HALLO, OM ...!
"Bella ...?"
Pada awalnya Eros masih belum begitu yakin, jika gadis cantik berperawakan tinggi semampai disertai lekuk tubuhnya yang aduhai menggoda iman itu adalah Bella.
Tapi ternyata benar dugaannya, gadis itu benar-benar Bella. Nama lengkapnya Bella Erlangga, yang tak lain dan tak bukan merupakan putri semata wayang Biyan Erlangga ... sahabat sejati Eros.
"Bella ...!"
Merasa panggilannya yang cukup keras namun tetap tak diacuhkan, membuat Eros nekad menarik lengan gadis yang sedang tenggelam dalam irama musik Rhythm and Blues atau lebih dikenal dengan nama musik RnB, yang merupakan salah satu genre musik paling populer yang sering dibawakan oleh band-band ibukota seperti yang sedang menghibur para pengunjung yang memadati club miliknya pada malam ini.
Eros bahkan harus berupaya ekstra keras memaksa agar Bella bisa menyadari kehadirannya, dan benar saja, karena pada akhirnya dalam sekejap gadis itu pun sangat terkesiap menyadari siapa sosok jangkung bertubuh tinggi tegap yang menjulang tegak dihadapannya.
"Om Eros ...?" sepasang pupil mata indah milik Bella terlihat melebar, menyadari kehadiran Eros yang sedang menghunuskan tatapan mata elangnya yang setajam belati.
Awalnya Bella terlihat sangat terkejut setengah mati, namun detik berikutnya wajah cantik itu mulai berubah semringah, kemudian memekik dengan kenesnya.
"Om Eroooossss ...!!"
Bugghh ...!
Tubuh kekar Eros sedikit terhuyung ke belakang, tak siap menerima pelukan Bella yang langsung menghambur begitu saja kearahnya tanpa canggung.
Aroma alkohol yang tertangkap samar oleh indera penciuman Eros, menandakan bahwa gadis yang kini sedang mengalungkan kedua lengan di lehernya itu sedang berada dalam pengaruh alkohol ... entah seberapa banyak.
"Bell, Bella mabuk yah ...?" pungkas Eros seraya meraih kedua bahu Bella yang polos, mencoba menjauhkan tubuh mungil yang menempel ketat ketubuhnya.
Bukan apa-apa ... melainkan karena Eros tidak bisa membohongi dirinya bahwa pelukan Bella yang begitu lekat cukup membuatnya risih, apalagi saat menyadari beberapa bagian tubuh indah gadis itu yang ikut menekan beberapa bagian tubuhnya sendiri, dan semua itu rasanya begitu penuh dan nyata.
Luar biasa ...
Sepertinya waktu ternyata sangat cepat berlalu.
Eros bahkan tidak tahu entah sejak kapan gadis cilik yang dulunya sering ia gendong acap kali bertemu Biyan, bahkan Eros pernah beberapa kali menyaksikan saat Biyan memandikan Bella kecil, dan kini gadis kecil itu telah tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang begitu lincah, menawan dan ... sangat menggoda jiwa.
Eros sadar betul, bahwa meskipun kemanjaan Bella tak sedikit pun berkurang, malah bahkan semakin bertambah ... namun Bella yang sekarang bukan lagi seorang gadis cilik berkepang dua, yang kemana-mana selalu memeluk boneka.
Bella yang sekarang telah menjelma menjadi seorang remaja yang cantik bertubuh padat berisi.
Selama ini sosok Bella sudah selayaknya anak sendiri bagi Eros. Sehingga acap kali terbersit sedikit saja hasrat setiap kali Bella bermanja kepadanya ... diam-diam Eros merasa sangat malu, merasa bersalah, bahkan merasa berdosa!
Eros seolah menjelma menjadi lelaki brengsek dalam sekejap, karena hasrat alamiah seorang pria yang kerap menggoda keimanan Eros.
"Ishh, Om Eros tau gak? Udah dari tadi Bella tuh kelimpungan nyariin Om Eros kemana-mana tauk ..." ujar Bella yang masih gelendotan manja di leher Eros.
"Nyariin Om Eros? Emangnya ada apa, Bell?"
Bella terlihat menggelengkan kepalanya. "Gak pa-pa kok, Om. Bella cuma pengen ketemu Om Eros doang. Lagian ... Kenapa sih sekarang Om Eros jarang ke rumah? Bella kan jadi kangen ..."
'Kangen ...?'
'Betapa mudahnya gadis belia ini ngucapin kata kangen ...'
Eros menelan ludahnya, pening mendengar kalimat Bella yang terucap manja seperti biasanya, ringan tanpa beban, merayu telinga semanis gula.
"Ayo pulang ..." desis Eros kemudian, rada gak nyambung.
