Lionel Danny, adalah pria berpengaruh yang kejam. Karena dendam ia terpaksa menikahi putri musuhnya sendiri.
Namun, tepat setelah pernikahan selesai dilangsungkan, ia justru menghabisi seluruh keluarga istrinya, Maura.
Karena benci dan dendamnya akhirnya Maura sengaja mendekati pria kaya raya bernama Liam. Siapa sangka jika Liam benar-benar jatuh hati kepada Maura.
Mungkinkah Danny luluh hatinya dan berusaha merebut kembali miliknya?
Bagaimana jadinya jika ternyata Liam justru pria yang lebih kejam dari Danny?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Pengakuan
Maura terus meraung hingga akhirnya tubuhnya lemas.
Danny memang diam. Tetapi, dari sorot matanya yang sendu bisa diterka, jika ia merasa bersalah atas apa yang terjadi dengan Maura.
Ia memeluk erat tubuh tubuh mungil Maura, lalu menciumi tengkuk, hingga pipi istrinya.
"Maafkan aku, Maura," lirihnya.
Kemudian ia mengangkat Maura dan merebahkan di atas ranjang miliknya. Malam itu, sikap Danny seketika berubah. Ia yang biasanya begitu benci, sedikit melunak setelah wanita itu berbadan dua.
Buku jemarinya yang lentik, biasanya ia gunakan untuk memukul, atau bahkan untuk menampar seseorang. Tapi kali ini, ia justru mengelus anak rambut, dan menyelipkannya di belakang telinga Maura.
"Mari kita perbaiki semua," bisiknya, pada Maura yang ternyata sudah memejamkan matanya.
***
Pagi hari ini terlihat sangat cerah. Mentari terasa hangat saat menerobos melewati tirai jendela kaca.
Maura menggeliat, seolah sedang melakukan peregangan otot ketika bangun pagi. Tangannya meraba dada bidang berotot. Seketika matanya terbelalak saat menyadari ia sedang terbaring dalam pelukan suaminya yang bertelanjang dada.
Maura baru saja akan beranjak meninggalkan ranjang, meski ia melakukannya dengan gerakan berhati-hati.
Tetapi ternyata, suaminya malah menyadari. Dengan gerakan cepat, Danny langsung tersentak bangun dan menarik pinggang Maura hingga kembali dalam pelukannya.
"Lepaskan aku, Danny," katanya.
"Aku tidak sedang ingin pergi, aku ingin menemani kamu di sini," bujuknya sambil mengelus rambut istrinya.
"Jika kamu tidak ingin pergi, itu urusan. Tapi aku ingin mandi." Maura berusaha keras meronta.
Dan akhirnya, menyadari jika istrinya masih marah, Danny mengurai pelukannya.
Mungkin hanya dalam hitungan menit saja, wanita yang kini ia panggil istri itu sudah berpindah ke kamar mandi.
Dan sikapnya, mulai berubah menjadi pria yang mudah cemas, pencemburu yang selalu berakhir dengan perdebatan singkat di setiap percakapan mereka.
Byurr!
Danny tersentak dan langsung bangun dari ranjang empuknya. Tiba-tiba ia mendengar suara orang yang sedang menenggelamkan dirinya ke dalam bathtub besar di kamar mandi miliknya.
Seketika, Maura terlintas dalam benaknya. Lalu Danny segera berlari sekuat tenaga menuju kamar mandi. Ada berbagai pertanyaan yang terlintas di benaknya.
Apa mungkin Maura bunuh diri karena tidak mau hamil bayinya?
Entah berapa cepat Danny berlari, sampai tubuhnya nyaris terhuyung dan membentur tembok samping pintu kamar mandi pribadinya.
Dan ketika ia sudah di ambang pintu, benar saja. Ia melihat ada gelombang di air rendaman bathtub. Seolah menandakan memang ada seseorang yang sengaja menenggelamkan diri di dalamnya.
Tanpa menunggu lama, Danny langsung meraba isi bathtub lalu menariknya.
'Apa ia sengaja melakukan ini? Mungkinkah ia benar-benar ingin mati?'
"Maura!" Danny memanggil panik, saat ia melihat tubuh Maura muncul di permukaan bathtub.
Tak mau menunggu lama, akhirnya ia langsung mengangkat tubuh perempuan itu yang basah kuyup dan menggigil.
Ia merengkuh tubuh lemasnya, dan memeluknya dalam pangkuannya.
Bukan, ternyata dia bukan Maura. Tetapi salah seorang maid yang entah kenapa ia bisa tersebut ke dalam bathtub yang seharusnya digunakan Maura.
Lalu Danny menepuk pipinya, karena gadis itu pingsan.
"Hei, bangun," panggil Danny sambil mengguncangkan tubuhnya.
Sesaat setelahnya, wanita itu membuka matanya, dan ia terkejut melihat Danny memeluknya dalam kondisi basah kuyup.
Maid itu terbatuk. Lalu langsung berdiri dengan kepala tertunduk.
