NovelToon NovelToon
Gadis Tak Bernasab

Gadis Tak Bernasab

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:594.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: khitara

Dia adalah gadis yang bernasab pada ibunya, satu satunya orang yang sangat mengasihinya di keluarga besar yang terhormat itu.

ia tak pernah dianggap ada, kehadirannya hanyalah aib yang memalukan bagi keluarganya.

hidupnya semakin hancur ketika satu satunya pelita dan sumber kasih sayang dalam hidupnya harus pergi selamanya.

naasnya...ia sama sekali tak di perkenankan melihat sang ibu untuk terakhir kalinya. bahkan ia tak tahu di mana sang ibu di makamkan.

dan malam dimana sang ibu tiada, di usianya yang masih menginjak remaja. ia harus menerima pelecehan dari seseorang yang seharusnya merangkulnya guna sedikit mengurangi beban kesedihan akibat kepergian sang ibu.

kakak sepupunya berniat merenggut mahkotanya sebagai seorang wanita.


ia berlari dan berlari dengan kaki berdarah pergi menjauh dari istana kelam itu.
mencoba menyelamatkan kehidupannya yang penuh dengan luka dan cemoohan.

dia....Izhayana Namira Shafeea.
seorang gadis tak bernasab

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 33 harus bagaimana ( rrvisi )

Tuan Latief masih berdiri terpaku di tempatnya.

Kebenaran yang begitu mengguncang jiwanya.

Putri dan menantunya terlibat skandal cinta segi tiga.

Zahira dan Samira mencintai satu orang pria yang sama.

Apakah Itu artinya...ada pria lain di hati menantu pilihannya itu selain putranya, Faritz...

Dosa apalagi yang telah ia perbuat..

" papi..." Faritz terpekik begitu menyadari ada ayahnya yang tengah berdiri di ambang pintu.

Begitupun dengan Samira. Belum hilang rasa terkejut dan takutnya ia melihat kemarahan sang suami yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Kini...tiba tiba sudah ada sang mertua yang ia tahu mempunyai watak yang begitu keras di antara mereka, di saat mereka tengah membicarakan rahasia yang telah ia simpan rapat rapat selama bertahun tahun.

Mata tuan besar Latief terlihat begitu memerah.

Tatapan matanya begitu tajam bagai belati tajam siap menghujam kepadanya.

" siapa salah satu di antara kalian yang mau menjelaskan semua ini ?! " suara tuan besar Latief terdengar begitu mengerikan di telinga Samira.

Tanpa sadar wanita itu merangsek maju mendekat kepada suaminya. Tangannya memegang erat pergelangan tangan Faritz.

Matahari semakin condong ke barat dan membiaskan semburat warna jingga.

Di depan sebuah jendela kaca besar di dalam sebuah kamar yang ada di paviliun belakang mansion besar miliknya.

Tuan besar Latief berdiri termangu di sana. Tatapannya lurus ke depan menembus kaca menggapai bayang bayang pohon cemara yang berjajar di pinggir taman kamar paviliun ini.

Semilir angin yang berhembus masuk melalui jendela kaca yang sedikit terbuka, menyapu wajah tuanya.

" Zahira...." bisiknya pelan.

Bayang bayang perlakuannya terakhir kali kepada putri cantik putrinya begitu membekas di pelupuk matanya.

Diamnya gadis itu menerima segala hinaan dan oceannya.

Bagaimana mata gadis itu begitu memohon perlindungan kepadanya saat detik detik terakhir setelah kepergian sang ibu,

Wajah rapuh dan begitu terpukulnya bocah tiga belas tahun itu karena perlakuan Farugh kepadanya begitu jelas terlihat.

Namun...apa yang ia lakukan, ia malah membuang muka darinya.

Tuan Latief menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya begitu saja.

Ini adalah yang kedua ia memasuki paviliun ini, dulu pertama ia masuk adalah saat putrinya itu melahirkan.

Setelahnya ia tak pernah lagi masuk ke paviliun ini, apalagi kamar ini...kamar yang menjadi tempat istirahat seseorang yang seharuasnya ia sebut sebagai cucu perempuannya.

Seorang anak yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang begitu istimewa darinya karena dia adalah seorang perempuan.

Tak ada kebaikan sedikitpun baginya berada di luaran, namun...ia justru seolah memaksa gadis itu untuk menjalani kehidupannya di luar dengan segala kerasnya hidup dan kejamnya fitnah dunia.

Ya...tuan besar Latief berada di kamar Shafeea setelah tadi hampir dua jam ia berada di dalam kamar Zahira.

Setelah kemarahannya dengan anak dan menantunya tadi, ia memutuskan berlalu dan meninggalkan mereka begitu saja.

Rasa kecewanya begitu besar kepada kedua orang itu, dan entahlah, apa yang harus ia lakukan kini. Namun satu....saat ini ia merasa enggan untuk sekedar berinteraksi dengan dua orang itu.

" bawa dia pergi jauh dari hadapanku sebelum aku lupa bahwa dia adalah ibu dari cucu laki lakiku " perintah tuan besar Latief kepada Faritz dengan wajah memerah dan tatapan tajam menahan amarah.

" maafkan aku papi..." Faritz mencoba memohon

" pergilah Faritz..sebelum aku benar benar kehilangan kesabaranku "

Tak berani lagi membantah, Faritz langsung menyeret tangan Samira untuk segera pergi dari sana.

Sepeninggal Faritz dan Samira, tuan besar Latief masih berdiri terpaku di tempatnya.

" tidakkah rasa sayangmu kepada adikmu membuatmu sakit Faritz, papi kecewa padamu..." katanya pelan.

