Quinsha (Nona Muda Tersembunyi)

" apa kak ais dan kak zizah tidak marah padaku ? Secara kak kula dan kak sadewa sangat overprotektif kepadaku, apa kakak nggak akan menjadikan aku sebagai halangan untuk hubungan kalian mengingat pasti kak kula dan kak sadewa lebih memilih merawat ku daripada mengajak kalian berkencan. Apa nanti nya kalian nggak akan membenciku ?" tanya quin lirih.

Kedua gadis di hadapan quin saling berpandangan. Kemudian mereka tertawa terbahak - bahak. Sampai sampai air mata menetes di ujung mata ke dua nya. Quin melongo melihat kelakuan kedua gadis di depan nya. Di pikirannya sekarang apakah kedua calon kakak ipar nya ini kerasukan.

" ha ha ha aduh aduh, perut ku sakit zah, aduh ya rabb " kata aisyah sambil masih tertawa. keadaan azizah juga tak jauh berbeda dengan aisyah. Quin memberengut karena pertanyaan serius nya malah di anggap lelucon. Padahal ia memikirkan ini sampai jungkir balik salto.

" ih, kakak. Kenapa malah ketawa ? Quin serius tau " kata quin dengan bibir masih manyun.

" hi hi hi maaf maaf. Duh perut ku " jawab aisyah. Azizah dan aisyah menetralkan raut wajah nya. Mereka sama - sama menghela nafas dan saling mengkode mata untuk menentukan siapa yang menjawab pertanyaan dari quin.

" huft, gini dek. Kami kenal kalian bukan sehari dua hari . Kami kenal kalian bahkan sejak masih smp. Tentu kami paham dengan keadaan quin. Kami paham dengan sikap kula dan dewa. Wajar jika mereka memperlakukan kamu sebagai prioritas. Dan kami juga tak apa. Bukannya kita sudah bersama sejak lama. bukannya kami juga mengenal maaf almarhum orang tua quin ? Kami tak pernah mempermasalahkan sikap dan tindakan mereka berdua. Kami sudah menganggap mu sebagai adik kami sendiri. " jelas azizah panjang lebar.

" jadi jangan pernah berpikir macam - macam lagi. Kami bukan tokoh antagonis calon ipar yang kejam. Anggap kami sebagai kakak kandungmu seperti nakula dan sadewa.. " tambah aisyah. Quin menatap kedua nya dengan mata berkaca - kaca. Diri nya semakin bersyukur karena di kelilingi oleh orang - orang yang baik. Aisyah dan azizah mendekat dan memeluk quin. Kedua nya tentu tahu kisah kelam sang princess adipati ini. Mereka juga saksi terpuruknya hidup quin saat di tinggal pergi ke dua orang tua nya.

" loh sayang, kamu disini .. "

💨💨💨

Terdengar suara yang mengacaukan acara peluk teletubbies ala quin. Azizah dan aisyah melonggarkan pelukannya kepada quin dan mendongakkan pandangannya ke arah datang nya suara. Terlihat di depan pintu kamar quin ada nakula sadewa narendra dan kevin berjalan menuju ke dalam kamar quin. Quin terlonjak kaget saat melihat narendra yang tersenyum lembut ke arah nya. Dia kaget melihat kedatangan Narendra bersama dengan sang kakak sepupu. Dia terlupa memberi kabar pada sang kekasih sejak pulang dari mall. Tampak nya sadewa juga telah kembali bersama - sama. Quin heran, sejak kapan narendra begitu akrab dengan sang kakak.

" bagaimana keadaan mu " tanya narendra dengan lembut setelah sampai di samping quin. Kevin juga terlihat ikut dalam rombongan itu.

" ternyata bocah songong seperti mu bisa sakit juga ya," ledek kevin. Quin cemberut.

" bagaimana mas bisa bareng dengan kak kula dan kak dewa ?" bukannya menjawab pertanyaan, kini malah quin yang mengajukan pertanyaan narendra geleng - geleng kepala dengan kelakuan quin.

" tadi siang mas ke kantor, niat nya mau kasih kamu kejutan. Nyata nya malah mas yang terkejut. Lalu mas ke ruangan kula, dan yaah akhirnya ngobrol dan janjian deh ikut pulang " jelas narendra sambil mengelus pelan rambut quin.

