"Mari kita berpisah"
"Berani sekali kau menantangku! Kau pikir kau bisa hidup tanpa uangku?"
"Selama aku masih bisa bernafas, Tuhan pasti akan memberiku jalan"
"Baiklah, ku beri kau waktu 2 minggu untuk pergi dari mansionku. Aku akan lihat bagaimana menderitanya kau di luar sana tanpa uangku"
Renata membalikkan badan.
"Mau apa kau?"
"Mengemasi barangku"
"Kau tak membawa apapun saat kesini. Jadi pergilah tanpa membawa apapun dari sini"
Renata terpaksa harus menikah dengan Radika sang kakak ipar. Menggantikan posisi kakak kandungnya yang sudah meninggal karena alasan balas budi pada keluarga besar Mahesa yang sudah membiayai kehidupan dirinya dan kakanya saat masih kecil.
Lalu bagaimana kehidupan Renata setelah menjadi istri dari CEO kejam itu?
Apakah ia sanggup meluluhkan hati Radika?
Apakah ia sanggup menerima siksaan fisik dan siksaan batin yang terus terusan di berikan oleh suaminya?
Yuk ikuti kisah serunya.. 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diri Yang Sebenarnya
"Manajer Han?" Renata begitu terkejut saat pertama kali membuka pintu dan yang dilihat adalah seorang yang menjadi permasalahan antara dirinya dan sang suami.
"Kenapa manajer Han bisa ada di sini?"
"Bolehkah aku masuk?"
Renata celingukan ke sana dan kemari. Ia nampak ragu untuk mempersilahkan sang manajer.
"Tenanglah, tak ada siapapun disini. aku sendiri"
"Oh, silahkan"
Beberapa menit berlalu, manajer Han tersenyum menatap Renata yang sejak tadi hanya berdiri dan mematung di samping kursi rotan yang lusuh itu.
"Kenapa hanya berdiri saja? duduklah"
Bak seorang anak yang menurut pada orang tuanya. Renata lantas duduk di kursi tersebut tanpa protes apapun.
"Kenapa anda bisa ada di sini? Manajer sengaja mengikutiku ya?"
"Kenapa kau hanya memakan roti? Kau itu sedang hamil Re, lebih baik makanlah nasi dengan lauk-pauk yang bergizi untuk kebaianmu dan calon anakmu itu"
"Jangan mengalihkan pembicaraan"
"Ah, baiklah. Aku memang sengaja mengikutimu"
"Sudah ku duga. Untuk apa?"
"Sebenarnya semua itu terjadi karena kebetulan saja"
Renata mengerutkan keningnya.
"Jangan mengerut seperti itu, wajahmu menyeramkan sekali"
"Manajer.."
"Baiklah, baiklah, Kebetulan aku ada tugas peninjauan resto cabang baru di kota ini"
"Lalu?"
"Dan kebetulan juga waktu aku hendak naik kereta, aku tak sengaja melihatmu juga di kereta itu"
"Terus?"
"Terus aku sengaja mengikutimu sampai kesini untuk memastikan agar kau dan calon anakmu selamat sampai tujuan"
"Benarkah?"
"Tentu saja"
"Tapi kau terlihat berbeda"
"Ma.. Maksutnya? Apanya yang berbeda?"
"Manager, kita berteman sudah lama. Dan aku tahu kalau kau sedang tak berkata jujur"
"Oh ya? Aku baru tahu kalau ternyata kau adalah seorang peramal"
Renata tersenyum tipis menatap sang Manager
"Kenapa lagi-lagi kau menatapku seperti itu? Bukankah aku sudah menjawab? Dan aku rasa alasanku sudah sangat tepat"
"Baiklah kalau begitu aku terima alasanmu. Terima kasih sudah mau mengkhawatirkanku. Tapi sebaiknya, kita tetap menjaga jarak. Bukan karena apa-apa, manajer tahu kan alasanku terusir dari mention karena apa? Dan aku tidak mau kalau orang benar-benar berpikir bahwa aku adalah orang yang tega menghianati suamiku"
"Ya aku tahu itu. Aku minta maaf karena aku adalah orang yang sebagai alasan telah membuat rumah tanggamu hancur"
"Tidak apa, Mungkin ini memang sudah takdirku"
"Jika kamu memperbolehkan, aku bisa saja membuat suamimu itu menyesal karena telah membuang istri sempurna sepertimu"
"Tidak perlu. Meskipun kini kau telah memiliki kekuasaan diatasnya, tapi biarkan semua berjalan mengikuti alur waktu yang akan berlalu. Dan pada saatnya tiba, biarkan penyesalan itu datang dengan sendirinya"
Deg
Manajer Han membeku mendengar kata kata Renata. Bagaimana mungkin Renata tahu jati dirinya yang sesungguhnya? Padahal saat memutuskan untuk resign dari Resto dan Han lebih memilih kembali pada keluarga besarnya, tak ada satupun yang dia beritahu tentang keputusannya ini.
