NovelToon NovelToon
AKHIRNYA MENYESAL

AKHIRNYA MENYESAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Pihak Ketiga / Pelakor / Balas Dendam
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Saat kehamilan itu benar-benar terjadi pada Livia, dia bermaksud memberikan kejutan dengan datang ke kantor suaminya untuk mengabarkan kabar bahagia tersebut.

Tapi apa yang dia dapatkan, sangatlah mengguncang perasaannya.

Ternyata di ruangannya, Alex tengah bersama seorang wanita berparas lembut, dengan gadis kecil yang duduk di pangkuannya.

Bukannya merasa bersalah, setelah kejadian itu Alex malah memberi pernyataan, "kita berpisah saja!" Betapa hancur hati Livia. Dia tak menyangka, Alex yang begitu

mencintainya, dengan mudah mengatakan kata-kata perpisahan. Lalu apa jadinya jika suatu hari Alex mengetahui kalau dia sudah menelantarkan darah dagingnya sendiri dan malah memberikan kasih sayangnya pada anak yang tidak ada hubungan darah dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SESAL

Tiba di rumah Sean, hati Livia sangat terharu saat mendengar ucapan Dario pada putranya.

"Wah... cucu opa ini, ganteng sekali, ya...." Itulah yang terdengar di telinga Livia saat dia melangkah masuk ke dalam rumah. Hatinya menghangat.

Bukan cuma Livia yang mendengar, tetapi Sean dan Siska juga. Mereka tersenyum. Malah Siska setengah berlari masuk ke ruang tengah untuk menghampiri Cello dan suaminya.

"Hei hei... mami dari luar, jangan dulu dekat-dekat Cello. Bersih-bersih dulu sana!" Teriak Dario begitu protektif. Livia hanya bisa menyungging senyum geli.

"Kamu dengar? Papi dan Mami sangat sayang sama Cello. Maklum, mereka terakhir mengasuh bayi itu saat aku masih bayi. Setelah aku besar tak ada lagi, karena aku anak mereka satu-satunya."

Livia terdiam. Hatinya sangat terenyuh mendengar ucapan Sean.

"Bagaimana aku, jika benar-benar menjadi wanita mandul seperti yang dituduhkan mereka?" Bisik hatinya getir. Amarahnya kembali timbul.

Namun, cepat-cepat dia tersenyum. Bukan saatnya harus terpengaruh oleh masa lalu.

"Iya, Mas, aku senang Cello banyak yang sayang."

"Aku yakin. Cello tak akan pernah kekurangan kasih sayang, Liv."

Livia menatap dalam Sean. Terlihat di wajah tampannya, ada ketulusan yang murni, bukan sekadar hiasan untuk menjerat hatinya. Dia mengulurkan tangannya, meraih tangan Sean dan menggenggamnya.

"Terima kasih, Mas. Aku terharu kalian begitu tulus padaku dan Cello. Maafkan aku jika sampai detik ini, aku belum bisa membalas perasaan kamu."

Sean balik menatap Livia. Bibirnya tersenyum. Lalu mengelus kepala wanita itu. Tanpa mengatakan apa-apa.

Sementara itu di kantin sebuah rumah sakit, dua orang wanita tengah menikmati sarapan pagi. Dia adalah Natalia dan Brenda, sahabatnya.

Kemarin Natalia melarikan ayahnya ke rumah sakit karena serangan jantung.

Semenjak pertunangannya dengan Sean batal, ayah Natalia jadi sering melamun dan sakit-sakitan.

Sebagai orang terhormat dan salah satu petinggi di kantornya, Yudha, ayah Natalia tidak kuat lama-lama menjadi bahan gunjingan di kantornya karena batalnya pertunangan sang putri dengan putra keluarga pengusaha kaya Dario Darrient sekaligus CEO Brilliant Consulting Group, Sean Abinaya Darrient.

"Nat, kamu tahu, kemarin si Livia muncul di kantor."

"Apa?!" Natalia melotot. Sementara Brenda langsung mengangguk.

"Kamu tahu dia datang sama siapa? Bu Siska!"

Mata Natalia semakin membulat sempurna. Hatinya bergolak, karena amarah dan merasa terkhianati.

Tapi yang merasa kaget mendengar ucapan Brenda bukan hanya Natalia, tapi juga Alex.

Ya, Alex.

Alex yang tadi malam menunggui Wulan di rumah sakit, juga sedang sarapan di kantin itu, sebelum dia pergi ke kantor. Dan mejanya tepat berada di depan meja Natalia dan Brenda.

Ternyata ibunya Alex dan ayahnya Natalia dirawat di rumah sakit yang sama.

"Bukannya dia sudah mengundurkan diri setahun yang lalu?" tanya Natalia sewot.

