NovelToon NovelToon
Izinkan Mama Kembali

Izinkan Mama Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Anak Genius / Konflik etika / Selingkuh / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.

Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.

Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.

Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?

Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.

Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?

Ikuti kisahnya!💕

Follow author ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 Di rumah Sopir

Sementara itu di rumah sederhana seorang ibu paruh baya dikejutkan dengan sosok kecil yang berbaring di sofa usang. Ia tidak mengenali anak kecil yang terlihat sangat cantik dan manis itu.

"Apakah anak kecil ini bawaan suamiku? Hadeuh hidup aja sudah pas-pasan begini, pake bawa anak orang segala," ibu tersebut tidak terima suaminya membawa seorang anak kecil yang tidak diketahui asal-usulnya dan akan menambah beban dalam hidupnya.

"Pak...Pak...Bapak!" panggilnya mencari suaminya ke beberapa ruangan.

Seorang laki-laki sekitar usia 53 tahun masuk rumah lewat pintu belakang setelah mendengar istrinya memanggil namanya. Lalu menghampiri istrinya dengan wajah khawatir.

"Sssstttt...jangan berisik. Kasihan anak kecil itu. Semalam Bapak temukan dia di jalan raya," bisiknya pelan agar tidak mengganggu tidur anak kecil itu.

"Iiish apaan sih. Makanya kalau mau bawa anak tuh ngomong dulu jangan asal bawa ke sini," ujarnya dengan berbisik pula.

Bapak yang bernama Arman itu menarik istrinya, Rumina ke kamar mereka.

"Maafkan Bapak Bu. Bapak tidak tega dengan anak kecil itu. Dia pergi sendirian dari rumahnya. Bapak teringat sama cucu kita, pasti usianya tidak beda jauh dengan usia Teta. Bapak merasakan kalau kehilangan anak selucu itu, pasti sangat terpukul sekali." jelasnya duduk di sisi kasur.

Rumina tercengang, rasa penasaran pun langsung mendera terhadap bocah cilik itu.

Arman menceritakan pertemuannya dengan anak kecil yang bernama Shaka itu. Hal ini membuat Rumina ketakutan.

"Kabur? Ya ampun Pak, bawa aja ke kantor polisi biar ada tindakan. Pasti keluarga anak itu mencarinya. Lagian Bapak, kenapa ga langsung anterin ke polisi atau ke rumahnya aja sih? Biar ga ribet urusannya!" ujarnya panik.

Rumina merasa takut dipersalahkan dengan kehadiran Shaka di rumahnya. Takut dianggap penculik.

"Ibu ga mau tahu ya pak, pokoknya Anak itu harus dianterin secepatnya sebelum warga tahu dan menganggap kita sebagai penculik,"

"Bapak tidak mau berurusan dengan polisi Bu. Kalau Bapak tahu rumahnya, Bapak langsung anterin dia ke rumah orang tuanya. Ini kan Bapak nemu anak itu di jalan. Anak itu sebenarnya penumpang Bapak. Dia ingin sekali diantar ke Jakarta. Ke rumah ayahnya. Karena sudah dini hari jadi Bapak bawa pulang aja dulu, kasihan dia butuh istirahat."

Rumina menatap anak itu dari kejauhan. Ia merasa tersentuh anak sekecil itu sudah berani kabur dari rumah. Kemungkinan anak tersebut memang sedang mempunyai masalah pada keluarganya, pikir Rumina menarik nafas berat.

"Terus Bapak mau mengantarnya sampe Jakarta? Jakarta itu lumayan jauh lho Pak. Kalau ia bertemu sama ayahnya, kalau engga? Terus uang dari mana buat ongkos ke sana. Atau Bapak mau antar dia naik taksi? Jauh pak, ingat usia juga. Keliling kota sini aja udah capek, apalagi harus ke Jakarta."

Arman tercenung mencerna ucapan istrinya. Ia menatap cemas, masih memikirkan tindakan yang harus ia lakukan pada anak kecil itu.

"Sebaiknya Bapak antarkan anak itu kembali ke ibunya. Kita sudah banyak beban hidup, Pak. Jangan ditambah-tambah dengan kehadiran anak itu..." keluh Rumina.

Rumina bukannya menolak kehadirannya, namun karena keadaan yang tidak memungkinkan sehingga ia tidak sanggup untuk menyediakan makanan walau hanya sekedar buat sarapan. Karena memang keluarganya termasuk menengah ke bawah. Apalagi kalau warga salah paham dengan kehadiran anak itu, sudah tentu bebannya akan semakin bertambah.

"Biarlah dia di sini dulu, sampai Bapak mendapatkan informasi tentang keluarganya. Jangan sampai kehadirannya dianggap beban hidup buat keluarga kita. Pamali. Rezeki itu datangnya dari Allah, nanti kita akan menemukan jalan-Nya kalau kita ikhlas merawat anak itu untuk sementara."

"Sampai kapan Pak? Semalam aja Bapak cuma dapat sedikit uang. Belum tentu anak itu mau makan seadanya, kalau engga? Bisa tekor kita, huh!"

