Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 : uang nafkah
Sepulang nya dari pasar malam Naren nampak tidak mengeluarkan suara nya sama sekali, cerita nya Naren sedang ngambek dengan Ayuna gara-gara kucing garong tadi, entah kenapa Naren menjadi sangat kesal sampai saat ini begitu mengingat wajah mengesalkan si anak kades, bisa-bisa nya dia terang-terangan mengajak perang.
" Akang kenapa bibir nya manyun-manyun kaya gitu ?" Tanya Ayuna saat melihat bibir Naren yang komat-kamit entah bicara apa plus dengan wajah masam nya.
" Seriusan lu masih nanya gua kenapa ?" Sahut Naren dengan nada sewot seraya menunjuk dirinya sendiri, sedangkan Ayuna hanya mengangguk saja sebab memang tidak mengetahui apa penyebab sang suami seperti itu.
" tau ah, makin sebel gua !" Rajuk Naren membuat Ayuna semakin bingung dengan sikap sang suami.
Naren langsung merebahkan dirinya dan tidur membelakangi Ayuna, sementara Ayuna hanya menggedikan bahu nya saja tidak peduli, wanita itu lebih memilih untuk mencuci muka nya lebih dulu ke kamar mandi.
Begitu mendengar suara pintu yang tertutup Naren langsung kembali membalikan badan nya seraya mendengus sebal.
" Gua kenapa coba, kenapa bisa sampe sekesel ini sih ?" Tanya Naren pada dirinya sendiri.
Naren langsung mendudukan dirinya di atas kasur dan mengeluarkan dompet nya dari saku celana, Naren langsung mengeluarkan lembaran uang yang tadi baru saja dirinya ambil.
Naren menghitung jumlah uang tersebut yang ternyata tersisa 4,5 juta sebab tadi Naren sudah memberikan pada kedua adik ipar nya 500 ribu.
Naren memisahkan uang tersebut sebanyak 3,5 juta untuk dirinya berikan pada Ayuna sebagai uang nafkah, sedangkan Naren menyimpan 1 juta untuk pegangan nya.
Tidak lama Ayuna kembali masuk ke dalam kamar dan Naren langsung menyuruh nya untuk duduk di dekat nya.
" Nih !" Ujar Naren membuat Ayuna bingung seketika kenapa tiba-tiba Naren menyodorkan uang sebanyak itu pada dirinya.
" Uang buat apa lagi kang ?" Tanya Ayuna sambil menatap Naren dan uang itu secara bergantian, jujur saja sudah lama ayuna tidak melihat uang sebanyak itu, sebab gajinya sendiri pun hanya 1,5 juta sebulan.
" Anggap aja ini uang nafkah dari gua, dan kalo bisa gua minta lu ga usah lagi kerja di pasar, biar gua yang menuhi semua kebutuhan lu nanti nya !" Ujar Narendra membuat Ayuna diam beberapa saat.
" Tapi kalo Una ga kerja gimana sama Alif dan Aliya, karna selama ini yang bayar uang sekolah mereka itu Una kalo bapak sama ibu lagi ga ada uang ?" Tanya ayuna dengan bingung, walaupun uang yang di berikan oleh Narendra jauh lebih besar dari uang gaji nya, namun Ayuna tidak ingin sembarangan memakai uang tersebut nantinya.
" Elu ga usah mikirin mereka, biar semua jadi urusan gua, sekarang gua suami lu jadi otomatis mereka juga adik gua, jadi biar nanti gua yang bayar uang sekolah adik-adik lu !" Sahut Naren membuat air mata Ayuna langsung menetes dari sudut matanya.
" Kenapa malah nangis, ada yang salah sama kata-kata gua ?" Tanya Naren dengan sedikit panik, namun Ayuna langsung menggelengkan kepala nya tanda bukan itu yang membuat dirinya menangis.
" Terima kasih karna akang sudah baik banget sama Una dan adik-adik, walaupun baru dua hari menikah dan kita tidak saling kenal, tapi akang tetep mau bertanggung jawab atas Una seperti suami pada umum nya, tapi emang beneran gapapa kalo Una berhenti kerja ?" ujar Ayuna membuat Naren terdiam, entah kenapa ada perasaan menggebu untuk melindungi Ayuna dalam dirinya setelah melihat keadaan istrinya itu dua hari ini.