Brenda mengangkat bahunya. "Katanya sih ada beberapa dokumen yang harus diurus. Mungkin mereka mau menikah."

Kalimat yang diucapkan Brenda itu, tentu saja langsung menyulut emosi Natalia.

"Ini tidak bisa dibiarkan! Mereka mau menikah di atas penderitaan aku. Lihat papaku sekarang. Dia sakit karena ulah Sean yang sudah mempermalukan keluargaku," ucap Natalia dengan suara serak menahan tangis.

Sementara Alex pun ternyata hatinya tak bisa menerima mendengar Livia akan menikah dengan Sean.

Rasa cemburu langsung menguasai jatinya.

"Yang aku heran, kok Pak Sean mau, ya? Padahal kan sudah jadi rahasia umum kalau si Livia itu mandul. Punya pelet apa sih dia, sampai Pak Sean dan keluarganya bisa menerima dia?" Brenda ikut-ikutan kesal. Memang selama menjadi rekan kerjanya, Brenda selalu merasa kalah dari Livia. Wanita itu selalu lebih beruntung dibanding dirinya.

"Kamu bilang itu masih rumor, kan?"

"Iya sih, tapi kalau rumor kenapa suaminya menceraikan dia?"

Mendengar itu, Alex seperti menyadari sesuatu.

"Benar apa yang dikatakan wanita tadi. Livia belum tentu mandul. Dulu aku hanya terpengaruh oleh ucapan Mama dan Aurelie." Batin Alex.

Rasa sesal dan cemburu kini menguasai hati Alex.

Apalagi hingga saat ini dia masih belum bisa mencintai Ishana. Dulu ia hanya terbawa emosi karena merasa harga dirinya sebagai laki-laki diabaikan oleh Livia. Dan keinginannya untuk memiliki anak selalu mendapatkan penolakan dari wanita itu.

Alex memang menyayangi Keysha karena rasa kerinduannya pada seorang anak. Di samping itu, dia pun merasa iba karena anak sekecil itu harus kehilangan kasih sayang seorang ayah.

Ironisnya, tanpa dia sadari seorang anak yang seharusnya mendapat kasih sayang darinya, malah tak bisa merasakan itu karena keegoisannya.

Sungguh suatu penyesalan yang akan terasa sampai seumur hidup!

Semakin hari, kehidupan rumah tangga Alex dan Ishana semakin tidak kondusif. Hampir setiap hari selalu ada pertengkaran. Hidup Alex semakin tak bahagia, dan Ishana semakin stres. Dia tahu tak akan bisa memberi Alex keturunan, tapi dia pun takut untuk berterus terang. Hal ini berdampak pada Keysha. Anak itu jadi pemurung dan sulit bergaul dengan teman sebayanya.

Belum selesai sampai di situ, rongrongan kedua orang tuanya yang menuntut Alex segera memberikan keturunan memperparah keadaan itu.

"Mana, Lex? Ini sudah hampir setahun kamu menikah tapi si Ishana tak kunjung hamil. Enggak mungkin kalau kamu yang mandul," kata ibunya suatu hari saat Alex mengunjungi rumah orang tuanya setelah bertengkar hebat dengan Ishana. Tadinya Alex datang ke situ untuk menenangkan diri, tapi nyatanya sang ibu malah memperparah kegalauan hatinya.

"Aku enggak mandul, Ma! Aku sudah periksa ke dokter kalau aku enggak ada masalah," jawab Alex kesal.

Tapi dia tak berani menjawab terlalu keras, karena takut ibunya emosi dan penyakit darah tingginya kembali kumat seperti dulu.

"Iya kalau begitu kenapa? Berarti Ishana yang harus dipertanyakan. Coba kamu suruh dia untuk periksa.

Mungkin ada yang berubah di rahimnya, atau bagaimana. Percuma kan kamu nikahin dia tapi tetap tak menghasilkan anak seperti si Livia itu," ketus Wulan semakin sengit. Dia tak bisa melihat bagaimana suasana hati Alex saat ini. Yang ada di otaknya hanya menuntut.

Berkali-kali Alex mengatur napas untuk mengontrol emosinya.

"Aku yakin ma, Ishana juga gak bisa kasih bang Alex anak. Udah, ceraikan aja sih, wanita seperti itu. Bang Alex cuma dijadiin ATM untuk menghidupi dia dan anaknya si Keysa." Timpal Aurel yang kebetulan sedang ada di rumah orangtuanya juga.

"Itulah akibatnya kalau tidak menurut sama orangtua. Dulu mama mau jodohin kamu sama Anneke. Tapi kamu nggak mau. Sekarang Anneke sudah menikah dengan orang lain dan katanya sudah hamil juga." Umpat Wulan sambil berlalu ke kamarnya. Dia sangat kecewa pada putranya.

