Novel author ke empat launching 😘( cerita ini hasil karangan othor sendiri ya ). Silahkan mampir kak, jika tidak suka di skip aja ya, jangan kasih rating jelek. Ntar othor ngambek loh 😁.
Jeffander Smith lelaki dewasa dengan status duda kaya raya, tengah jatuh cinta pada gadis belia bernama Queensha Claire. Gadis cantik dan sedikit bar-bar itu telah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun sayang, cinta jeffander bertepuk sebelah tangan. Lalu bagaimana usaha duda tampan itu untuk mendapatkan cinta sang gadis pujaan hatinya. Kepoin yuk kakak-kakak cantik dan ganteng. jangan lupa tinggalkan dukungan agar othor semangat up datenya. Terima kasih.
Happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Wia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Pagi ini di meja makan, Adel, Queen dan jeffander tampak menikmati sarapannya dengan saling diam. Queen diam karena fokus dengan makanannya, Jeff diam karena memang dari dulu ia tidak terlalu suka berbicara saat berada di meja makan, sedangkan Adel diam karena memikirkan dirinya yang sepertinya mulai luluh pada gadis di depannya.
" Sayang, apakah hari ini kuliahmu sampai sore ", tanya Jeff pada Queen saat makanan di piringnya sudah habis. Queen yang tadinya sibuk mengunyah langsung mendongak mendengar Jeff bertanya.
" Tidak, mungkin jam satu aku sudah selesai. Ada apa? ",
" Jika kau tidak punya acara lainnya, datanglah ke kantor, ada banyak pekerjaan di sana ", jawab Jeff sambil menatap lekat Queen. Dan hal itu tidak luput dari penglihatan Adel. Ia bisa melihat binar cinta yang begitu besar dari mata putranya.
" Baiklah, aku akan datang kesana ", jawab Queen tersenyum manis. Ia sangat merindukan pelukan pria dewasa itu. Sejak kedatangan Adel di mansion, Queen dan Jeff jadi tidak bisa bermesraan. Wanita paruh baya itu selalu mengganggu jika keduanya terlihat sedang bersama.
Bahkan saat malam pun, Adel terus saja mengawasi keduanya. Bahkan suara sekecil apapun, Adel akan terbangun dan langsung keluar dari kamarnya, karena terlalu khawatir jika Jeff mencuri kesempatan menyelinap ke dalam kamar Queen. Bahkan selama dua minggu ini Adel terus saja mendesak agar putranya itu mengusir Queen. Namun Jeff terus menolak dengan keras permintaan ibunya itu.
Jeffander yang sudah di tunggu Mark di depan segera berdiri dan mengecup puncak kepala Queen.
" Aku berangkat dulu. Dan ingat jangan naik taksi seperti kemarin. Jika kau malas menyetir sendiri, maka mintalah pak Ahmad untuk mengantarmu ",
" Baiklah ", jawab Queen patuh. Dan hal itu sontak membuat Jeff tersenyum.
Setelah berpamitan pada Queen, ia juga berpamitan pada sang ibu, namun dengan muka datar dan dingin, berbeda saat tadi ia berbicara dengan Queen. Tentu saja hal itu membuat Adel kesal.
" Tidak bisakah kau tersenyum sedikit saat bicara denganku. Ekspresi mu itu sudah seperti orang mengajak berkelahi ", omel Adel seraya menatap malas pada putranya. Namun Jeff tidak memperdulikan omelan ibunya, ia segera berlalu pergi menemui Mark. Setelah Jeff pergi, Queen juga telah selesai dengan sarapannya.
" Nyonya, jika anda perlu sesuatu anda bisa meminta bantuan saya ", ucap Queen menawarkan diri. Meski wanita di depannya itu sering membuat nya kesal, Queen akan tetap bersikap sopan selama yang ia lakukan tidak keterlaluan.
" Aku tidak butuh bantuan darimu ", jawab adel ketus. Ia pun segera beranjak dari duduknya dan berjalan naik ke lantai atas. Queen hanya bisa menghela napas kasar saat mendapatkan penolakan lagi dari calon mertuanya.
"Sabar Queen sabar, demi calon suami idaman ", gumam Queen menyemangati dirinya sendiri.
Setelah itu ia segera membereskan meja makan bekas sarapan mereka. Sesudah itu Queen segera naik ke lantai atas untuk segera mandi karena akan berangkat ke kampus. Saat tiba di depan pintu kamarnya, Queen mendengar teriakan dari dalam kamar calon mertuanya. Queen buru-buru menghampiri kamar Adel.
" Nyonya ada apa? Apa yang terjadi? ", teriaknya panik sambil terus menggedor pintu itu.
" Queen, tolong saya ", teriak Adel yang terdengar samar di telinga Queen. Gadis cantik itu tidak lagi bertanya, ia segera membuka pintu itu dan masuk mencari keberadaan Adel. Wanita paruh baya itu terlihat terduduk di ambang pintu sambil memegangi kakinya. Melihat hal itu, Queen segera menghampirinya.
" Nyonya, apa yang terjadi? Kenapa bisa terjatuh seperti ini? "
" Aku terpeleset. Tolong kau panggilkan para pembantu untuk memapahku ",
" Tidak perlu nyonya, biar saya saja yang memapah anda ",
" Kau tidak akan kuat ", ucap Adel meremehkan.
" Hey anda belum tahu kekuatan saya. Saya bisa mengangkat dua gunung sekaligus ", ucap Queen sambil membusungkan dadanya sambil tersenyum lebar. Adel yang melihat kelakuan absurd Queen, berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa sambil menahan juga rasa sakit di kakinya.
" Dasar gadis bodoh. Jangan banyak bicara, jika ingin membantuku maka cepatlah ",
Queen yang sadar jika calon mertuanya tengah menahan sakit di kakinya segera berlari menghampirinya. Ia segera memapah Adel dengan sekuat tenaga menuju tempat tidur.
" Biar saya olesi minyak pijit ya nyonya ", tanya Queen meminta ijin.
" Terserah ", jawab Adel yang masih gengsian.
Queen segera berlari ke dalam kamarnya untuk mengambil minyak andalannya ketika badannya terasa capek. Setelah menemukan benda yang di carinya Queen segera kembali ke kamar Adel.
" Maaf ya nyonya ", ucap Queen mulai memijat kaki Adel dengan minyak. Adel tampak memperhatikan wajah Queen yang terlihat cantik meski dengan penampilan berantakan. Setelah hampir lima belas menit, Queen menghentikan pijatannya.
" Apa sudah lebih baik nyonya? " Adel mencoba menggerakkan kakinya, dan ternyata rasa sakitnya sudah berkurang. Lalu Adel pun mengangguk dan mengucapkan Terima kasih dengan suara sangat pelan.
" Terima kasih ",
" Sama-sama nyonya. Kalau begitu saya panggil bibi sofia agar membuatkan anda minuman sekaligus memberitahukan keadaan anda. Kalau begitu saya permisi nyonya, saya harus segera berangkat ke kampus ",
" Baiklah, sekali lagi Terima kasih ", ucap Adel tulus.
" Sama-sama ", ucap Queen tersenyum lebar sambil berlalu pergi. Adel menatap punggung Queen yang menghilang di balik pintu kamarnya.
" Ternyata kau gadis yang baik. Wajar jika kau bisa menyembuhkan trauma jeffander akan masa lalunya ", batin Adel lirih.
*********
Jangan lupa dukungannya readers 😊😊
Terima kasih 😘😘