Sella gadis berumur 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA di haruskan menggantikan peran Rika, sang kakak yang sibuk dengan dunianya sendiri. Sella dituntut melayani segala keperluan Dimas hingga menimbulkan kedekatan di antara keduanya.
Sang kakak yang memiliki hasrat diluar batas yang membuatnya sibuk dengan pria yang mampu memberikan kepuasan untuknya, tak menyadari adanya gemercik cinta di antara adik dan suaminya.
Bagaimana nasib Sella setelah kakaknya tau jika dimas mencintai?
Apakah cinta Sella dan sang kakak ipar akan terus berlanjut?
yuk baca ceritanya ....
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konflik Rumah Tangga
Sepulang sekolah Sella berjalan dengan langkah terburu-buru karena mendapat mandat dari sang kakak jika harus berbelanja segala kebutuhan dirumah dan kosmetiknya yang kebetulan habis karena besok harus ia bawa pergi.
Tio dan Tiwi yang melihat Sella berjalan dengan langkah panjang segera menyusul tetapi tetap tidak Kekejar karena Sella sedikit berlari, hingga langkahnya terhenti karena Reno sudah menunggu nya di samping motor Sella.
"Aku liat kamu jalan kayak di kejar-kejar orang, kenapa buru-buru banget begitu nanti kalo terjatuh gimana, hhmm?"
"Aku harus ke swalayan Ren, di rumah ada orang tua dari kakakku jadi kak Rika minta aku buat beli semua perlengkapan yang habis."
"Aku antar ya!" ucap Reno, tetapi justru membuat Sella ragu, dia mengingat perkataan Ceri kemarin.
"Nyari siapa sayang?"
"Ceri," jawaban dari Sella justru membuat Reno mengerutkan keningnya.
"Kenapa nyari dia?" tanya Reno yang tak habis pikir dengan Sella.
"Nggak enak aja sama dia."
"Nggak ada hubungannya hubungan kita dengan dia, itu bukan milik aku!" Reno segera menarik tangan Sella dan membawanya masuk mobil dan itu tidak luput dari pandangan Tio dan Tiwi yang baru saja sampai di parkiran.
Sella mengajak Reno untuk menemaninya mencari sayuran dan segala jenis lauk pauk, beruntung juga dia bawa Reno karena belanjaan sebanyak ini tidak mungkin dia bawa dengan motor sendirian.
"Apa lagi sayang?"
"Mmmmm," Sella mengecek troli yang Reno bawa, "kita ketempat minyak sama Snack ya!"
"Ayo!"
"Kenapa harus kamu semua yang membeli perlengkapan rumah, kenapa nggak kak Rika?"
"Kak Rika sibuk kerja Ren, lagian juga biasa aku yang handle," jawab Sella sambil memilih-milih Snack yang akan ia beli.
"Tapi kan ini kewajiban dia sebagai istri kakak kamu, kalo semua kamu yang handle dan dia sibuk kerja terus suaminya jadi nyaman sama kmu gimana?"
"Ya bukan salah aku ....uups," Sella segera menutup mulutnya dengan ke dua tangannya.
"Emang udah nyaman?" tanya Reno penuh selidik.
"Ya nggak tau juga, udahlah kenapa jadi bahas kayak gitu sich!"
Sella segera meninggalkan Reno ke tempat kosmetik yang kakaknya pesan, kemudian mengecek isi troli takut nanti ada yang kurang.
"Udah?"
"Kayaknya udah semu dech, ke kasir yuk!" aja Sella.
Mereka mengantri di kasir setelah membayar semua belanjaan Sella membawa dua kantong besar sedangkan Reno membawa tiga kantong besar.
"Aku kan tadi bilang tunggu aja disana nanti biar aku yang bawa ke mobil, kamu belanja segini banyaknya cuma sendirian, untung ada aku sayang!" Reno mengusap lembut pucuk kepala Sella.
"Makasih ya udah nemenin plus bawain berat banget begini," ucap Sella tulus dengan diiringi senyuman.
"Sama-sama aku seneng, berasa ngajak istri belanja, sayangnya mau aku bayarin kamu nggak mau."
"Ini kan keperluan rumah tangga, bukan punya aku pribadi, jadi biarin pake uang kakak," jawab Sella kemudian mengajak Reno pulang.
Sesampainya di rumah, orang tua Dimas sedang bersantai di depan televisi.
"Assalamualaikum."
"Wa'allaikumsalam eh Sella udah pulang nak!" ucap mamah Dimas mendekati Sella.
"Iya Tante, ayo Ren bantu aku bawa ke dapur."
"Iya."
"Aku bawa ini ke dapur dulu ya Tante," Sella melangkahkan kakinya ke dapur membawa semua belanjaan yang ia beli tadi.
"Banyak banget belinya Sell?"
"Iya Tante di suruh Kak Rika, karena memang udah pada abis Tante."
Sella merapikan semua belanjaan, sayur dan lauk ia masukkan ke dalam kulkas. Sedangkan Reno dengan telaten membantu Sella dan itu menarik perhatian kedua orang tua Dimas.
"Duduk sini dulu Sell, sekalian ajak teman kamu pasti kalian capek banget kan, mah tolong ambilkan minum buat mereka kasian pada kecapekan!" ucap papah.
