Berawal dari sebuah kecelakaan tragis seorang Pria bernama Fajar Nugroho tanpa sengaja memasuki dunia ghoib, kemudian bertemu dengan pemilik tempat mistis itu. Hanya karena ingin kembali ke dunia nyata, Fajar akhirnya membuat sebuah kesepakatan.
Disinilah cerita ini berasal, jangan lupa like komentar nya ya, makasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Rasa Penasaran Sekar
Meskipun sudah di pancing banyak hal tetap saja Thanatos masih diam membisu, mobil yang membawa mereka akhirnya tiba di sebuah tempat. Ada sebuah cahaya gelap yang mereka lewati sebelum tiba disana.
Sekar turun dan memindai sekitar, dari tempat yang bahkan suasananya terasa aneh baginya.
" Tempat apa ini. "Gumamnya pelan.
Di depannya ada bangunan tua yang sudah di tumbuhi rumput liar, nampak sebuah pintu disana. Sekar melihat Thanatos dan satu orang lainnya masuk melalui pintu itu.
" Eh, eh, kok aku di tinggal sih. Hei dudul tunggu hei... aish aku harus panggil apa dia, namanya siapa ? Hais dasar pria gila, aneh. Main pergi aja, masa cewek secantik diriku di tinggalkan begitu saja. "
Sekar ikut berlari mengejar Thanatos dengan mulut masih komat kamit, mengucapkan sumpah serapah nya karena di tinggalkan begitu saja.
Ketika membuka pintu yang nampak lusuh dari luar, wajahnya sampai takjub melihat semua keindahan di depannya.
" Astagfirullah hal adzim, tempat apa ini. " Sekar sampai melongo.
Ternyata ada tempat seindah itu di pinggiran kota tempatnya berada.
" Ini apa ya, apa ini syurga ya. " Gumam Sekar. Sambil melangkah pelan Ia memindai seisi rumah yang bagaikan istana itu.
" Dimana Pria aneh itu, cepat sekali hilangnya. "
Ketika pokus nya mencari keberadaan Thanatos, Sekar justru di kejutkan dengan kehadiran dua orang. Satu Pria dan satu lagi wanita.
" Selamat datang Nona Melati Sekar Arum. " Ucap keduanya bersamaan sembari membungkuk memberi hormat.
Sekar lagi- lagi terkejut mendengar kedua orang di depannya itu memanggil nama lengkapnya, padahal mereka bahkan belum pernah bertemu.
" Aku, siapa kalian. Dari mana kalian tau namaku, bahkan nama panjangku. " Sekar menunjuk dirinya sendiri.
Kedua orang di depannya sontak tersenyum dan mengajak Sekar masuk ke dalam Istana besar itu.
" Mari Nona, kami tau siapa anda. Nona adalah gadis yang di bawa Tuan Nathan kemari. Oleh karena itu Nona, marilah ikut bersama kami. "
Dengan wajah bingung Sekar pun mengikuti langkah kaki keduanya, sambil memindai seluruh tempat itu. Ada banyak orang disana yang Ia lihat hilir mudik. Ada yang datang dan ada juga yang pergi.
" Nathan, jadi Pria aneh itu namanya Nathan. Hmm namanya sih bagus tapi orang nya nggak deh, aneh bin ajaib gitu. Cocoknya namanya tuh Udin atau Utoh hahaha. "
Sekar membatin antara merinding dan juga tertawa, bisa bisanya Ia memberi nama Pria sedingin kulkas itu dengan nama yang sering banyak Ia dengar di dunia nyata.
Sekar di antar oleh salah satu yang menyambut kedatangan nya, Ia di antarkan ke sebuah ruangan yang menjadi kamar tidurnya.
" Untuk sementara kamar Nona disini, Nona bisa istrahat terlebih dahulu kalau Nona lelah. Maaf, saya tinggal dulu. "
Sekar yang masih memperhatikan seisi kamar itu baru tersadar kalau wanita yang mengantarkan nya sudah pergi meninggalkan nya.
" Eh, eh. Kemana wanita tadi, ish makin lama mereka makin aneh, bukan hanya mereka tapi semua yang ada disini aneh. " Gumam Sekar yang belum juga terjawab rasa penasaran nya.
Ketika berbalik Ia terkejut melihat Thanatos sudah duduk manis di sisi ranjanganya.
" Hei kamu..... ! Eh iya, Nathan. Ngapain kamu disitu, dan darimana kamu masuk, bukannya pintunya di kunci. "
Thanatos justru menggoda Sekar dengan menepuk-nepuk kasur di samping tempat Ia duduk.
" Hei, kamu jangan macam- macam dengan ku. Cepat keluar sekarang, atau aku akan teriak dan memanggil penghuni disini agar mengusir mu. "
Bukannya takut, Thanatos malah melangkah kearah Sekar yang saat ini sedang meletakkan kedua tangannya di pinggang seolah menampakkan keberanian.
" Coba saja kalau berani. "
Sekar mulai ketakutan ketika Thanatos sudah berada di depannya bahkan nafasnya bisa Ia rasakan menyentuh kulit wajahnya.
" Kenapa...... ! mana keberanian mu tadi, katanya mau teriak, ayo teriak lah sesukamu. " Bisik Thanatos.
Tubuh Sekar seakan membeku, bahkan untuk sekedar bergerak saja Ia tak mampu. Sebenarnya Sekar termasuk orang paling berani di tempat itu, tidak ada seorang pun yang berani berucap kasar pada Pemimpin tempat megah itu.
" Bau. " Ucap Sekar spontan setelah Thanatos berjarak beberapa langkah darinya.
" Apa.... berani- beraninya kamu mengatakan aku bau, kamu..... ! "
Thanatos yang sudah hampir saja murka akhirnya terpaksa mengendalikan amarahnya setelah mengingat siapa Sekar sebenarnya, Ia langsung menghilang tepat di hadapan Sekar. Hal itu membuat rasa penasaran Sekar semakin bertambah dengan semua yang ada disana.
" Dia kenapa, apa dia marah. Ah sudahlah, ngapain juga aku pusing. Tapi tadi, tadi..... dia, dia bisa ngilang. " Sekar terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Sekar mendadak merinding, dia melihat kiri kanannya dan juga seisi kamar itu.
Sementara Thanatos, Ia meninju meja bahkan dinding di ruangannya membuat seorang wanita tua menghampiri nya.
" Hei, ada apa Than. " Ruangan itu sepi seketika, Thanatos mencoba mengendalikan amarahnya.
" Than, cobalah untuk mengendalikan amarah mu. Kamu tau kalau itu sama sekali tidak baik untuk mu, apa karena wanita itu kamu jadi seperti ini. "
Thanatos tidak menyukai keberadaan wanita tua itu di ruangannya.
" Pergi, pergilah dari sini. Tinggalkan aku sendiri. "
Meskipun tidak berteriak namun tetap dari suaranya, sangat jelas kalau Ia tidak menyukai wanita tua itu.
Wanita dengan pakaian modis berwarna putih itu langsung pergi, Ia tidak ingin Thanatos kembali murka dan mereka semua tau apa yang akan terjadi setelah itu.
