Seorang petani miskin yang memiliki kehidupan yang keras disebabkan pandangan dan pola pikir manusia kebanyakan, yang lebih suka serta berpihak pada si kaya si kuat dan si hebat membuatnya harus tersisih dari pandangan dan penilaian masyarakat.
Seringkali rasa sakit dan penderitaan itu justru datang dari orang orang yang dikenalnya.
Namun semua berubah sejak dia beroleh sistem yang memungkinkannya untuk merubah nasib malangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @TomBayaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
Nama Haris mulai dikenal masyarakat luar, keberhasilannya menaikkan taraf hidup warga desanya sangat menuai pujian, kini warga desa tidak perlu bergantung pada satu hasil komoditas pertanian seperti sebelumnya.
Penghasilan dari sayuran sehat yang segar, tidak kalah jauh dari hasil kebun yang skala panennya terbilang cukup jauh jarak panennya, antara satu panen dengan panen yang berikutnya.
Adapun untuk sayuran segar, warga desa bisa mengatur panennya secara berkala, sehingga setiap hari ada saja hasil yang masuk ke dalam pundi pundi rupiah mereka.
Paling utamanya tidak ada lagi warga desa yang harus menggantungkan kebutuhan perbekalan dapur mereka, pada kerja upahan yang lebih seringnya tidak ada itu
Haris sendiri beroleh poin sistem yang cukup banyak, 3000 poin sistem dia dapatkan sebagai hasil dari proyek desa yang digalakkannya, berikut satu Hotel bintang tiga di kota administratif yang ada di di wilayahnya, selain itu ada juga usaha angkutan ekspedisi yang menjadi pengisi daftar kekayaan Haris.
[Sistem]
"Sudah saatnya tuan menaikkan level sistem tuan."
"Begitukah sistem?"
[Sistem]
"Benar tuan"
Coba tampilkan statusku sistem.
[Sistem]
"Baik tuan."
Nama pemilik sistem : Tuan Haris
type : sistem kekayaan
Level : 2 ( Dua ).
Inventory : Uang sebanyak 20 M
kwalitas pikiran : Manusia biasa
kwalitas tubuh : Manusia biasa
Keahlian : mengemudi mobil
Poin Sistem : 2.075 PS ( Poin sistem)
kekayaan :
*Kebun senilai Rp 200 juta
*Rumah senilai Rp 200 juta
*Sawah senilai Rp 60 juta
*Kenderaan roda dua Rp 22 juta
*Perhiasan senilai Rp 17 juta
*Rumah toko 2 lantai senilai
650 juta
*Hotel Tepi pantai senilai 30 M
*Hotel pusat kota senilai 35 M
*Perusahaan ekspedisi senilai 15 M
*Lahan pertanian seluas 25 hektare
*Kebun salak seluas 5 hektare
Poin sistem dapat di tukarkan menjadi :
* Peningkatan Level sistem
* Uang Rp Satu juta/poin.
* Keahlian
* Kwalitas tubuh dan pikiran.
"Oh.... begitu ya, kalau begitu tingkatkan ke level tiga sistem."
[Sistem]
"Baik Tuan, peningkatan level sistem ke sistem tertinggi di level tiga, memakan 1000 PS tuan."
M
"Ya mari kita tingkatkan."
[Sistem]
Baik sistem akan ditingkatkan
Proses peningkatan sistem sedang berlangsung..10...20..30..40...50....60.....70.....80....90......100 %
"Ding....!
Proses selesai tuan, selamat datang di sistem level tiga."
Poin Sistem yang anda miliki saat ini tersisa 1.075 PS ( Poin sistem)."
"Hmmmm.... walaupun aku tidak suka berkelahi tampaknya dampak dari semua kepemilikan harta dan sepak terjang yang kita lakukan lewat proyek sudah menjadikan kemampuan beladiri sebagai kebutuhan ya sistem?"
[Sistem]
"Benar tuan."
"Baiklah, tukarkan poin sistemku pada keahlian beladiri."
[Sistem]
"Baik tuan di layar virtual yang bisa anda saksikan sudah tertera berbagai cabang seni beladiri."
