Biyan Erlangga dan Eros Rahadian, dua pria matang berusia 39 tahun, adalah sepasang sahabat lama yang sama-sama tidak beruntung dalam percintaan.
Rumah tangga Eros sedang berada diambang kehancuran, sedangkan Biyan merupakan duda cerai, dengan seorang putri yang beranjak dewasa.
Bella Erlangga dan Ayushita Melani adalah dua gadis belia, mahasisiwi semester tiga disebuah perguruan tinggi.
Bella menaruh hati kepada Eros, seorang pria dewasa sahabat ayahnya, sementara diam-diam, Ayu justru jatuh cinta pada Biyan, yang tak lain ayah sahabatnya sendiri.
Mampukah mereka semua mewujudkan cinta ...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LIDIA KAY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERASA CEMBURU
"Anya, aku gak bisa bicara lama-lama. Aku tutup dulu telponnya yah ..."
"Eros, sebentar ..."
Eros yang hendak menjauhkan ponsel dari telinganya pun urung, namun tetap saja hembusan perlahan dari napas beratnya terdengar samar di seberang sana.
Ini adalah kali ketiga bagi Eros yang hendak berniat mengakhiri pembicaraan via telpon tersebut dengan segera, namun lagi-lagi batal karena wanita yang menjadi lawan bicaranya terus-menerus membuat Eros urung melakukannya.
"Ada apa lagi, An?" ucap Eros, masih berusaha tetap bersabar, menghadapi sikap aneh Anya seharian ini, yang entah kenapa terus-menerus menelponnya sepanjang hari dengan berbagai alasan.
"Ros, kok sekarang aku merasa kamu berubah yah?"
"Berubah apanya? Emangnya aku satria baja hitam, pake acara berubah segala?" imbuh Eros asal.
"Emang kamu berubah kok. Kamu udah gak seperti biasanya, bahkan sekarang aja kamu kayaknya udah gak suka menerima telpon aku. Emang aku udah segitu mengganggu aktifitas kamu yah, Ros?" Anya berucap to the point.
Hembusan napas Eros kembali terdengar, kali ini lebih jelas dari sebelumnya.
"Bukan aku gak suka, dan bukan juga aku merasa terganggu. Aku kan sudah bilang kalo sekarang aku sedang memanggang daging. Kalo aku terus-menerus ngobrol di telpon sama kamu, trus dagingnya gosong semua gimana coba ...?"
"Biarin."
"Loh, kok begitu jawabnya ..." alis Eros terangkat mendengar tanggapan cuek Anya.
"Biarin lah. Kalo kamu lagi menelpon, emangnya gak ada orang lain yang bisa gantiin? Harus kamu yang melakukan semua pekerjaan itu ...?"
Suara ketus Anya ditanggapi gelengan kepala Eros berkali-kali, meskipun ia tau bahwa sudah pasti Anya juga gak bisa melihat gerakan kepalanya itu.
"Ya gak bisa begitu dong, An. Tadi kita tuh udah bagi tugas masing-masing dan ini udah jadi bagian dari tanggung jawab aku ..." ujar Eros yang akhirnya tetap berusaha mengecek kondisi dari semua isi grill pan yang sedang terpanggang, dengan ponsel yang terjepit ditelinga dan bahu. "Lagian kamu kenapa sih, An? Seharian ini kamu udah berapa kali menelpon aku. Kamu baik-baik saja, kan?" usut Eros kemudian, dengan nada suara beratnya yang khas.
Kali ini tak ada jawaban dari seberang sana.
Menyadari Anya yang terdiam membuat kedua alis Eros langsung bertaut satu sama lain.
"Anya ..." panggil Eros dengan nada agak khawatir.
"Hhhmm ..."
"Kamu kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi? Kamu baik-baik aja, kan ...?"
Terlepas dari seburuk apa hubungannya dengan Anya, bagaimana pun wanita itu adalah seseorang yang pernah mengisi relung hati Eros. Jadi Eros merasa wajar saja jika saat ini dirinya merasa khawatir.
"Gak ..."