Alex satu-satunya anak lelakinya yang diharapkan bisa memberi keturunan sebagai penerus keluarga mereka.

Tapi nyatanya, dua kali menikah, tetap saja tak bisa memenuhi harapan mereka.

Merasa rumah ini bukan tempat yang tepat untuk menenangkan hatinya, Alex pun pergi dan memacu mobilnya tanpa arah.

Disaat seperti ini, dia sangat merindukan Livia. Wajah cantiknya yang menggemaskan, selalu menari-nari di pelupuk matanya.

Tanpa sadar, mobil Alex melintas di depan gedung apartemen yang dulu pernah ditinggalinya bersama Livia.

Alex pun membelokkan mobilnya ke gedung itu. Saat akan melewati lobby, matanya menangkap sosok orang yang sangat dirindukannya.

Livia.

Alex mengucek matanya. Dan Livia masih terlihat.

Dia berdiri di depan lobby. Sepertinya sedang menunggu seseorang.

Mobil Alex berhenti tepat di depannya

"Livia!"

Wanita itu menoleh. Wajahnya memucat saat tahu siapa yang memanggilnya.

"Mas Alex?"

Livia tak mengharapkan pertemuan ini. Dia ingin pergi menghindar, tapi rasanya sangat kekanakan. Apalagi di lobby itu banyak orang.

"Masuk Liv, lama kita tak jumpa. Bagaimana kalau kita ngobrol sebentar?" Ajak Alex sambil melongokkan

Kepalanya ke luar jendela mobil.

"Aku tidak bisa mas." Tolak Livia.

"Ayolah Liv, sebentar saja."

"Gak bisa, mas."

Tid... tid...

Mobil di belakang Alex membunyikan klakson.

"Ayo dong Liv, naik! Sebentar saja." Alex tetap memaksa.

Malu karena dilihatin banyak orang, akhirnya Livia mengalah. Dia masuk ke dalam mobil Alex dengan hati kesal. Sedangkan Alex tersenyum senang.

"Bagaimana kalau kita ngobrol di unitmu?"

Livia menatap tak percaya.

"Kamu anggap aku perempuan apaan, mas? Kamu pikir aku mau mengajak laki-laki yang bukan suamiku ke tempat pribadiku?"

Alex terkejut, "A-aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya spontan saja. Oke kalau gitu, kita ngobrol di mana?"

"Tak ada yang perlu diobrolkan. Aku tak ingin ada fitnah. Lebih baik kamu turunkan aku di situ. Aku juga sedang menunggu mas Sean."

Livia menunjuk halte bis di pinggir jalan.

Mendengar nama Sean disebut, hati Alex jadi panas.

"Liv, aku kangen sama kamu. Sebentar saja kita ngobrol." Suara Alex sedikit meninggi.

"Aku bilang nggak, nggak, mas! Kamu sudah punya istri dan aku nggak mau dibilang macam-macam sama orang karena jalan dengan lelaki beristri. Tolong hargai aku!"

"Liv, kita pernah saling mencintai dan sampai sekarang aku masih tetap cinta sama kamu. Ayo kita rujuk Liv! Sampai sekarang aku gak bisa melupakan kamu."

Livia ternganga, tak percaya ucapan itu meluncur dari mulut Alex yang keadaannya sekarang dia sudah beristri.

"Kamu sakit maas! Kamu sudah beristri! Dan kalaupun kamu masih single, aku tetap tak bisa, karena aku sudah mau menikah dengan mas Sean."

"TIDAK BISA!!"

1
Ayudya
ayolah buat nathali jerah dan ga nganggu keluarga kecil mu lagi
Mundri Astuti
ga bisa dibiarin ni mah Sean ...kudu dibikin kapok
Ayudya
nat niat iri dan akan menghancurkan mu
Dila Dilabeladila
sukurin dan lo akan lebih menyesal pafa saat tau klu itu anak lo.behhhhhhhh
Hasri Ani: sabar saaaay sabaaar🤣🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
maem tu sesal lex🤣🤣🤣🤣🤣
Hasri Ani: 🤣🤣penyesalan emang sllu belakng say.. klw di awal itu pendaftaran nmnya🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
lah siapa lagi tu yg teriak teriak kayak tarzan
Ejan Din
punya niat jd pelakor
Ayudya
seru dan menarik
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
dih lu yg mandul
kalea rizuky
hahahaah mampus lu lek istri lu g ada rahim
kalea rizuky
woy Sean putusin dlu lampir serakah jg lu mau dketin Livia kok masih punya pcr mana mau livia
kalea rizuky
dih siapa loe lek ngatur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!