Arman hanya menarik nafas berat, "Sudah-sudah jangan berlebihan menilai sesuatu. Kita punya Allah yang akan memberikan apa yang kita butuhkan. Jadi Ibu jangan pernah khawatir. Kehadirannya akan membawa keberkahan untuk kita semua. Terkait dengan warga yang kepo tentang anak itu, bilang aja dia cucu kita. Anggap anak itu sebagai cucu kita. Paham!"

Arman mengatakannya dengan tegas, ia hanya ingin anak kecil yang ia temukan malam itu selamat dari kekerasan dunia malam yang bisa saja mengintainya saat itu.

Arman berlalu dari hadapan istrinya. Seraya duduk di sofa sambil menatap Shaka.

Shaka tersenyum begitu melihat Arman ada di dekatnya. Lalu ikut duduk.

"Pak sopir aku lapar,"

Arman tersenyum melihat ekspresi Shaka yang meringis sambil memegang perutnya.

"Kamu lapar Nduk "

"Namaku bukan Nduk pak sopir," protesnya lagi.

Arman tertawa mendengar anak kecil itu selalu protes ketika dipanggil Nduk.

"Iya Shaka. Bapak lupa mulu, maklum Bapak ini sudah tua."

"Siapa bilang Bapak sudah tua?"

"Kan barusan Bapak sendiri yang bilang, karena Bapak merasa sudah punya cucu satu," jelas Arman sambil tersenyum melihat ekspresi Shaka yang mengerutkan keningnya karena bingung.

"Bagi Shaka, Bapak itu masih muda. Engga kelihatan jadi kakek. Rambut Bapak aja masih kelihatan hitamnya walaupun sedikit,"

ujar Shaka polos.

Arman tertawa, ia merasa terhibur dengan penilaian Shaka terhadap dirinya. Ia memang masih terlihat bugar, walaupun terkadang penyakit nyeri pinggang selalu datang setelah menyupir berjam-jam.

Shaka memandang meja makan yang hanya ada menu nasi putih, tempe goreng dan tumis kangkung.

"Kenapa, kamu engga suka?" tanya Rumina menatap Shaka dengan garang.

"Kalau ga suka jangan dimakan. Jangan harap tinggal di sini pengen makan enak. Sudah syukur kamu ditampung sama suamiku, kalau engga, kamu sudah terlunta di jalanan!" sungutnya.

Shaka hanya bergeming tidak bisa melawan ucapan wanita paruh baya itu. Dia tau diri, keberadaannya sangat merepotkan keluarga tersebut. Apalagi keadaan keluarga ini terlihat sangat sederhana membuatnya merasa bersalah berada di tengah-tengah mereka.

Tatapan Rumina hendak menerobos jiwa anak kecil yang tengah menunduk. Ia merasa anak kecil itu tidak menyukai masakan buatannya.

"Aku harap, kamu jangan lama-lama berada di rumah ini, paham!" ujar Rumina penuh penekanan.

Mata Rumina melirik ke kiri dan ke kanan, khawatir ucapannya didengar oleh suaminya. Walau bagaimana pun anak kecil ini bawaan suaminya. Jadi seburuk apa pun perlakuannya pada anak tersebut, pasti dia yang akan disalahkan.

Kalimat itu membuat Shaka sangat sedih. Ia menatap makanan yang ada di atas meja makan. Tidak ada niat sedikit pun untuk tidak memakannya. Shaka diajarkan papanya untuk bersyukur. Apa pun makanan yang ada di hadapannya harus dimakan karena itu bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan saat itu juga.

"Lho kok cuma dilihatin aja, dimakan dong!"

Shaka secara perlahan melihat Rumina yang sedang menatapnya dengan tajam. Shaka langsung berlindung di belakang tubuh Arman.

Arman merasa ada yang tidak beres dengan perlakuan Rumina pada Shaka. Setelah ini dia harus mengambil tindakan yang tepat agar istrinya mau menerima Shaka tinggal di rumahnya untuk sementara waktu.

"Setelah makan, aku harap anak ini tidak ada di sini lagi!" ucap Rumina tegas.

1
Anonymous
kakeknya kah?
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
upppp
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
jgn blng udh pndh rmh ke rmh mama ny lgi
Wanita Aries
Shaka ktmu siapa yaa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Rumahnya Dikara udah dijual 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
msh membekas ya Shaka 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
dasar Bocil🤣🤣🤣
Kadek Bella
lanjut thoor
Wanita Aries
Ktmu jg ma tu bocil ya ar
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
eng ing eng, bnr kah ktmu/Facepalm/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
akhirnya ketemu 🤗
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
tayangan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Itu anak yg sama 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Apa ini Arya 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Masa dari dokter jadi jualan nasi goreng 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Abang nya juga sama aja 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Wah dasar Amara 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bener Shaka,kasihan bi Irah 😔
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
msa iy dikara dri dokter ke tukng nasi gorenggg sihh/Slight/

eh tpi sy jga jualan mie ayam grobakan dahh/Grin//Facepalm//Joyful//Curse//Curse//Curse/
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️: nipuuu iy/Smug/
Ñůŕšý: banyak lho konglomeret jualan di pinggir jalan. Pembelinya orang biasa, merasa kasihan dagangannya belum abis terus diborong eeeh ga tahunya pedagangnya punya mobil mewah.... 🤣
total 2 replies
Wanita Aries
Lah dikara lg nyamar cari jodoh kyknya
Ñůŕšý: bisa jadi itu kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!