Aku Bukan Dia

Malamnya sepulang dari kantor

Ceklek

" Sayang... kamu kenapa? Aku telpon ga diangkat "

Kata Saga setelah masuk ke dalam kamarnya.

Ara yang sedang membaca buku novel sama sekali tak menghiraukan suaminya.

" Sayang kamu marah sama Aku ?? " tanya Saga sambil memegang pundak istrinya yang ditepis langsung saat duduk mendekati Ara.

" Aku minta maaf sayang, aku khilaf "

" Aku ga Tau kalo ternyata tempat ketemuan teman - teman Aku tuh di Club "

" Trus Aku ditawari minum juga "

" Padahal Aku minumnya sedikit aja kok, tapi kok bisa mabuk ya?? " Saga berperang dengan pikirannya sendiri.

Dia tak menyadari ditatap sinis oleh istrinya.

Kemudian Ara menutup buku novelnya dan berkata..

" Ga cuma mabuk doang "

" Kok bisa kalian barengan pulangnya semalam hah ??? Jawab !!! kata Ara sambil berdiri mengeluarkan emosinya.

" Bukan sekali Dua Kali kalian barengan, di Bali juga "

" Pake pelukan segala lagi sekertaris kamu " Ara sambil menunjuk suaminya.

" Apaan sih, Bianca tuh semalam kebetulan lagi di clubbing juga "

" Aku ga Tau kalo dia yang bawa Aku pulang ke Rumah ... " Jawab Saga dengan nada agak tinggi.

" Kalo yang diBali, siapa yang ngasih Tau kamu ?"

Tanya Saga penasaran.

" Kamu ga perlu Tau, Aku liat fotonya dengan mata kepala sendiri. Dia peluk leher kamu sambil jalan bareng kan? " Tanya Ara semakin menyudutkan Saga.

" Astaga... Ara, waktu itu kakinya keseleo trus Aku papah dia sampai kamarnya " Jawab Saga seadanya.

" Owh, udah masuk sampai kamar rupanya " Tanya Ara sambil menaikkan sebelah alisnya dan memperlihatkan smirk-nya.

" Ya ampun Ara, kamu boleh cek CCTV disana kebetulan hotelnya dipinggir pantai. Biar aku telpon Mr.Kim Sekarang supaya kamu puas " jelas Saga panjang lebar.

" Oke... Kali ini, Aku percaya "

" Ingat... sebab kamu pernah selingkuh jadi jangan heran kalo Aku menjadi seperti ini "

" Camkan itu " kata Ara sambil mengambil buku novelnya lalu keluar dari kamar Saga menuju ke kamar anaknya.

" Loh, Mau kemana yang ??? " Tanya Saga melihat Ara keluar.

BLAM

Hanya suara pintu yang menjawab hingga Saga mengacak rambutnya.

Dikamar sebelah...

Ya Tuhan lindungilah keluarga kami, batin Ara sambil menitikkan air mata kemudian menghapusnya.

Diapun menyelimuti dirinya juga anak kesayangannya itu, tak lama diapun tertidur.

Ke esokan harinya Saga mendapat pesan dari Ara..

Aku ingin menenangkan diri sejenak bersama AL di Surabaya. Jangan cari Aku... Aku akan pulang setelah memastikan semuanya baik - baik saja.

Sagapun tertegun merenungi kesalahan - kesalahan yang pernah dia perbuat. Wajar menurutnya, istrinya bersikap demikian setelah pernah dia khianati di awal pernikahannya.

Seminggu kemudian

" Apakah semua berkas yang saya inginkan sudah siap?? " Tanya Saga diruang kerjanya.

" Sudah Pak, sebentar lagi klien kita Pak Handoko akan datang " kata Bianca.

" Tolong buatkan Kopi seperti biasa ya " kata Saga yang sedikit suntuk dengan pekerjaannya. Dia tidak pulang ke rumahnya karena istri dan anaknya tak disana. Dia memilih tidur diruang pribadinya.

" Baik pak " Jawab Bianca kemudian keluar ruangan menuju Pantry untuk membuatkan bosnya minuman.

Setelah tiba diruangan Bosnya...

" Ini pak minumannya " kata Bianca sambil menaruh cangkirnya. Namun ketika Saga berbalik menyamping tangannya tidak sengaja menyenggol minumannya sehingga tumpah membasahi celananya.

" Astaga pak " kata Bianca sambil datang mengambil tissue dan membersihkan secara reflek. Namun tiba - tiba...

Ceklek

" Sayang Aku pulang... " istrinya yang tersenyum membuka pintu ruanganpun merubah ekspresinya melihat suaminya. Bianca yang menunduk sambil mengelap celana bosnya langsung berhenti. Saga yang melihat ke bawah juga ikut menatap istrinya.

Mereka terhalang Meja besar milik Saga sehingga Dari luar tak terlihat apa yang mereka lakukan. Ketika Bianca meluruskan badannya. Ara hanya menatap seolah tak percaya lalu dengan mata berkaca - kaca ia memilih keluar dari ruangan Saga secepatnya.

Sagapun berlari hendak mengejar istrinya namun kalah cepat. Istrinya sudah masuk ke dalam lift arah turun ke basement.

Oh Tuhan apalagi yang akan kujelaskan pada istriku, batin Saga.