Follow Instagram: maulyy_05
karena sering dapat peringkat satu di sekolah membuat Mesya Fiola Hervandez membenci Luziana Afriani. Sosok gadis berhijab dengan sifatnya periang.
Hingga suatu ketika Luziana di jodohkan dengan kakaknya Meysa Bernama Reynaldi dirgantara Hervandez, yang berkerja sebagai tentara Berpangkat jenderal.
Perjodohan Luziana dengan Reynaldy. Membuat Meysa tidak menyetujui kakak tercintanya harus menikah dengan musuhnya. Namun apa boleh buat, ia tidak bisa membatalkan perjodohan kakak nya. Karena orang tua Luziana dengan Meysa dulu teman akrab mereka ingin sekali anak mereka dijodohkan.
Di balik itu semua Renaldi Dirgantara Hervandez, harus pergi menjalankan misi. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah menyentuh istrinya Luziana Afriani. Karena ia tahu itu hanya akal-akalan orang tuanya agar dia tidak ikut pergi menjalankan misi sebagai tentara dan akan mungkin mengakhiri Status nya menjadi seorang tentara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mauly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3 vs 5
Meysa berjalan santai menuju ke belakang sekolah. Terlihat lima sosok anak cowok yang di yakini mereka itu sedang bolos. Meysa yang sekarang gak jauh dari mereka berjalan mendekati anak cowok yang suka bolos itu.
Lima cowok yang sedang canda tawa. Menoleh kesamping, karena mendengar derap langkah kaki seseorang. Terlihat sosok adik kelas MOS wanted Girls di sekolah SMA Harvard, sedang berjalan mendekati kearah mereka.
"Kukira tadi suara langkah kaki siapa. Ternyata suara langkah kaki Nona Meysa toh". Mereka berempat tergelak tertawa mendengar ucapan Arlan, yang tidak ada lucunya. Langit menatap datar Meysa yang kini sudah di hadapan mereka.
"Ada apa Princess Meysa datang kesini, mau cari Aa Arlan ya..." Goda Arlan seraya memainkan alisnya. Meysa mendengar kata godaan Arlan, memutarkan bola matanya dengan malas.
"Tenang aja princess Meysa Aa Arlan gak bakal kemana-mana kok. Soalnya Aa Arlan itu selalu di hati kamu." Mereka pun kembali tergelak tertawa lagi.
Meysa mencebik kesal. "Diam Lo Arlan." Sentaknya. Sontak semuanya pada diam. Pandangan Meysa beralih ke arah Langit yang terlihat datar.
"Langit Lo, ikut gue" Tukas Meysa.
Langit menaikkan alisnya sebelah. "Siapa Lo suruh-suruh gue" Balas Langit seraya tersenyum miring.
Meysa memutar bola matanya malas. "Gausah banyak nanyak Lo ikut aja" Ucap Meysa dan berlalu pergi. Langit yang berada duduk di atas tembok langsung turun dan mengikuti cewek itu.
Tiba-tiba langkah Meysa terhenti. Ia menoleh kebelakang terlihat Langit menarik pergelangan tangannya.
"Ngapain gue harus ngikutin Lo" Tanyak cowok itu datar. Meysa yang mendengarnya mendengus kesal pada langit yang banyak nanyak. Langit tipe cowok gak pernah patuh pada siapa pun termasuk guru dan orang tua. Jadi cowok itu harus pertanyakan alasan kenapa Meysa menyuruh ikuti nya. Sebenarnya dia malas menurut kemauan cewek satu ini.
Teman langit juga pada heran kepadanya. Tumben cowok itu menurut dengan seseorang. Apalagi seseorang itu cewek. Apa mungkin cowok yang tak tersentuh itu suka pada Meysa. Itu jelas gak mungkin karena mereka itu sepupuan. Tapi bisa jadi juga itu benaran.
"Ya Lo harus ikut gue. Karena kita bakal bertanding voli dan gue butuh anggota anak cowok satu orang untuk setim dengan gue. Jadi Lo ikut gue ke lapangan" Ujar Meysa panjang lebar.
"Gue gak mau" Balas langit datar.
"Gak mau tau Lo harus ikut gue" Paksa Meysa emosi.
"Kenapa Lo gak nyariin anggota cowok lain aja untuk setim dengan Lo. Kenapa harus gue" Ucap Langit seraya menaikkan alisnya.
"Ck' karena Lo tu sepupu gue. Sebagai sepupu Lo harus ikut gue" Balas Meysa dengan tatapan tajam menatap Langit. Cowok itu memajukan langkahnya, sehingga Meysa mundur beberapa langkah.
Kini jarak mereka berdua begitu dekat. "Gausah sok keras. Tunjukkin sifat asli Lo yang manja itu" Ucap Langit berbisik di telinga Meysa. Sontak cewek itu menginjak kaki cowok itu.