Bukan perasaan kasihan tapi lebih ke Naren ingin melindungi wanita itu, terlebih kedua orangtua dan adik Ayuna tidak pernah bersikap neko-neko dari yang Naren amati.
" Tugas istri itu ngurus suami nya bukan nyari nafkah, jadi emang udah seharusnya lu berhenti kerja dan biarin gua yang menuhi semua kebutuhan lu, jangan bikin gua jadi laki-laki brengsek yang bikin istrinya jadi tulang punggung !" Ujar Naren, walau sedikit pedas namun tetap terdengar manis di telinga Ayuna.
" Terima kasih kang !" Sahut Ayuna sambil memeluk Naren, membuat laki-laki itu membeku seketika dengan mata yang terbelalak lebar.
Ayuna langsung tersadar begitu Naren mengelus rambut nya dengan lembut, dan ayuna pun langsung melepaskan pelukan nya dari Naren.
" E-eh maaf kang, Una ga sengaja !" ujar Ayuna namun Naren hanya diam saja tidak menanggapi, sehingga menciptakan suasana akward di antara kedua nya, tapi tidak lama Ayuna kembali mengeluarkan suaranya.
" Tapi kang besok Una masih harus masuk kerja, karna Una juga harus pamit sama pak haji amron, gapapa kan ?" Tanya Ayuna.
" Jam berapa lu berangkat ?" Sahut Naren balik bertanya pada Ayuna.
" Una berangkat habis subuh, dan jam 2 siang udah pulang !" ujar Ayuna membuat Naren langsung menatap istrinya itu dengan alis berkerut.
" Habis subuh, seriusan ?" tanya Naren dan langsung di angguki oleh Ayuna.
" iya, karna kan memang tokonya ada di pasar, jadi Una harus berangkat abis subuh dan toko tutupnya jam 2'an !" Sahut Ayuna dengan nada yang te dengar biasa saja, berbeda dengan Naren yang nampak syok, udah paling bener gua nyuruh bini gua berenti kerja, gila aja berangkat abis subuh, batin Naren.
" Kalo gitu biar besok gua anter, pulang nya juga biar gua yang jemput, jadi besok lu udah harus keluar dari kerjaan !" Ujar Naren dan langsung di angguki dengan semangat oleh ayuna.
" Terima kasih banyak kang !" Sahut Ayuna dengan tulus dan hanya di angguki oleh Naren dengan kaku, kenapa istrinya itu senang sekali berterima kasih padanya, padahal apa yang Naren lakuin tidak ada apa-apanya.
" Sekarang tidur yuk, Una udah ngantuk banget !' ujar Ayuna setelah menyimpan uang nya di dalam laci.
" Lu tidur duluan aja, gua mau cek kerjaan dulu sebentar !" Sahut Naren dan langsung di angguki oleh Ayuna.
" Kalo gitu akang jangan malem-malem tidurnya, kata nya besok mau anter Una kerja !" Ujar Ayuna namun Naren tidak menanggapi.
setelah memastikan sang istri tertidur Naren langsung membuka laptop milik nya, beruntung waktu kejadian dua hari lalu laptop nya tidak rusak, jadi Naren masih bisa mengecek beberapa pekerjaan nya.
Naren langsung membuka e-mail yang di kirim oleh Virza si tangan kanan nya di bengkel, ternyata itu adalah rincian pemasukan dan pengeluaran bengkel selama sebulan ini.
Naren langsung tersenyum sumringah begitu melihat bahwa bengkel milik nya mengalami kenaikan keuntungan 20% dari bulan kemarin.
Naren langsung menelpon Virza dan mengatakan untuk memberikan bonus pada para anak buah nya yang bekerja di bengkel, sontak saja Virza langsung melaksanakan titah sang bos.
setelah selesai mengecek pekerjaan nya Naren pun memutuskan kan untuk tidur juga karna dirinya pun sudah mengantuk, lagipula semenjak tinggal di sini Naren tidak pernah bangun siang lantaran tidak enak Dengan kedua mertua nya, biasanya kalau di jakarta Naren bisa Sampai jam 11 siang baru bangun.
***
jangan lupa like, komen and vote ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
Thank you 😘 😘 😘 😘 😘
tapi ngiming ngiming mana lanjutanya nih toor
aihhhh miris kali hidup kau una
pasti Naren jg banyak masa lalunya ihhh ga cocok merek