" ehem ehem, woy, ingat masih ada gu disini " sungut kevin yang merasa menjadi nyamuk diantara quin dan narendra. Suara nya menyadarkan obrolan nakula ,sadewa dengan sang kekasih masing - masing.

" ih, om kev makanya cari pasangan sono " balas quin meledek kevin. Narendra hanya tersenyum tipis. Memang jika kevin dan quin di satu kan begin jadi nya.

Narendra dan sadewa mendekat ke arah quin. Mereka menyingkirkan sejenak narendra dan kevin dengan menggeser kedua nya.

" bagaimana keadaan mu ? " tanya sadewa.

" sudah baikan kak, maaf aku bikin panik " jawab quin sambil menunduk. Walaupun usil da iseng, tapi quin sedikit takut dengan sadewa. Karena ia memiliki sifat yang hampir sama dengan almarhum ayah quin.

" hei, kenapa ? Takut dengan kak dewa ? Dia nggak marah dek " kata nakula yang peka. Quin sedikit mendongak kan kepalanya k arah sadewa. Ia menampilkan jurus puppy eyes nya agar sadewa melunak. Sadewa tersenyum melihat tingkah quin.

" kakak nggak marah dek, " ujar sadewa. Quin berbinar .

" tapi, selama 2 bulan ke depan nggak ada yang namanya es cendol atau apapun yang berbau es !! Kakak akan bilang ke mas prapto untuk tidak menuruti mu !!" titah sadewa dengan kejam nya.

JEDER

seketika binaran senyuman quin raib bagai tertiup angin mendengar titah dari sadewa. Berubah menjadi manyun bak bebek.

" ha ha ha maka nya kalau di bilangin itu nurut " gelak nakula melihat ekspresi kecewa dari quin. Quin melempar bantal leher ke arah Nakula yang langsung di tangkap oleh nakula.

" ish, kejam banget nggak boleh minum es campur " gerutu qun pelan.

" apa kamu bilang !" tanya Sadewa dengan tersenyum dingin. Mengintimidasi quin.

" eng.. Enggak kak, " cicit quin menunduk.

Tawa nakula semakin menjadi. Narendra, kevin, aisyah serta azizah hany bisa melongo melihat tampang quin yang seolah ter ani aya. Padahal kan ini untuk kebaikannya sendiri.

Nakula menghentikan tawa nya. Dan kini ia memasang wajah serius.

" dek, mereka sudah mulai menjalankan rencana " kata nakula serius. Quin pun ikut memposisikan badan nya untuk duduk tegap demi mendengar perkataan nakula.

" bagaimana penyadap dan cctv bayangan nya ? " tanya quin. Wajah boleh terlihat imut dan usil, tapi jika sudah membicarakan hal pekerjaan aura nya seakan menusuk orang sekelilingnya. Sadewa juga ikut dalam obrolan.

" kakak sudah pasang semua, anak - anak juga sudah stand by untuk menyiapkan bukti. " kata sadewa.

" nampak nya anak nya tidak tahu menahu mengenai rencana ayahnya. Dia hanya menyusun laporan palsu yang sudah di siapkan oleh tua bangka itu " geram nakula.

" benarkah ? Ku kira dia pintar. Tapi hanya di jadi kan alat oleh sang ayah." sinis quin. Nampak kebencian terpancar pada sorot mata nya.

" ck, dia hanya mengunakan kekuasaan uangnya untuk mendapat gelar sarjana. seperti nya universitas mu itu juga harus di inspeksi " cibir nakula lagi. Quin menghembuskan nafas lelah. Ternyata saat dulu dia di universitas itu masih ada tikus yang bersembunyi.

" haah, kenapa semakin merembet kemana - mana " keluh quin.

" lalu, bagaimana dengan target satu nya lagi. Bagaimana gerakan dari wakil personalia itu " tanya quin. Nakula dan sadewa tersenyum melihat quin yang begitu enggan membahas sang wakil personalia.

" yah, sejauh ini dia lurus - lurus saja. Tapi, saat aku mengecek cctv saat dia berpapasan denganmu di lobby beberapa kali atau saat dirimu melewati nya, dia menatapmu bak serigala lapar . Ha ha ha. Seperti nya dia berniat untuk menggoda mu " kata nakula tertawa. Quin mencibir.

" apa maksudnya ? Siapa yang menginginkanmu !" ..

Deg