Langit meringis pelan, sakit pada kakinya. "Seterah gue mau, sifat gue kayak gimana. Jadi lebih baik Lo ikut gue sekarang" Tukas Meysa dan berlalu pergi dari tempat itu juga. Dan di susul oleh langit dengan raut wajah kesal, pada sepupunya yang sok ngatur. Dia sangat tahu sifat asli Meysa kayak gimana suka nyinyir dan manja. Apalagi ia terlalu manja pada Kakaknya, Renaldy.
Luziana tampak kesal, karena capek menunggu seseorang yang tadi sok menantangnya tadi. Kini belum muncul juga. Apalagi sekarang sudah masuk pelajaran kedua. Dan pelajaran olahraga pun sudah berakhir. Seharusnya mereka sekarang berada di dalam kelas. Namun tampaknya mereka masih berada di luar kelas, bahkan dengan santai duduk di Tribune untuk menonton pertandingan voli antar Meysa dan Luziana.
"Luziana lebih baik batalin aja pertandingan volinya." Ucap Anita dengan perasaan kalut. Soalnya dirinya kurang pandai bermain voli. Terus lawan mereka adalah Meysa yang jago dalam bermain voli. Cewek itu jago Karena Meysa anak ekskul voli. Jadi maklum cewek itu jago mereka enggak.
"Jangan.... lebih baik kita lawan dulu soal kalah menang itu urusan belakang," Balas Luziana seraya mengulas senyum.
"Iya Lo enak bilang gitu. Tapi terakhir nantik kami yang malu. Terus aku gak pandai main voli lagi" Gerutu kesal Lisa.
"Jangan marah Mbak dukun i's i's. Nantik cepat tua" Ledek Luziana seraya tergelak tertawa. Lisa yang di panggil gitu menjadi kesal.
"Daripada Lo prik. Dah prik polos lagi" Cibir balik Lisa seraya tertawa terbahak-bahak.
"Aku gak prik tau. Apalagi polos" Balas Luziana gak terima. Mereka semua kadang-kadang kerap Panggil Luziana dengan sebutan Prik, karena cewek itu rada aneh dan sangat polos. Jadi mereka suka menggoda perempuan itu, dan meledeknya juga dengan sebutan Prik.
Orang satu sekolah pun kerap panggil Luziana dengan sebutan prik. Bukan memangil namanya, bernama Luziana. para siswa-siswi kerap memangil Luziana dengan prik. Karena dia wakil Osis yang menurut mereka aneh. Sebab perempuan itu suka kasih hukuman yang aneh dan gak jelas, pada murid yang terlambat. Makanya mereka suka panggil Luziana dengan sebutan Prik.
Orang yang di tunggu pun datang. Mata Lisa membulat lebar melihat siapa yang di belakang Meysa.
"Kak langit?," Gumam lisa kaget.
"Ngapain dia disini?" Sambungnya lagi. Gak mungkin kan cowok itu ikut bertanding juga. Kalau dia ikut dahlah fiks tim kita dah tentu kalah. Dalam hati Lisa.
Tapi di lihat-lihat kak langit ganteng juga. Semua kaum hawa menatap cowok itu dengan tatapan penuh dambaan pada Langit. Dengan penampilan cowok itu yang sungguh mempesona. Baju seragam sekolah beberapa kancing atasnya di buka. Terlihat sedikit dadanya yang putih Meysa yang sudah berada di lapangan membuka suara.
"Oke-" Namun belum apa-apa omongannya sudah di potong oleh Luziana. Sontak pandangan semua mengarah ke Luziana.
"ihhh..... itu" Perempuan tampak menunjuk ke arah Langit dengan matanya di tutup oleh tangan. Membuat langit mengernyitkan dahinya heran. Dengan sikap perempuan yang di depannya.
Meysa yang melihat Luziana menunjuk ke arah langit. Dia pun menoleh ke pada cowok yang berdiri di sampingnya. Ada sebab apa Luziana sampai menutup matanya ketika melihat cowok itu. Gak berapa lama dia langsung tahu apa penyebabnya.
"Kancing Lo" Ucap Meysa singkat pada langit. Cowok yang mendengar perkataan Meysa. Makin di buat bingung.
Meysa yang menyadari ada kerutan di dahi cowok itu mencebik kesal. "Kancing seragam Lo tutup sana" Ucapnya dengan perjelas. Langit pun akhirnya dapat mengerti kenapa perempuan yang di depannya sampai menutup matanya.
Ia pun segera mengancing bajunya. Membuat para siswi mendesah kecewa. Begitu juga dengan Lisa ia jadi kesal pada Luziana. Garanya, Jadi dirinya gak bisa lihat dada cowok itu lagi kan.
