Menikah bukanlah target seorang Loralei Nyx dalam waktu dekat. Tapi, pada kenyataannya, dia harus berakhir menjadi seorang istri juga.
Menyandang status sebagai pendamping CEO dari keluarga Dominique yang tersohor adalah impian banyak wanita. Namun, tidak bagi Loralei yang membenci suaminya sendiri, tak lain adalah bosnya.
Agathias Gemala Dominique. Pria galak yang selalu membuat hidup Loralei tidak tenang satu detik saja. Tiba-tiba memaksa untuk menikah dengannya tanpa memberikan pilihan, pertanda harus mau menjadi mempelai wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
“Bagus.” Loralei menanggapi sebuah gambar perhiasan yang diperlihatkan oleh suaminya. Satu set anting, kalung, gelang, dan cincin. Semua ada berliannya yang berkilau. “Coba lihat harganya.”
Agathias menggulirkan layar supaya lebih ke bawah dan menampilkan harga. Dia biasa saja mengetahui kalau semuanya senilai empat ratus lima puluh ribu euro.
Tapi, tentu saja tidak bagi Loralei yang sekarang membulatkan mata. “Mahal sekali, kalau aku punya uang sebanyak itu, sudah pasti tak akan ku gunakan untuk membeli perhiasan. Lebih baik hal lain saja yang lebih ada manfaatnya.”
“Kau suka?” Agathis bertanya sembari menyingkirkan rambut sang istri yang ada saja menempel pada wajah. Tapi, ada yang aneh, suara pria itu lebih pelan dan tak mengandung emosi.
“Suka-suka saja, bagus.” Loralai hanya menanggapi sesuai penilaian berdasar sudut pandangnya. Memang seperti itu kenyataannya. Kalau ia mengatakan jelek justru bohong.
“Oh.” Agathias menjawab singkat, lalu menarik tangannya yang digunakan sebagai bantalan Loralei. Ia menggeser tubuh hingga kini ada jarak diantara keduanya.
Loralei tak sengaja mengeluarkan reflek berupa decakan kala tak ada lagi lengan kekar Agathias di bawah kepalanya. Sementara pria itu yang mendengar pun melirik dengan alis mengernyit. “Kenapa?”
“Tak apa.” Mana mungkin Loralei mengatakan kalau lengan pria itu nyaman. Dih ... nanti Agathias semakin besar kepala.
“Ya sudah.” Agathias memainkan ponsel merah pilihan Loralei dan menghiraukan wanita itu.
Loralei jadi bingung sendiri. Sebenarnya apa yang direncanakan dan pikirkan oleh suaminya? Sulit sekali ditebak. Tadi ia pikir kalau pria itu akan memberikan ponsel lagi setelah memilih. Tapi, nyatanya tidak, justru dimainkan sendiri.
Penasaran juga sebenarnya apa yang dilakukan oleh Agathias. Loralei sedikit menggeser kepala supaya bisa mengintip. Tapi, pria itu sudah menekan power hingga layar redup.
Tiba-tiba kepala Agathias menengok ke arah Loralei. Membuat wanita itu gelagapan karena tidak mau ketahuan kalau memiliki rasa penasaran. Wajahnya hanya datar kala mendapati istrinya kebingungan sendiri.
“Ini milikmu.” Agathias menyodorkan ponsel merah.
“Tidak, aku tak mau diberikan apa pun. Pasti kau menginginkan sesuatu kalau aku menerimanya,” tolak Loralei. Hanya gelengan kepala yang bisa dilakukan saat ini.
Agathias meletakkan ponsel tersebut supaya kedua tangan bisa lebih leluasa. Ia menarik selimut yang menggulung Loralei hingga tubuh wanita itu juga ikut berputar dan berakhir keluar dari jeratan kain.
“Terima saja, di dalamnya ada mobile banking salah satu rekeningku.” Agathias tetap memaksa dengan menggenggamkan langsung pada tangan istrinya. “Aku tak suka warna merah. Jadi, saldo di sana paling banyak karena jarang ku gunakan untuk transaksi. Kau bisa lakukan sesuka hati dengan itu.”
Loralei mengernyitkan kening, menatap Agathias masih penuh kewaspadaan. “Pasti ada yang perlu ku bayar padamu jika aku memakai uangmu?”
“Tentu, setiap kali ada uang keluar, tandanya kau harus melayaniku. Bukankah konsep seperti itu yang kau inginkan?” Agathias menyunggingkan senyum disaat menopang kepala menghadap si wajah cantik menggemaskan.
“Jika tak ada transaksi, berarti aku bebas?” Loralei perlu menegaskan sekali lagi.
“Ya, tapi jika kau mau, tentu saja dengan senang hati akan ku terima.” Helaan napas Agathias begitu frustasi. Bagaimana tidak? Ada istri di sampingnya yang terlihat menggugah gairah, tapi tidak mau disentuh karena membencinya. Amat menyiksa.
Loralei padahal sudah was-was sendiri takut kalau suaminya nekat. Ternyata, Agathias menyilangkan dua tangan di belakang kepala dan mata terpejam. Pria itu benar-benar mengikuti apa maunya. Apa aku yang keterlaluan karena selalu berpikiran buruk tentangnya?
panggil aja cloo
penulisan rapi
alur jelas
kocak abis...