"Hmmm cukup menarik dan beragam, ada kungfu, tae kwon do, karate, judo,silat, gulat, tinju, muay thai, capoeira, Jiu Jitsu, kenpo, kuntao, wrestling, savate, kick boxing... aduh pusing.
Aiihh sebahagian namanya baru ini aku lihat ada yang mirip mirip nama kopi lagi...aku pilih silat saja deh sistem."
[Sistem]
"Silahkan tuan menyentuh kolom untuk silat."
"Baiklah.... silat....silat mana tadi? oh ya ini, S I L A T....!"
[Sistem]
"Untuk keahlian silat tingkat mahir membutuhkan 500 PS tuan."
M
"Wah mahal juga ya 500 PS untuk silat, kemaren menaikkan sistem ke level 2 saja cuma 100 PS, apakah itu sudah tingkat sakti yang bisa terbang terbang itu sistem?"
[Sistem]
"Bukan tuan, sistem ini hanya memuat level Mahir ahli dan sampai Master tuan, yang tuan sebutkan itu ada di sistem kekuatan tuan"
"Apakah kita tidak punya itu?"
M
"Bila ingin sistem itu tuan perlu mengeluarkan 100 ribu Poin sistem tuan."
"Wah banyak sekali, apa bisa dicapai itu?"
"Apabila anda rajin menabung, tidak boros dan juga tidak sombong pasti bisa tuan."
"Ahhhhh... kaulah sistem aku lagi serius ini."
"Saya juga serius tuan."
"Baiklah ... baiklah... aku pilih silat saja, nih aku sentuh tombol silat.... oke....!"
[Sistem]
"Ding....! proses penukaran keahlian silat... " Ding...! Proses sedang berlangsung...10..20...30...40...50...60..70...80...90...100...%.
"Ding....! Proses selesai.
"Sungguh sudah selesai?"
[Sistem]
"Sudah tuan. Anda sudah menjadi orang yang mahir beladiri silat tuan."
"Waduh..... kaki dan tanganku kok rasanya ingin menendang dan memukul saja ini, bagaimana ini sistem?'
[Sistem]
"Itu normal tuan, nanti juga hilang sendiri, itu hanya efek akibat proses transfer keahlian itu yang baru saja berlangsung."
"Hmmmm..... tiba tiba saja aku merasa sudah bisa menguasai, jurus duda rondo kelana sepenuhnya sistem...!"
[Sistem]
"Tidak ada jurus seperti itu tuan."
"Ada."
[Sistem]
"Tidak ada tuan"
"Ha..ha..hahah... ada lho sistem, kau tidak percaya sistem? akukan sudah mahir seni beladiri silat."
[Sistem]
"Slowlah tuan..grrrt......gggerrrttthh
ccjt8vcsgteh9ytufudypxtls4ostd6e7tifhdfufpf7d6ps0....."
"Ha...ha.hahaahhah... baiklah baiklah... aih mak ngamok dia.."
"Abang kenapa sih bang, dari tadi cengarr cengir, ngak jelas?"
"Haaa.... memang adek lihat ya?"
"Iyalah... sama siapa abang tadi ngaku ngaku duda? ayo...!"
"Ah... perasaan abang ngak ada bilang duda lho dek..!
"Ada.....!!"
"Jangan sempat kudengar abang ngaku ngaku duda di luaran ya bang, kami masih hidup belum mati.."
"Ngaklah... ada ada aja adek ini, ah sudahlah dek, mimpi mungkin abang tadi barangkali."
"Bang tadi pak kepala desa datang lho bang nanya abang."
"Iya?"
"Iya..!"
"Mau ngapain dek?"
"Ngak ada bilang apa apa bang? adek tanya ada perlu apa pak abangnya lagi tidur biar saya bangunin."
"Sudah ngak usah bu' nanti saja di warung saya sampaikan katanya begitu bang."
"Oh berarti ngak begitu mendesaklah "
"Iya barang kali ya bang."
"Iya..."