Eros tau Anya tidak menjawab dengan sejujurnya, dan semua itu membuat Eros merasa semakin yakin bahwa wanita itu memang sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa sih, An ...?"
Anya membisu.
Eros menghela napasnya sepenuh rongga, sebelum akhirnya memberanikan diri untuk kembali membuka suara.
"Apa kalian bertengkar ...? Mmm ... maksud aku ... kamu dan Rendi ..."
"Gak kok." pungkas Anya cepat.
Ada perasaan malu bercampur berbagai perasaan aneh lainnya yang terasa menusuk disetiap relung hati Anya, begitu Eros menyentil hubungannya dengan Rendi dengan suaranya yang datar tanpa nada berarti.
Hubungan Anya dan Rendi telah terjalin tak lama setelah Anya dan Eros memutuskan untuk pisah rumah dan menjalani hidup masing-masing.
Namun Anya masih ingat betul peristiwa di malam itu, saat untuk yang pertama kali Eros mengetahui perihal hubungan gelapnya dengan seorang pria, yang membuat Eros nekad menyambangi apartemen Anya dengan kondisi mabuk berat dan membuat kekacauan besar di sana.
Eros gak terima dengan perlakuan Anya yang menjalin hubungan terlarang, di saat konflik rumah tangga mereka belum benar-benar selesai.
Malam itu mereka bertengkar hebat, dan Eros telah merusak begitu banyak barang didalam apartemen Anya. Memaksa Anya dengan terpaksa memutuskan untuk menghubungi pihak yang berwajib, guna mengamankan pria mabuk yang sedang mengamuk itu.
Akibat dari segala bentuk kekacauan yang dilakukan oleh Eros telah membuatnya di gelandang tanpa perlawanan oleh polisi pada malam itu juga.
Semalaman berada dalam sel tahanan polsek setempat, keesokan harinya Anya mendapat pemberitahuan bahwa pria yang tak lain masih merupakan suaminya yang sah itu telah melenggang keluar dari dalam sel tahanan.
Adalah Biyan Erlangga yang datang di pagi hari demi membuat dan menandatangani surat perjanjian, serta memberi jaminan atas kebebasan Eros.
Setelah peristiwa tersebut, seiring waktu berlalu, Anya bahkan tak menyadari bahwa lambat laun sikap Eros kepadanya telah berubah drastis.
Eros tak lagi marah meskipun Anya tetap bersikukuh meneruskan hubungan terlarangnya dengan Rendi, di saat mereka belum juga resmi bercerai. Kemudian setelah itu Anya mulai mendengar selentingan kabar bahwa suaminya sedang memacari seorang wanita yang bekerja pada sebuah event organizer ternama milik salah satu artis terkenal tanah air.
Tidak hanya sampai di situ petualangan seorang Eros Rahadian, karena kemudian pria itu kembali terdengar dekat dengan wanita lainnya ... kemudian wanita lainnya lagi ... lanjut dengan wanita lainnya lagi ... dan terus seperti itu untuk beberapa saat lamanya, seolah Eros memang sengaja melakukannya untuk membalas dendam, atau ingin memperlihatkan bahwa dia juga mampu memiliki segudang wanita yang bersedia ia pacari dengan suka rela.
Pada awalnya Anya tidak pernah ambil pusing dengan semua yang dilakukan Eros. Anya malah menganggap semua itu sengaja Eros lakukan untuk memancing tanggapannya, dan membuat dirinya cemburu.
Eros pasti tidak tau bahwa di saat Eros bersikap seperti itu, Anya justru merasa diatas angin.
Saat itu kondisi rumah tangga mereka semakin kacau seolah tak bisa tertolong lagi. Mereka berdua, masing-masing seolah saling pamer kekasih, dan berusaha keras untuk saling menyakiti satu sama lain.
Tapi itu dulu, karena belakangan ini, Anya malah merasa Eros mulai berubah.
Pria yang secara hukum masih resmi sebagai suaminya itu lambat laun semakin terlihat bertumbuh kedewasaannya sedikit demi sedikit.
Semua itu terlihat jelas di mana Eros mulai berdamai dengan Anya, terlebih Eros juga mulai berdamai dengan keadaan.