Eros berusaha mengacuhkan Bella sambil mengurai pelukan yang melilit tubuhnya begitu ketat, membuat berdebar. Namun yang ada Bella malah menolak memberi jarak seraya menggeleng tegas.
"Gak mau, Om ..."
"Pulang, Bell ..." ucap Eros lagi, semakin ngotot.
"Gak mau ..." rengekan Bella terdengar semakin manja, lagi-lagi mengelak sambil menunjukkan sifat aslinya yang keras kepala, khas Bella.
"Bell ..."
"Mmmhh ..."
Dikarenakan wajah Bella yang saat ini sudah menyelusup diantara ceruk leher Eros, maka dari itu de sah napasnya yang beraroma alkohol yang samar pun ikut menyapu leher Eros, membuat tengkuk Eros meremang seketika.
"Ya udah, kalo Bella tetap keras kepala kayak gini, Om bakal telepon Papanya Bella biar datang kesini buat jemput Bella ..."
"Aaaaakhh, Om Eros, ihh ... gak asik banget deh ...!"
"Ya lagian ..."
"Kenapa harus bawa-bawa Papa segala sih, Om ...?"
Bella menarik wajahnya cepat, hingga sepasang matanya yang bulat namun bersinar sayu menatap Eros lekat dengan aura protes yang kentara.
"Mau gimana lagi, Bella-nya bandel begini ..." sungut Eros menanggapi kalimat merajuk Bella.
"Om Erooosss ... Jangan bilang Papa Biyan kalo Bella ada di sini dong Om, pliiisss ..."
Eros diam sejenak, menatap Bella dalam-dalam yang juga sedang menatapnya penuh permohonan.
Tubuh Bella masih melekat tanpa jarak dengan tubuh Eros, kedua lengannya pun masih terkalung di leher. Yang berubah hanya wajahnya yang tak lagi bersandar manja ... karena sekarang sedang menatap Eros penuh harap ... sedikit mendongak.
Entah setan apa yang sedang merasuki otak Eros, sehingga tiba-tiba beringsut mundur setelah terlebih dahulu meraih pinggang Bella untuk merapat ke tubuhnya, membawa tubuh Bella bersamanya yang terus mundur hingga beberapa langkah ke sudut ruangan yang temaram.
Eros merasa dirinya seperti terhipnotis, pada sepasang mata yang sayu seolah menyesatkan ...
Hidung yang mancung melenakan ...
Belahan bibir yang penuh dan sedikit terbuka ...
Kepala Eros tertunduk mendapati semua pemandangan indah tersebut, diantara temaramnya lampu club, ditengah kebisingan musik RnB yang menghentak ...
Semakin lama semakin dekat ...
Terus mendekat ... dan ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Meskipun sedikit mabuk, bukan berarti Bella tidak menyadari pergerakan Eros.
Alhasil sepasang mata sayu milik Bella yang awalnya sedang mengawasi Eros dengan lekat, seolah membeku.
'Demi apa ... Omaigottt Belllaaaa ... Jangan bilang kalo sekarang Om Eros sedang berniat buat nyium ...! Aduuhh gimana nih ... Grogiiii ...'
Usai memikirkan hal-hal gila tersebut dalam benaknya, pada akhirnya Bella nekad menutup kedua matanya rapat-rapat.
Menanti dengan dada yang berdebar ... harap-harap cemas ... tak lupa memberanikan diri untuk membuka sedikit celah dari dua belahan bibir yang padat berisi, seolah sengaja mengundang khilaf bagi siapa pun mata yang memandangnya.
Pikiran Eros terasa kacau-balau, berlarian kesana-kemari, namun pemandangan wajah pasrah menanti milik Bella seolah tak bisa membuat Eros kembali.
Eros merasa dirinya benar-benar telah dibuat gila.
'Oh, sh it, Erosss ...'
'Ini gak boleh ...'
Sisi bathin Eros berusaha membangunkan kesadarannya yang mulai menguap, namun akal sehatnya tetap enggan menerima. Menolak disadarkan, memilih jalan setan yang kini sedang menuntun bibirnya agar bisa menjangkau bibir yang merekah indah dibawah sana.
Tinggal beberapa inchi lagi ...
dan ...
"Hey, kamu ... cepat lepasin Bella ...!"
Tiba-tiba saja lewat kehadiran sosok lelaki tak dikenal yang hadir diantara adegan slow motion tersebut, sukses menggagalkan semuanya.
Lelaki tak dikenal itu kini berusaha memisahkan paksa tubuh Bella dan Eros yang awalnya semakin berhimpit satu sama lain ...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Raudatul zahra
mampir thoorrr 😁😁
2023-10-11
9
aurel chantika
aku mampir,,moga ceritanya bagus
2022-11-24
2
Siti Nurjanah
q dah mampir di kary
2022-10-18
1