Pasalnya selama ini, ia selalu mengajarkan kasih sayang dan tanggung jawab yang begitu besar kepada Faritz terhadap Zahira karena mereka yang hanya tinggal bertiga setelah kepergian sang istri untuk selama lamanya.

tiba tiba ia merasa ingin melihat paviliun tempat Zahira dan Shafeea dulu tinggal.

Berkali kali pria tua itu memejamkan matanya sembari menghela nafas.

Andai waktu dapat kembali di putar.

Ia akan memilih mempercayai kata kata sang putri dan memberi kesempatan kepadanya untuk memperkenalkan laki laki itu kepadanya.

Sayangnya hal itu tidaklah mungkin terjadi. Waktu yang telah berlalu tak akan pernah kembali, yang ada hanyalah penyesalan....

" tuan besar..." Morgan berdiri di ambang pintu kamar itu tanpa berani untuk masuk.

Dahulu...meski Shafeea tak pernah di perlakukan dengan baik oleh tuan besar itu, namun....jika ada pelayan atau pengawal yang bersikap kurang baik kepada gadis itu, tuan besar Latief selalu menatap mereka dengan tajam.

Meski tak ada kata penuh amarah di sana, namun..hanya dengan tatapannya saja, para orang orang itu telah di buat takut.

Oleh sebab itu, kini ia tak berani masuk ke dalam kamar itu.

" bagaimana ?! " tanya pria tua itu tanpa menoleh sedikitpun kepada Morgan.

Kini perhatian tuan besar Latief tengah tertuju ke arah sebuah bingkai foto yang tergantung di atas tempat tidur.

Bingkai foto yang berisi Shafeea yang tengah di peluk oleh Zahir.

Wajah kedua orang itu begitu mirip, hanya mata dan hidung yang nampak sedikit berbeda.

Mata dan hidung Shafeea lebih condong mirip dengan laki laki itu, sementara keseluruhan wajahnya begitu mirip dengan putrinya Zahira.

Apalagi senyumnya.....keduanya bagai pinang di belah dua saat tersenyum begitu.

" maaf tuan besar, tak ada kabar sama sekali. Tentang nona muda...sejak hari penerimaan piagam di sekolahnya satu tahun yang lalu ia menghilang " helas Morgan.

tuan besar Latief meraup wajahnya dengab kasar.

" sekolah apa...?! "

" sebuah sekolah yayasan berstandar Internasional milik keluarga Tang.."

" keluarga Tang ?! "

" ya tuan besar...keluarga Tang, nona di kenal sebagai siswi berprestasi dan meraih predikat siswa dengan nilai terbaik. Nona juga masuk ke sekolah melalui jalur prestasi eksklusiv...itu artinya, nona masuk dan langsung duduk di kelas Dua belas " jelas Morgan lagi

Wajah tuan besar Latif tak menyiratkan apapun, namun matanya nampak berbinar.

Sebenarnya ia sudah tahu akan otak encer gadis itu,

Guru dan kepala sekolah tempat di mana Shafeea sekolah dulu pun diam diam sering melaporkan tentang hal itu.

kau benar benar mewarisi otak encer keluarga ku....bisiknya dalam hati.

" lanjutkan pencarianmu...jangan berhenti hingga kau mendengar kabar tentangnya.." perintahnya kemudian kepada Morgan.

" baik tuan besar..." jawab Morgan kemudian berlalu dari sana setelah sebelumnya mengangguk dengan hormat.

Tak lama setelah kepergian Morgan, Alarik masuk dan sama seperti halnya Morgan. Ia hanya berani berdiri di ambang pintu.

Masih terekam jelas di ingatannya, bagaimana tuan besarnya itu menatapnya dengan begitu tajamnya hanya karena ia terlalu lama memandang Shafeea.

Saat itu bis jemputan Shafeea datang terlambat, dan ia di minta nona Zahira untuk mengantar putrinya itu.

Dia yang jarang melihat gadis itu, begitu terpesona melihat kecantikannya yang begitu natural.

Tanpa dia sadari, perbuatannya di perhatikan oleh sang tuan besar.

Sontak Alarik yang terkejut dan segera menundukkan pandangannya ketika sebuah deheman menyapa gendang telinganya.

" aku tidak akan segan segan mencongkel matamu jika kau berani menatapnya lagi seperti itu " ancam tuan besarnya saat itu.

Seketika nyalinya sang menciut. Siapa yang tak kenal dengan karakter pria tua itu.

Keras dan diktaktor....

1
Ridwani
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ridwani
👍👍👍👍👍👍👍👍
Roshamilia
28 k3 23..
Nur Lela
luar biasa
Dian Soedarminto
/Grin//Grin//Grin/
Dian Soedarminto
bosen ah...tegang terus...😥
Dian Soedarminto
hadeeehh
Dian Soedarminto
alhamdulillah😍
Dian Soedarminto
tumben nulisnya kliru² thor...🤔
Dian Soedarminto
wkwkwkwk
Dian Soedarminto
axel...axel...🤣🤣
Dian Soedarminto
shafea jangan keras kepala
kasihan bayimu klo tanpa nasab😊
Dian Soedarminto
semoga sdh diselamatkan sahabat²nya dan pergi jauh😁
Dian Soedarminto
seruuu
Dian Soedarminto
anak Axel
Dian Soedarminto
kembalilah pada Axel
Dian Soedarminto
hhhmmm
Dian Soedarminto
semangat dokter cantik💪
Dian Soedarminto
hhhmmm
Dian Soedarminto
😁ada yg kepo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!