan sepi nggak mungkin macet juga kan. Batin ku heran
"Bentar lagi sampai neng" jawab ojol tetap pada pendiriannya
Aku hanya bisa berdoa, memang banyak rumah warga. Tetapi situasi jalanan sepi dan gelap ditambah ini dalam gang kecil yang hanya pas 2 motor berlawanan.
"Neng baru tinggal dibogor?" tanya ojol
"Ngga juga sih bang, cuma saya nggak pernah lewat sini sebelumnya. Dari bundaran selalu lurus" jawab ku bohong
"Tenang neng, habis ini kita keluar gang tembusnya ke pasar bogor. Nah pasar Bogor posisinya ada dibelakang stasiun" ucap ojol
"Bukannya lebih dekat kalau kita tadi lurus aja yang bang" tanya ku penasaran kenapa ojol ini nggak lurus aja
"Memang lebih dekat, disana suka ada oknum polisi jahil neng. Entah dia beneran polisi atau bukan. Masa malam-malam sering sekali atur lalu lintas di depan sana" jawab ojol
Alhamdulillah, setidaknya dia bukan orang jahat apalagi setan. Batin ku
"Itu pasar neng, rame kan" ucap ojol
Aku lihat ke arah depan memang pasar dan ramai orang pada belanja.
"Disini pasarnya malam-malam bukanya?" tanya ku
"Kebanyakan pada 24jam neng, mereka gantian jualannya. Misal pagi istrinya kalau malam suaminya, hanya sebagian aja yang jualan tuh sisanya tutup" jawab ojol menunjukan pedagang yang tutup
"Jujur bang, tadi saya merinding pas lewat kuburan" ucap ku
"Iya neng, bukan hanya neng doang. Saya juga mau gimana lagi itu jalur teraman dan tercepat ke stasiun" jawab ojol
"Disana rumah mewah pada pelit sama lampu ya" ucap ku
"Mereka bisa kaya karena pelit neng, oh ya neng kalau naik kereta hati-hati. Sebisa mungkin naik aja gerbong yang khusus perempuan" tutur ojol
"Memangnya ada apa ya bang?" tanya ku penasaran
"Biasanya ramai neng jam segini, takut aja ada pelecehan apalagi kalau dekat lagi saling berdesakan. kesempatan mereka untuk melakukan pelecehan" jawab ojol menasehati
"Terima kasih bang sudah dikasih tau" ucap ku turun dari motor yang berhenti di depan parkiran stasiun bogor dan memberikan uang ongkos
"Jalan ke sisi kanan sana sampai ujung ya neng, pintu masuk stasiun bogor di tengah-tengah agak jauh jadi nya" sahut ojol
Benar saja pintu nya jauh, aku haru melewati parkiran motor dan mobil yang lewat sini juga sepi. Kebanyakan pada keluar lewat JPO yang menyambungkan dari stasiun ke sebrang jalan depan stasiun.
"Sepi, habis hujan. jadi bukan takut sama setan, tapi takut sama orang jahat kalau begini ceritanya" lirih ku bicara sendiri sambil berjalan cepat
Di dalam stasiun aku bertanya kereta arah jakarta berada di peron berapa.
"Maaf pak, ke jakarta kota masih ada nggak ya" tanya ku
"Ada mbak, tunggu di peron 3 aja" jawab security
"Peron 7 arah kemana ya?" tanya ku menunjuk ke arah kereta yang ada
"Tanah abang itu, kalau mau naik itu bisa aja. Turun distasiun manggarai nanti transit ke arah kota" jawab satpam
"Berarti jalan duluan ya kereta itu" tanya ku
"Iya, lima menit lagi berangkat. Langsung naik aja" jawab satpam dengan ramah. Aku berlari kecil ke arah peron 7 kereta Bogor - Tanah Abang
maunya di perhatikan 🤭