Langit pun selesai mengancing bajunya. Meysa pun beralih menatap Luziana. "Buka mata Lo. Bajunya dah di kancing atasnya." Luziana bukan tipe perempuan yang suka melihat anggota tubuh cowok. Makanya di langsung menutup matanya. Apalagi sama suaminya.
Dia pun menurunkan tangannya yang menutup matanya. Luziana menyengir lebar melihat semua orang menatapnya dengan tatapan gak suka.
"Okee.. langit bakal setim dengan gue." Semua para murid menjadi riuh sendiri. Mengetahui langit yang terkenal dengan kenakalannya, suka bolos sekolah. Dan satu lagi penampilannya aja bukan mancam anak sekolah. Dasi ntah kemana, seragam di keluarin. Kemudian ntah kemana lah atribut sekolah nya. Kini pun mulutnya terasa menyengat bau rokok.
"What... Kak langit setim dengan kalian. Gak imbang itu namanya belum apa-apa kami pasti udah kalah." Luziana, Anita, Karina, semuanya menoleh kepada Lisa dengan tatapan ya susah di tebak. Cewek itu hanya cengengesan melihat tatapan mereka.
Langit maju beberapa langkah. "Dua orang keluar dari lapangan." Orang setim dengan Meysa langsung keluar lapangan. Dan lebih baik jadi penonton.
"Gue senang banget kita gausah ikut bertanding" Ucap Zea seraya tersenyum bahagia. Karena mereka gak jadi terlibat dengan urusan mereka. Yang bakal ribet nantinya.
"Iya.. aku juga." Balas temannya yang rambut pendek.
Vian berdecak kesal. Melihat kakak kelasnya sok jagoan. Seperti dia yang paling hebat. Kini jumlah anggota Meysa berjumlah tiga orang, Meysa, Langit, Riri. Dan jumlah anggota Luziana Lima orang. Luziana, Karina, Anita, Lisa, Vian.
Nampaknya pertandingan voli ini bakal seru. Karena 3 vs 5, siapakah yang menang di antara mereka. Semua orang yang menonton bersorak heboh tim yang mereka dukung.
Lisa dan Anita menatap kagum dengan ketampanan Langit, kalau di bandingkan dengan Renaldy masih gantengan pria itu. Dan juga belum tentu semua murid suka pada langit. Mereka lebih suka pada Renaldy kakaknya Meysa. Langit terkenal satu sekolah, kalau Renaldy satu dunia.
Dan ada juga satu orang yang gak kalah tampannya dari mereka. Bahkan kekayaannya juga sangat melimpah. Kalau di bandingkan kekayaan keluarga Hervandez sama satu orang itu, kekayaan mereka berdua imbang. Siapa kah orang itu?..
Sedangkan Vian masih di bawah rata-rata. Kurang banyak para cewek suka padanya. Tapi cowok masih dalam kategori cowok ganteng. Cewek dengan tubuh pendek berdiri di tengah, sejajar dengan net.
"Jreng.. jreng... Tim siapakah yang akan menang. Apa tim Meysa, atau tim Luziana," Ucap Jihan sembari memegang mic. Cewek satu ini kerap menjadi bendahara kelas maupun osis. Kegiatan acara apapun dia selalu pembawa acaranya. Public speaking cewek itu bagus. Makanya dalam acara apapun itu dia tukang jadi MC nya. Sekarang ia menjadi wasit pertandingan voli antar Rangking satu dan Rangking dua.
Semua murid bertepuk tangan heboh..
"Meysa....Meysa.."
"Ayooo Meysa kamu pasti menang.."
Teriakkan heboh para murid mendukung Meysa. Membuat kita mendengarnya sungguh memekakkan telinga. Meysa adalah penyanyi remaja sangat terkenal di mancanegara. Jadi gak heran banyak murid lebih fans ke Meysa. Daripada Luziana.
Tanda pertandingan pun mau di mulai. Jihan kini memengang sebuah koin di tangannya. Salah satu tim harus ada yang mau mewakili timnya. Langit dan Vian pun maju untuk mewakili timnya.
"Gak papa ni kita bertanding voli di pas jam pelajaran," Tutur Luziana, dia takut mereka bakal akan kenak hukuman jika bertanding di pas jam pelajaran. Apalagi jam olahraganya sudah habis.
ini si ray lg...coba buka hati mu sedikit utk istri mu...sibuk nak mikir tugas dn hamidun aja...😡
suami nya juga..gk bs tegas..dgn akhlak minus adek nya...terlalu d manja siih...😡
cb kau selidiki gmn adek mu d sekolah ..jgn terlalu percaya omongan busuk adek mu itu...😏😏😏
lebih baik luziyana kepas dr suaminya dr pada hidup menderita