Awalnya Erina Jasmin di tuduh mencuri dompet milik pelanggan di kafe di mana dia bekerja. Dia di laporkan oleh manajer kafe dan di pecat oleh atasannya. Erina kesal karena di tuduh mencuri dompet milik pelanggan yang ternyata Erika Gladys perempuan pemilik dompet itu.
Alih-alih tidak di laporkan pada polisi, Erina di tawari sebuah kesepakatan untuk menjadi istri pengganti seorang kaya. Dia awalnya menolak, tapi karena Erika Gladys menawarkan uang banyak untuk membantunya membiayai ibunya dalam pengobatan di rumah sakit.
Karena wajah Erina Jasmin dan Erika Gladys sangatlah mirip bagai di pinang di belah dua. Maka misi yang di tugaskan Erika pada Erina pun di jalankan, menjadi seorang istri dari Kenzio Pahlevi Abraham. Lalu, apa intrik masalah yang akan di hadapi oleh Erina setelah menjadi istri pengganti Erika yang hidupnya memang untuk bersenang-senang saja dengan beberapa selingkuhannya.
Dan apakah Erina dan Erika sebenarnya saudara kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03. Tawaran
Erina di interogasi benar-benar oleh pemilik kafe, dia juga di marahi habis-habisan. Dia hanya bisa pasrah dan menunduk saja, karena tidak bisa membuktikan dirinya tidak bersalah. Bukti jam tangan mahal milik pelanggan itu berada di tangannya setelah merogoh kantong bajunya.
"Sekarang juga kamu saya pecat Erina, bikin malu dan membuat ketidak nyamanan pelanggan. Apa kamu butuh uang sampai harus mencuri jam tangan mahal milik pelanggan?" tanya perempuan pemilik kafe itu.
"Maafkan saya nona, walau pun bukti jam tangan ada di kantong bajuku. Tapi aku bersumpah tidak pernah mencuri barang milik orang lain, terlebih milik pelanggan kafe ini. Saya mencari uang di sini, tentunya saya juga akan menjaga diri saya dan kafe ini nona. Tapi jika anda ingin memecat saya, silakan saja," ucap Erina.
"Heh, sombong sekali kamu. Apa kamu tahu, setelah kejadian ini semua kafe atau restoran akan mengetahui bahwa kamu adalah pencuri? Tidak ada kafe atau restoran yang akan menerimamu bekerja, kamu sudah di cap sebagai pencuri."
"Saya tahu nona."
"Kemasi semua barang yang ada di lemari lokermu, uang gajimu akan di transfer setengahnya."
Erina lagi-lagi harus pasrah dengan keputusan itu, setelah pamit dan minta maaf dia pun segera keluar dari ruangan bosnya. Para pelayan yang lain menatapnya heran dan kasihan, tapi sikap mencuri milik pelanggan itu memang melanggar aturan dalam kafe mana pun.
"Kamu baik-baik saja?" tanya temannya.
"Aku baik, mungkin ini hari sialku," ucap Erina.
"Tapi kemana kamu akan bekerja Erina? Kamu juga membutuhkan biaya untuk pengobatan ibumu?"
"Nanti aku pikirkan, aku ingin istirahat beberapa hari sambil cari kerjaan. Terima kasih kamu peduli padaku, walau pun aku di sangka pencuri," ucap Erina.
"Aku percaya kamu tidak melakukan itu, tapi memang tidak bisa membuktikan kalau kamu bukan pencurinya."
Erina tersenyum, setelah semua barangnya di ambil dalam loker, dia pun segera keluar dari kafe tersebut. Tidak ada yang keberatan Erina di pecat dari pekerjaannya, mereka bekerja seperti biasanya.
Saat melewati kursi di mana Erika duduk, ternyata kursi itu sudah kosong. kemudian dia segera keluar dari kafe itu lalu berniat pulang ke rumah.
