NovelToon NovelToon
Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Kriminal dan Bidadari / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Playboy
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ricca Rosmalinda26

Alya, gadis sederhana dan salehah yang dijodohkan dengan Arga, lelaki kaya raya, arogan, dan tak mengenal Tuhan.
Pernikahan mereka bukan karena cinta, tapi karena perjanjian bisnis dua keluarga besar.

Bagi Arga, wanita berhijab seperti Alya hanyalah simbol kaku yang menjemukan.
Namun bagi Alya, suaminya adalah ladang ujian, tempatnya belajar sabar, ikhlas, dan tawakal.

Hingga satu hari, ketika kesabaran Alya mulai retak, Arga justru merasakan kehilangan yang tak pernah ia pahami.
Dalam perjalanan panjang penuh luka dan doa, dua hati yang bertolak belakang itu akhirnya belajar satu hal:
bahwa cinta sejati lahir bukan dari kata manis… tapi dari iman yang bertahan di tengah ujian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ricca Rosmalinda26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan yang Diam

Malam menelan kota dengan lampu-lampu oranye yang buram. Di dalam lounge hotel mewah di Jakarta Selatan, dentuman musik elektronik memecah kesunyian. Asap rokok menari di udara, bercampur bau alkohol dan tawa lelaki muda.

Di tengah keramaian itu, Arga Maheswara duduk di sofa kulit hitam, gelas whisky di tangannya hampir kosong.

“Bro, serius lo mau nikah?!” seru Bima, sahabat lamanya, dengan nada tak percaya.

“Gue gak mau, tapi disuruh,” jawab Arga datar, lalu meneguk isi gelasnya.

“Dijodohin? Hah, lo? Arga Maheswara dijodohin?!” Bima tertawa keras. “Gue kira cuma sinetron yang punya cerita kayak gitu!”

Arga menyandarkan kepala ke kursi, matanya menatap langit-langit. “Yah, beginilah kalau lo anak tunggal keluarga besar. Semua diatur, bahkan siapa yang bakal lo nikahin.”

“Terus ceweknya siapa?”

“Anak pesantren,” jawab Arga singkat.

“Wah, jauh banget dari dunia lo, Ga. Lo mabuk tiap minggu, dia mungkin ngaji tiap subuh.”

Arga hanya tersenyum miring, tapi ada getir di sana.

“Justru itu. Dunia kami beda. Dia suci, gue kotor. Gue bukan laki-laki buat dia.”

Bima menepuk bahunya, mencoba bercanda, “Yaudah, tolak aja, bro.”

“Gak bisa. Ini bukan soal gue sama dia. Ini soal bisnis, gengsi, keluarga. Jadi ya…”

Arga menatap gelasnya lagi. “…gue jalanin aja, tapi jangan harap gue ikut drama romantis kayak di film.”

Ia tertawa hambar, lalu menenggak sisa minumannya sampai habis.

Suara musik semakin keras, tapi di hati Arga hanya ada kekosongan.

Dan malam itu, ia mabuk lebih berat dari biasanya.

 

Beberapa hari berlalu.

Persiapan pernikahan mulai dilakukan. Rumah keluarga Zahra dan keluarga Maheswara silih berganti sibuk dengan urusan adat dan undangan. Tapi di tengah semua kesibukan itu, satu hal tak berubah: Arga tak pernah hadir.

Fitting baju pengantin, sesi foto pra-nikah, bahkan rapat keluarga—semuanya diwakilkan oleh Bu Retno, ibunya.

Di butik mewah di kawasan Menteng, Alya berdiri di depan cermin besar. Ia mengenakan kebaya putih lembut, hiasan renda yang sederhana tapi anggun.

Bu Retno tersenyum puas melihatnya. “MasyaAllah, cantik sekali, Nak Alya. Arga pasti menyesal kalau gak datang hari ini.”

Alya tersenyum kecil, matanya tenang walau sedikit redup.

“Mungkin Mas Arga sedang sibuk, Ma. Tidak apa-apa, yang penting niatnya tetap baik.”

Bu Retno menghela napas. “Entah sibuk atau sengaja menghindar. Mama tahu anak mama keras kepala. Tapi kamu tetap sabar, ya.”

Alya menunduk hormat.

“Alya hanya berpegang pada janji Allah, Ma. ‘Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan’ (QS. Al-Insyirah: 6). Kalau Alya sabar, insyaAllah semuanya akan dimudahkan.”

Bu Retno menatap gadis itu dengan kagum. Dalam hatinya, ia mulai menyadari mengapa ayah Arga bersikeras memilih Alya. Gadis ini bukan sekadar baik, ia memiliki kedamaian yang bahkan uang tidak bisa beli.

 

Sementara itu, Arga duduk di kantor dengan wajah dingin.

Telepon dari ibunya berdering berkali-kali, tapi tidak ia angkat.

Ia hanya menatap foto undangan pernikahan di mejanya, hitam-putih, bergaya elegan, dengan tulisan:

Arga Maheswara & Alya Nur Zahra

Tangannya mengepal. Ada rasa aneh di dadanya, semacam penolakan yang ia sendiri tak bisa jelaskan.