"Manajer, Kenapa kau diam?"
"Tidak kok. Aku hanya berpikir ulang kalau aku tidak mungkin bisa melawan suami yang kaya raya itu. Ya, pasti tidak bisa. Apalah dayaku ini? Aku hanya seorang manajer restoran yang tak punya kehendak dan wewenang lebih untuk melawan seorang direktur ternama seperti Radika"
Renata tak menanggapi ucapan sang Manager. Ia hanya tersenyum tipis melihat sang Manager yang gelagapan mencari alasan untuk menutupi kenyataan bahwa ternyata dirinya adalah seorang yang memiliki kekuasaan besar. Bahkan jauh lebih besar dari kekuasaan keluarga Mahesa.
Bagaimana Renata bisa tahu semua itu?
Ya karena beberapa hari yang lalu, Renata sempat mendengar saat manajer Han sedang berbicara dengan dua orang yang tak ia kenal.
Dan yang menjadi berita mengejutkan adalah saat ia mendengar langsung bahwa manajer Han adalah pewaris utama keluarga Ferdiansyah. Di mana ia tahu bahwa keluarga Ferdiansyah adalah keluarga yang memiliki saham terbanyak di beberapa perusahaan besar.
Dan dari sinilah rasa penasaran dirinya terjawab. Tak heran, Pantas saja manajer Han selalu berani melawan Radika.
"Kenapa?"
"Tidak apa, lebih baik anda pulang dan bersiap-siap menjalani aktivitas baru menjadi seorang pemimpin"
"Re, aku itu bicara apa?"
"Tolonglah.. Untuk saat ini aku hanya ingin beristirahat sebentar saja. Aku lelah"
"Baiklah aku akan pulang sekarang, tapi kalau kau butuh sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungiku ya"
"iya"
Setelah manajer Han pergi, Renata segera memberikan tubuhmu yang memang sangat merasa lelah. Namun sebelum ia memejamkan mata, tak lupa ya meminum obat wajibnya.
...****************...
Sementara itu, di tengah malam yang sunyi, dan hanya ada sinar rembulan yang menerangi, tampak seorang lelaki tampan tengah melamun di tepi pantai. Ya, siapa lagi kalau bukan Radika.
Setelah mendatangi beberapa ruko tersebut, Radika tak dapat melacak lagi di mana keberadaan Renata. Ya benar-benar kehilangan jejak istrinya.
Bukan karena ingin bersama, namun ia sangat penasaran dimana dan bagaimana keadaan istrinya saat ini. Karena ia yakin bahwa Renata tak akan bisa hidup nyaman dan aman tanpa keluarga Mahesa. Begitu sugesti yang tertanam dalam pikirnya.
"Aaaaaahhhhhhh! Sialan! Dasar Wanita jalang! Aku sangat membencimu Renata!" Teriak Radika sembari melempari hantaran air dengan batu kerikil yang ada di sekitarnya.
Suasana hati Radika sangatlah kacau. Ingin sekali mengetahui keadaan sang istri, namun ia tak dapat mencari, dan untuk meminta bantuan pun ia tak berani karena terlanjur gengsi. Yang akhirnya ia hanya bisa pasrah dan berdiam diri untuk menjalani berputarnya waktu.
Sementara disisi lain, nampak seorang wanita tengah tersenyum puas menatap Radika. Dan senyum itu seketika pudar saat ponsel di dalam tas kecilnya kini bergetar.
"Halo kak"
"Apa kau sudah tahu bagaimana keadaan pecundang itu?"
"Ya aku sangat mengetahuinya. Bahkan saat ini aku sedang menyaksikan awal kehancurannya"
"Apa kau yakin ingin membuat laki-laki yang kau cintai setengah mati itu hancur?"
"Aku sangat yakin. Bahkan seribu yakin"
"Baiklah, kalau begitu sudahi penyamaranmu dan kembalilah pada tugas awalmu"
"Tapi.."
"Berhenti bermain main dengan dunia malam sebelum kau terkena penyakit kelamin yang menjijikkan"
"Aku.."
"Kembalilah, aku akan menjamin semua kebutuhanmu"
"Baiklah"
Setelah panggilan berakhir, wanita itu kembali menatap Radika dengan tajam.
Radika, mulai sekarang aku putuskan untuk tak lagi meneruskan cintaku. Sudah cukup hatiku bersabar menghadapi ketidakpedulianmu terhadapku selama ini. Aku akan kembali pada keluargaku yang sebenarnya. Aku akan terus mengingatkan padamu tentang kesalahan kesalahan yang kau buat pada istrimu. Hingga kau akan hancur dan terpuruk dalam penyesalan yang begitu dalam.
.
.
ok abiessss semua.
tetap semangat dlm berkarya.
aku selalu mendukungmu kak
yuuuk... lanjut yuk