Cerita hanya fiksi dari author yang ingin menemani kegabutan kalian, jangan cari bacaan berfaedah disini karena ga akan ada😁
Larisha Mevia mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Dev Limson yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya.
Lebih parahnya lagi! Tuan Lan seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Dev Limson, Tuan Lan yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun.
Tuan Lan menganggap Larisha adalah penyebab Dev Limson anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Lan dan sumpahnya akan membuat hidup Larisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Lan menjadikan Larisha sebagai Tawanan Kamar Tuan Lan.
Lalu apakah Larisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Lan? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Sudah terlalu lama Tuan Lan memainkan kedua buah melon import milik Larisha, kini Tuan Lan pun melepaskan kedua buah melon besar itu! Pandangan Tuan Lan mengarah pada letak inti milik Larisha, membuat Larisha menutupinya terus dengan kedua tangannya.
Sebenarnya Tuan Lan ingin lebih lama membuat Larisha gelisah karena permainannya! Namun knalpot traktor sawah miliknya sudah tidak terkendali lagi, Tuan Lan sudah cukup lama tidak memberi umpan pada knalpot miliknya itu, terlebih lagi sejak bertemu dengan Larisha, hanya tubuh Larisha lah yang diinginkan oleh knalpot pemilih itu.
Tuan Lan menarik kedua tangan Larisha yang mencoba menutupi intinya! Tuan Lan menaruh kedua tangan Larisha diatas kepala Larisha, dengan tergesa-gesa karena sudah dipuncak has ratt yang menggebu-gebu Tuan Lan mengarahkan knalpot traktor sawah miliknya yang tidak sabaran itu pada inti Larisha.
Didorongnya knalpot itu kedalam sana, tapi yang terjadi adalah knalpot Tuan Lan tidak bisa langsung menerobos kedalam inti Larisha, tidak seperti wanita-wanita yang selama ini ia tiduri, inti Larisha terasa sangat menghimpit knalpot miliknya.
Membuat kedua bola mata Tuan Lan menatap tajam kearah Larisha yang tengah meringis kesakitan.
"Emthh, Tuan ini sakit!" lirih Larisha.
"Apa kau benar-benar masih suci?" tanya Tuan Lan.
"Aku sudah bilang ratusan bahkan ribuan kali padamu Tuan, aku bukan gadis nakal seperti yang ada didalam pikiran mu," kata Larisha.
Tuan Lan yang masih tidak percaya, kembali mencoba menekan knalpot traktor sawah miliknya kedalam inti Larisha, namun hasilnya sama sangat sulit untuk diterobos.
"Bagaimana Tuan? Apa kau sekarang percaya? Aku masih suci Tuan, aku bukan gadis nakal yang memberikan pengaruh buruk pada anakmu," kata Larisha.
"Dengar kenapa bisa begini? Tapi meskipun kau masih suci, kau tetap bersama Dev pada malam kejadian, dan kau membiarkan Dev mengkonsumsi nar koba itu !" Kata Tuan Lan dengan ragu.
"Aku datang ke Bar itu saat Dev sudah mabuk berat! Tapi aku yakin dan percaya Tuan, Dev laki-laki yang sangat baik, dia tidak mungkin secara sukarela menyentuh barang haram itu! Dia juga tidak memiliki musuh, sangat berbeda denganmu yang seorang pebisnis kejam yang menghalalkan segala cara dan memiliki banyak musuh! Prostitusi, judi atau jangan-jangan kau juga mafia jual beli barang haram itu (nar koba), itu kan penyebabnya kau meminta polisi untuk menutup kasus kematian Dev? Kau takut kalau bisnismu terendus oleh polisi? Iya kan?" teriak Larisha.
Tangan Tuan Lan mencengkram tulang pipi Larisha dengan kedua tangannya, karena tak terima Larisha menuduhnya sebagai bandar nar koba, kesal dengan perkataan Larisha serta naf sunya yang sudah terlanjur berkecamuk membuat rasa kesal itu bercampur dengan rasa ga irah besar.
"Kau, lancang sekali kau berbicara seperti itu! Sekarang rasakan ini!" kata Tuan Lan.
Tuan Lan lantas dengan kasar menekan knalpot miliknya kedalam inti Larisha dengan sangat kencang hingga inti milik Larisha pun berhasil dijebol oleh knalpot milik Tuan Lan.
"Aaaa, sakit! Tolong! Tolong!! Sakit sekali Tuan," teriak Larisha.
Rasanya seperti terkena sabetan benda tajam pada inti miliknya! Tuan Lan tanpa rasa kasihan sedikitpun melakukan itu dengan kasar, padahal ini adalah pertama kalinya untuk Larisha dan dia butuh diperlakukan dengan hati-hati agar tidak merasakan sesakit ini.
Larisha menitihkan air matanya, air mata yang terus menerus mengalir dipipi Larisha, begitu juga dengan darah segar yang mengalir dari dalam inti miliknya akibat dihantam oleh knalpot besar milik Tuan Lan, perih dan sakit hanya itu yang Larisha rasakan saat ini, hatinya pun hancur berkeping-keping merasakan sakit yang sama! Bagiamana bisa seorang laki-laki kejam yang tak pernah mencintainya adalah laki-laki yang kini merenggut kesuciannya.
Diatas tangisan Larisha, Tuan Lan tersenyum puas berhasil mengambil harta yang sangat berharga bagi Larisha, kepuasan itu nampak pada wajah Tuan Lan yang masih terus memompa tubuh Larisha tanpa peduli dengan tangisannya.
"Oughttt, ini sempit sekali! Kau menjepitku Larisha, akhh," Tuan Lan terus mendesahh.
"Sakit Tuan, sakit!" lirih Larisha.
"Sakit kau bilang? Tenanglah sakit yang kau rasakan hanyalah sementara, nanti kau akan menikmatinya kenikmatan yang luar biasa yang tidak akan pernah kau lupakan!" kata Tuan Lan sambil terus menggerakkan pinggulnya.
Memang benar yang dikatakan oleh Tuan Lan, semakin lama Tuan Lan memompa inti milik Larisha, semakin Larisha tidak lagi merasakan sakit dan perih pada bagian intinya! Kini rasa perih dan sakit justru berubah menjadi kenikmatan luar biasa yang tak pernah dirasakan oleh Larisha sebelumnya.
"Oughhhtt, emmtthh, ahh Tuan! Ah," desahh Larisha.
Mendengar desa hann Larisha, membuat Tuan Lan semakin memacu gerakan pinggulnya, Tuan Lan paham betul Larisha sudah mulai menikmati permainannya, membuat knalpot Tuan Lan semakin nyaman berlama-lama didalam inti Larisha.
Tuan Lan semakin kencang menggerakkan pinggulnya, hingga erang ngan demi erang ngan saling bersautan antara Larisha dengan Tuan Lan.
"Larisha, kau membuatku menikmati kenikmatan ini! Oughtt aku tidak tahan lagi," kata Tuan Lan.