Eros tidak pernah lagi meributkan perihal hubungan Anya dan apapun yang Anya lakukan diluar sana.
Pria itu justru memberikan support atas pekerjaan yang Anya lakoni, serta tak pernah alpa memberi kebaikan setiap kali Anya membutuhkan pertolongan.
Anya bahkan pernah dua kali curhat tentang persoalan hubungannya dengan Rendi, di saat mereka bertengkar, dan Eros telah menjadi pendengar setia yang tak lupa memberikan motivasi positif untuk Anya.
Entahlah ...
Anya bahkan gak mengerti, kenapa dimatanya saat ini semua hal yang menyangkut Eros menjadi terlihat menarik, semakin baik, dan terkesan positif. Sehingga tanpa sadar, Anya mulai kepo lagi dengan kehidupan Eros sehari-hari, sampai kemudian ia mulai mendapati bahwa akhir-akhir ini Eros begitu sering terlihat bersama Biyan, juga bersama Bella, anak semata wayang Biyan dan Rania, serta seorang gadis remaja lainnya yang bernama Ayu, yang merupakan sahabat Bella.
Saking keponya, Anya bahkan bela-belain mem-follow akun sosmed dua remaja itu, hanya demi mengetahui aktifitas Eros yang seolah begitu sering terkoneksi dengan keduanya.
Anya merasa cemburu.
Yah, cemburu.
Setelah sekian lama perasaan itu seolah telah pergi jauh dari hatinya ... entah kenapa Anya bisa merasakan lagi perasaan serupa, justru pada pria yang seharusnya sudah menjadi masa lalunya.
"Om, dagingnya kok gak dibalik sih ... mau gosong tuh ..."
Bella yang muncul dihadapan Eros dengan sebuah baki di tangan telah mengejutkan Eros begitu saja.
"Astagaaa ...!! An, ntar yah, aku tutup dulu telponnya, dagingnya mau gosong ini ..."
"Egh, Eros, tunggu sebentar ..."
Tuuuuttt ...
Tanpa merasa perlu menunggu tanggapan Anya di seberang sana, Eros buru-buru memutuskan hubungan telepon tersebut, kemudian dengan tergesa menyisipkan benda pipih itu ke saku celana.
Sementara nun jauh di sana ...
"Sh it ..."
Anya memaki lirih, menyadari Eros yang telah benar-benar memutuskan pembicaraan mereka secara sepihak, begitu pekik dari sebuah suara manja terdengar jelas di telinga Anya.
Sambil terlebih dahulu melempar ponsel yang ada didalam genggaman tangannya keatas ranjang, Anya pun ikut menghempaskan seluruh tubuhnya keatas ranjang, dengan pandangan yang mengembara ke langit-langit kamar apartemennya yang berwarna putih tulang.
Suara pekikan itu ...
Anya bahkan bisa menebak dengan keyakinan lebih dari seribu persen, tentang siapa gerangan sang pemilik suara manja yang mendayu.
Putri semata wayang Biyan Erlangga dan Rania Putri Lestari ...
Yang telah beranjak dewasa ...
Yang telah bermetamorfosis dengan sempurna ...
Yang telah tumbuh menjadi seorang gadis remaja cantik jelita ...
Yah, sudah pasti Anya bisa menebaknya bahwa itu adalah Bella ...
Bella Erlangga ...
...
Bersambung ...
🧕: "Bella se-cakep ini loh, Tan. Yakin mau saingan? Mendingan Tante Anya mundur deh ... 😀"
🧕: "Inshaallah hari ini Author akan double up, untuk menebus kemarin yang gak sempat up. Tungguin yah ... 😀"
"Jangan lupa support terus novel ini. Like, Comment, Gift dan Vote-nya ditunggu loh ... 🤗"
otw lah ke kmar baru othor,,,
tp aq masih nunggu bonus di kamar ini bolehh,,,,🤭🙈
tpi ko udh tamat maak...
ko cumn smpe cini khidupn om"...
ma sugar dady nya...cih..😁😁
duh pak biyan