“Nikah. Padahal gue bahkan gak kenal dia,” gumamnya.

Ia menekan nomor telepon di ponselnya.

“Halo, Bim. Lo malam ini free gak?”

“Selalu. Mau ke mana?”

“Clubb. Gue butuh minum.”

 

Beberapa hari kemudian, fitting terakhir dilakukan tanpa kehadiran Arga lagi.

Alya hanya ditemani Bu Retno dan tim perancang busana.

Ketika semua orang sibuk, Alya duduk di pojok ruangan, membuka mushaf kecil di tangannya.

Ia membaca pelan ayat yang menjadi penguat hatinya:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah: 216)

Senyumnya lembut. “Mungkin pernikahan ini bukan karena cinta, tapi aku percaya Allah tidak pernah salah menulis takdir,” bisiknya dalam hati.

Bu Retno mendekat dan duduk di sampingnya.

“Nak, kamu gak marah sama Arga?”

Alya menggeleng pelan. “Marah hanya membuat hati sempit, Ma. Alya belajar, kalau ingin menuntun seseorang, jangan dimulai dengan kemarahan, tapi dengan doa.”

Bu Retno menggenggam tangannya. “Andai Arga bisa sebijak kamu.”

Alya menatap cermin di depannya, wajahnya tampak tenang, tapi di dalam dadanya ada gelombang kecil yang ia tekan rapat-rapat. Ia tahu, menjalani rumah tangga dengan orang yang tidak mencintainya bukan perkara mudah. Tapi ia percaya, setiap sabar pasti berbuah indah.

 

Di sisi lain kota, Arga masih menjalani hari-harinya seperti biasa , keras, dingin, dan bebas.

Ia menolak semua ajakan keluarga untuk makan bersama, mengabaikan pesan dari ibunya, dan tidak sekali pun menanyakan kabar Alya.

Namun entah mengapa, bayangan wajah gadis itu dengan sorot mata yang damai dan kata-kata lembutnya kadang muncul begitu saja dalam pikirannya.

Apalagi saat ia sedang sendiri, duduk di balkon apartemen, ditemani rokok dan angin malam.

“Dia pasti benci gue,” gumamnya, menghembuskan asap perlahan.

Tapi suara itu beradu dengan ingatan tentang Alya yang berkata lembut di taman dulu:

“Tidak ada manusia yang sepenuhnya buruk, Mas. Hanya saja, ada yang belum sempat menemukan hidayahnya.”

Dan tanpa sadar, Arga mengusap wajahnya pelan, mengambil jaketnya lalu pergi ke club.

 

Hari demi hari berlalu.

Semakin dekat hari pernikahan, semakin sering Arga menunjukkan penolakan pasifnya. Ia tidak datang latihan resepsi, tidak menjawab pesan keluarga Alya, bahkan saat ditanya oleh ayahnya hanya menjawab pendek:

“Gue gak suka drama keluarga. Nikah ya nikah aja. Gak usah ribet.”

Pak Damar hanya bisa menghela napas berat. “Kamu keras kepala seperti dulu, Ga. Tapi ingat, pernikahan bukan kontrak dagang. Ini janji di hadapan Tuhan.”

Namun Arga tetap bungkam. Ia keluar dari ruangan tanpa menoleh.

 

Sementara itu, di rumah Zahra, Alya mulai mempersiapkan diri dengan hati yang pasrah.

Di sela-sela kegiatannya, ia menulis di buku catatannya:

“Ya Allah, jika hati ini Kau pilihkan untuk seseorang yang belum mencintai-Mu, ajarilah aku untuk tidak menyerah membimbingnya. Sebab aku tahu, Engkau bisa membalikkan hati siapa pun dalam sekejap.”

 

Malam menjelang akad, Bu Retno menghubungi Arga.

“Arga, besok akad. Tolong datang lebih pagi, ya. Alya sudah siap dari subuh.”

Arga terdiam lama sebelum menjawab. “Ya.”

Namun setelah sambungan terputus, ia hanya menatap jam dinding.

Wajahnya tanpa ekspresi tapi matanya… sedikit redup.

Entah karena lelah, atau karena apa.

Dan di ujung malam yang panjang itu, Arga menatap ke langit Jakarta yang kelam.

 

🕊️ To be continued...

1
Rosvita Sari Sari
alya mah ngomong ceramah ngomong ceramah, malah bikin emosi
aku aja klo ngomong diceramahi emosi apalagi modelan arga 🤣🤣
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Ma Em
Dengan kesabaran Alya dan keteguhan hatinya akhirnya Arga sadar dgn segala tingkah perlakuannya yg selalu kasar pada Alya seorang istri yg sangat baik berhati malaikat
Ma Em
Semoga Alya bisa meluluhkan hati Arga yg keras menjadi lembut dan rumah tangganya sakinah mawadah warohmah serta dipenuhi dgn kebahagiaan 🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!