_
Erina keluar dengan menenteng tasnya, berdiri di depan kafe yang selama ini memberinya kehidupan. Meski dia serba kekurangan dan ibunya yang sedang sakit harus di obati secara rutin, tapi dia pantang mencuri apa lagi mengakui kesalahan yang tidak pernah dia lakukan.
"Kemana aku harus mencari pekerjaan lagi," ucap Erina.
Sebuah mobil mendekatinya pelan lalu berhenti. Kaca jendela terbuka, muncul sosok yang membuat Erina di pecat dari pekerjaannya sedang tersenyum menatapnya, Erina membuang wajah ke samping. Ada rasa kesal di hatinya melihat wajah Erika yang tersenyum penuh kemenangan.
"Erina kan?" tanya Erika perempuan yang ada di mobil itu.
Erina tidak menjawab, seakan tidak peduli siapa yang sedang menyapanya itu, Erika tahu gadis yang berdiri di depannya sedang marah padanya karena dia juga gadis itu di pecat. Tapi itulah tujuannya agar bisa memanfaatkan apa yang di miliki oleh Erina.
"Kamu mau pulang? Biar aku antarkan," kata Erika menawarkan.
"Tidak terima kasih," ucap Erina datar.
"Ayolah, aku ada sebuah penawaran untukmu. Kamu sudah di pecatkan dari pekerjaanmu di kafe?"
"Itu karena anda. Anda tega sekali membuat saya di pecat," ucap Erina kesal.
"Hahah! Maafkan aku, tapi aku butuh kamu. Makanya aku membuatmu di pecat," ucap Erika dengan senyumannya.
Erina menatap kesal pada Erika, lama dia menatap perempuan itu. Sejenak dia seperti mengenali sesuatu pada wajah Erika.
"Hmm, aku menawarimu sesuatu yang membuat ibumu bisa di obati dengan benar. Aku dengar ibumu sedang sakit dan sedang menjalani pengobatan. Kamu kekurangan uang kan untuk biaya pengobatan ibumu?" tanya Erika lagi.
Erina diam menatap wajah perempuan dengan penampilan seksi dan cantik. Erika keluar dari mobilnya, berdiri menatap Erina masih dengan senyuman khasnya yang sedikit menakutkan.
"Bagaimana? Kamu mau menerima tawaranku?" tanya Erika.
"Anda berbohong dengan hilangnya jam tangan itu, tentu saja anda akan berbuat jahat lagi padaku," ucap Erina.
"Hahah! Tentu saja tidak Erina, aku menyukai wajahmu yang cantik dan keberanianmu. Kamu menarik perhatianku," ucap Erika membuat Erina heran.
Erika mengambil sesuatu dari dalam tasnya lalu memberikannya pada Erina.
"Ini nomor teleponku, aku menginap di hotel Horison tak jauh dari kafe ini. Kamu bisa menghubungi sebelum bertemu denganku, jika kamu mau dengan tawaranku tapi aku harap kamu mau. Kamu akan mendapatkan uang banyak, memberimu kehidupan mewah di rumahku dan juga ibumu akan terjamin kesehatannya. Asal melakukan sesuatu untukku," ucap Erika.
Erina masih diam menatap kartu pengenal Erika itu, di sana memang ada nomor telepon Erika. Dengan ragu Erina menerima kartu nama itu, Erika pun tersenyum kecil dan berbisik.
"Tawaran ini akan membuatmu merubah semuanya, kehidupan ibumu akan lebih baik. Pikirkan itu baik-baik, Erina Jasmin."
Setelah berkata seperti itu, Erika masuk ke dalam mobilnya. Menyuruh supir untuk segera melaju, sambil menatap Erina yang masih terpaku di tempatnya. Memberikan senyuman misteri dan ciuman jauh dengan tangannya pada Erina.
"Perempuan aneh. Kenapa dia begitu menakutkan."
_
_
*****
bagaimana kl mereka jatuh hati...
sampai kapan bs menghindar dr hubungan suami istri?
ato Nadia?