"Di mana Maura? Kenapa kamu yang tercebur di dalam bathtub istriku?" tanya Danny.
Sebenarnya ia bertanya baik-baik. Tetapi karena selama ini selalu dikenal sebagai bosnya yang kejam dan tanpa ampun, jadi maid itu takut kepadanya.
"Maaf, Tuan. Saya terpleset saat menyiapkan air untuk Nyonya," akunya.
Mata Danny langsung menyapu area sekitar lantai. Ia terkejut melihat ada banyak minyak sayur tercecer di sekeliling bathtub.
"Minyak," lirih Danny sambil meraba dan mencium aroma minyak yang tercecer itu.
Mata Danny kembali menatap tajam ke arah maid itu.
"Kau apakan istriku?" tanyanya.
"Aku baik-baik saja, aku di sini." Suara Maura, membuat Danny mengalihkan pandangannya.
Maura berdiri di dekat pintu, dengan tubuh masih terlilit handuk. Rambutnya terurai dan masih basah. Pertanda ia baru saja keramas.
"Kau...."
"Aku mandi di sebelah, menggunakan shower lebih baik saat kepalaku pusing," terang Maura.
Danny mengangguk, lalu ia berdiri mengikuti istrinya yang meninggalkan maid itu sendirian.
***
Suasana sarapan bahkan terasa hening setelah rentetan peristiwa menegangkan baru saja terjadi.
Hanya dentingan sendok beradu dengan piring yang terdengar. Tak ada pembicaraan sepatah katapun ketika sarapan.
Setelah sarapan selesai, Danny hanya memberikan gestur sedikit membungkuk, lalu mengulurkan tangannya kepada sang istri.
Maura, yang tahu sang maid muda itu mengawasi langsung menyambut uluran tangan suaminya. Lalu pergi meninggalkan rumah.
Di dalam mobil, Danny langsung memasangkan seat belt untuk Maura. Wanita itu bisa merasakan betapa hangatnya embusan napas Danny kala itu.
Tapi, wanita itu tidak bertanya ke mana tujuan mereka akan pergi. Entah apa yang mengganggu pikirannya tetapi ia memilih bungkam. Membiarkan mobil melaju meninggalkan kediaman Danny.
Mungkin sekitar sepuluh menit berselang, setelah akhirnya mobil lumayan menjauh. Barulah Maura memberanikan diri menatap ke arah suaminya.
"Ada apa?" tanya Danny dengan tatapan curiga.
Tetapi Maura tidak langsung menjawab, ia menatap sopir dari spion. Seolah ingin memastikan jika ia benar-benar aman.
Danny yang menyadari itu juga ikut menatap sang sopir lalu ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah Maura.
"Di sini aman, dia sopir pribadiku. Ada apa?" tanya Danny mengulang pertanyaannya.
"Aku penasaran, apa yang membuatmu dendam dan membunuh seluruh keluargaku."
Kening Danny berkerut. "Kenapa kamu tiba-tiba mengusikku dengan pertanyaan ini? Kau tahu, Maura. Aku mati-matian ingin mengubur lukanya. Tetapi kamu justru dengan berani membukanya lagi."
Danny kini menatap lurus ke depan. Seolah ingin mengabaikan rasa keingintahuan Maura.
"Maid tadi. Aku baru melihatnya, selama kamu membawaku ke rumah. Aku belum pernah melihatnya. Apakah dia orang baru? Aku melihatnya menungkan minyak dengan sengaja," jelas Maura, mencoba membuat Danny mengerti.
Pria itu menggeser tubuhnya, ia langsung membenarkan posisi duduknya hingga kini berhadapan dengan sang istri.
"Apa maksudmu? Ke mana sebenarnya arah pertanyaanmu?" Kening Danny berkerut, tatapannya tidak berpindah sedikitpun dari raut wajah Maura.
Wanita itu mengembuskan napas berat. Rasanya ada ketakutan besar pada dirinya. Takut jika ucapannya nanti tidak dipercaya oleh suaminya sendiri.
"Aku ingin tahu, seburuk apa masa lalu ayahku, Antoni. Kenapa banyak orang ingin mencelakaiku? Apakah aku patut mati?"
Ada rasa nyeri di ulu hati Danny ketika mendengarnya. Ia menatap Maura, wanita itu tampak canggung melihat posisi suaminya yang begitu dekat dengannya.
Danny bisa menangkap rasa gelisah dari air muka yang terpampang dari wajah cantik itu.
Hari bergulir cukup panjang. Ada banyak teka terima yang benar-benar membuat Maura penasaran pada masa lalu keluarganya.
"Ayahmu, membakar seluruh keluargaku. Menurut cerita yang beredar, itu semua karena ayahku menjual ibumu di rumah bordil."
Maura tersentak. Jika memang begitu kebenarannya. Lalu siapa wanita yang selama ini membesarkannya dan dipanggilnya ibu?
update lebih bnyk lgi sehari 2-3 bab hehe...