"Eh nggak usah om, Sella aja yang ambil." Sella segera melesat ke dapur dan mengambil minuman kemasan yang dia beli tadi serta berapa Snack.
"Kalian pacaran?" tanya papah.
"Iya om, kami pacaran," jawab Reno dengan melirik Sella yang sedang meletakkan minumannya. Mendengar jawaban Reno papah melirik mamah dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Ayo di minum dulu!"
"Makasih Tante." Reno menunduk sopan dan meminum minuman yang Sella sediakan.
"Tante nanti kita masak bareng ya, cukup temenin Sella aja nggak usah pegang apa-apa, kapan lagi kan Sella masak ada yang nemenin."
"Boleh donk sayang, nanti kita masak bareng ya?"
"Oke!"
"Kamu makan malam sini aja nak, biar mereka menyiapkan dulu, bisa minta ijin orang tua kamu jika pulang telat."
"Oh iya om, makasih banyak om!" Reno sangat senang karena merasa di terima dengan baik.
Dimas pulang saat semua sudah berkumpul di meja makan, alisnya terangkat saat melihat ada mobil Reno terparkir rapi di garasi. Dia segera melangkah masuk untuk memastikan dan benar saja Reno sedang mengobrol akrab dengan sang papah.
"Dimas sudah pulang nak!" ucap mamah yang baru saja meletakkan sup daging di meja makan.
"Iya mah," Dimas melirik tajam Sella yang sedang berada di dapur.
Melihat Dimas yang sudah pulang Sella segera membuatkan secangkir kopi kesukaannya, dia berusaha tidak menghiraukan tatapan tajam Dimas saat tak sengaja beradu pandang tadi.
"Ini kopinya kak!" Sella meletakkan kopi di hadapan Dimas.
"Makasih!" ucapnya dengan nada dingin pada Sella.
Sella segera duduk di samping Reno dan mereka memulai makan dengan khidmat, suara sendok serta garpu yang beradu mengiringi khusyuk nya mereka menikmati masakan Sella hingga suara papah membuyarkan konsentrasi mereka.
"Masakan Sella enak kan Ren? kamu pasti bangga punya pacar seperti Sella."
"Iya om enak banget masakannya," ucap Reno dengan tangan mengusap lembut kepala Sella.
"Pinter kamu," puji Reno yang di tanggapi senyuman dari Sella.
Dimas yang melihat itu di buat kesal dan marah, "ujian terbesar di hidup gue!"
Hingga kepulangan Rika menarik atensi semua yang ada di sana, mamah yang biasanya ramah seakan jengah dengan sikap Rika yang justru langsung masuk kamar tanpa menyapa.
"Istri kamu Dim!" geram mamah.
"Maaf mah, nanti biar Dimas nasihati!"
"Coba dulu menuruti kata mamah, hidup kamu nggak akan begini nak, pasti kamu sudah memiliki keluarga yang hangat dengan anak-anak yang lucu," keluh mamah dengan tatapan sendu.
"Maafkan Dimas mah, telah gagal mendidik Rika," jawab Dimas yang merasakan sesak di dadanya melihat sang mamah tampak sedih.
"Tante, pudingnya Sella bawa kesini ya, pasti udah dingin di kulkas seger dech abis makan terus nyobain puding buatan Sella." Sella berusaha mengalihkan pembicaraan mereka karena merasa tak enak juga dengan keberadaan Reno yang pastinya jadi tau konflik rumah tangga kakaknya.
"Oh boleh sayang!"
Sella segera melangkah menuju kulkas dan mengeluarkan puding mangga yang begitu menggugah selera.
"Naaaahhhhhh ini dia...yummy enak banget nih om, om mau nggak?"
"Mau donk, mana coba ambilkan untuk om!"
"Ikh nanti kalo giginya sakit jangan salahkan Sella ya om!" ledek Sella.
"Gigi om masih kuat, emangnya gigi pacarmu aja yang kuat,ya nggak Reno!"
Mendengar itu membuat Sella salah tingkah, karena sudah dapat di pastikan Dimas pasti akan marah.
Setelah kepulangan Reno yang juga membuat hati Dimas ngebul, kini Dimas segera masuk kamar memilih untuk segera mandi dan mendinginkan otaknya.
"Sella ....Sella!" teriakan Rika hingga ke telinga mamah dan papah yang sedang duduk santai sambil menonton film.
"Iya kak!" Sella segera berlari masuk ke kamar Rika.
"Ada apa kak?"
"Kamu ini, aku kan udah bilang tadi siapin baju-baju aku yang mau di bawa besok dan mana pesanan aku tadi?" bentak Sella.
"Ini Kak udah aku taro di laci," tunjuk Sella yang kemudian membuka laci meja rias.
"Cepat beresin baju-baju aku!"
Sella bergerak lincah mengumpulkan semua kebutuhan Rika dan memasukkannya ke dalam koper hingga pergerakannya menabrak dada bidang Dimas yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang.
Keduanya terkejut dan hampir saja membuat Sella terjatuh jika tubuhnya tidak di tahan oleh Dimas.
"Setelah ini tunggu aku dikamar, kamu harus dihukum sayang!" bisik Dimas kemudian segera mengambil baju ganti dan masuk lagi ke kamar mandi.