"Bang..! kak Butet minta tolong nyampein ke abang."
"Apa itu?"
"Soal abang Beni, pengen kerja di hotel kita yang baru dibeli."
"Jadi, apa masalahnya?"
"Masalahnya abangkan baru baru ini aja beli mobil sewa sama orang itu, jadi takutlah orang itu nanti kesannya ngak sungguh sungguh mau berusaha."
"Bilang sama kak Butet, kalau mobil abang ngak masalah lagian itu juga karena abang mau kasih hadiah sama Nisa saat itu, jadi ngak masalah mau orang itu jual itu mobil atau mau diserapkan sama orang lain, itu sudah jadi harta mereka dan suka suka mereka pada harta yang sudah jadi miliknya, abang ngak ingat ingat itu sebagai pemberian abang lagi, dan lagi bagus kok kalau mobil itu diserapkan lalu bang Beni kerja lain lagi, tentu lebih banyak pemasukan
Masalahnya kalau mau kerja di hotel, sanggup ngak? disitu banyak godaan lho dek,sanggup ngak bang Beninya nahan godaan wanita yang cantik cantik, ramah dan lembut?
Sampaikan itu sama kak Butet,
jangan nanti jadi rusak pula rumah tangga orang itu, kalau abang pasti mengizinkan."
"Iya juga ya bang?"
"Iya. Abang ngak yakinlah dek, tapi ya kembali ke orang itulah itu.
"Atau adek konsultasikan sama mamak dulu bang?"
"Kalau ibu pasti ngak bolehkan, karena sebelumnya sudah pernah abang Beni bermasalah terkait perempuan."
"Ah jadi serba salah adek rasa."
"Sudah bilang aja sama kak Butet, bang Beni kerja di ekspedisi aja, kalau memang mau suasana lain bang Beni kan jalurnya di mobil."
"Iyalah nanti adek sampaikan sama kak Butet.".
" Hmmm....dek..! keluar yuk, jalan jalan..!"
"Ayolah bang, adek juga jadi suntuk gara gara urusan kak Butet tadi."
"Ya udah abang manasin mobil dulu yah. siap siaplah dandan yang cantik he he."
Haris beserta keluarganya pergi Jalan jalan sore, semua mata memandang kepergian mereka, Haris adalah pahlawan mereka yang telah mengangkat keadaan ekonomi mereka menjadi lebih mapan dari sebelumnya.
Segala gerak geriknya kini tidak pernah lepas dari perhatian warga.
Haris dan keluarganya memilih jalan jalan ke Kota yang hanya berjarak 10 desa dari wilayah kabupaten yang merupakan tempat tinggal mereka.
Mereka berkeliling ke seluruh sudut kota itu lalu memutuskan berhenti di sebuah warung yang mengambil gaya tradisional dengan konsep warung lesehan, disebuah lereng bukit yang lumayan tinggi sehingga pemandangan kota begitu jelas terlihat dari ketinggian itu.
Ada begitu banyak pondok pondok kecil yang disediakan pihak pengelola, namun ada satu pondok yang menurut Haris bagus lokasinya karena sengaja ditempatkan di tengah tengah kolam ikan, maka Harispun memilih berada disana.
Makanan dan minumanpun di pesan, hari mulai beranjak senja, tak lama lagi rona merah akan menghiasi langit.
Setelah beberapa saat disana
"Dek sudah mau maghrib, kita harus cepat, kita menginap di hotel kita aja ya malam ini?"
"Iya bang, tapi sebelumnya kita singgah ke rumah bibi dulu ya bang, adiknya ayah itu sudah lama kita ngak kesana sejak kita menikah."
"Iya boleh juga tuh saran yang bagus, abang juga sampai lupa mengunjungi mereka karena begitu susahnya selama ini, padahal mereka yang jadi orang tua abang saat menikah."
Keduanya menyelesaian kegiatan makannya lalu beranjak dari tempat itu menuju rumah kerabat mereka.
yang ada ntar suaminya sakit hati dgn ide istrinya.
istri kok dgn sengaja mengundang masalah.
semangat Thor...