NovelToon NovelToon
CINTA STRATA 1

CINTA STRATA 1

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Romansa-Teen school / Tamat
Popularitas:258.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Indri Hapsari

Kuliah? Haruskah aku menjadi cepat dewasa, menemukan pasangan lalu menikah? Tunggu, aku harus meraih gelar sarjanaku lebih dulu. Tapi, bagaimana kalau bisa meraih keduanya?
Oh, Tidak ...! Ini benar-benar membingungkan.

Ini kisah Adinda Dewi Anjani, gadis desa yang terpaksa merantau ke kota untuk kuliah, demi menghindari perjodohan dengan anak kepala desa yang ketampanannya telah menjadi sorotan berita.

Lika-liku kisah Anjani mengejar gelar sarjana, tak luput dari godaan cinta masa kuliah. Apalagi, tren slogan "Yang Tampan Jangan Sampai Dilewatkan" di antara geng kampusnya, membuat Anjani tak luput dari sorotan kisah cinta. Lalu, akankah Anjani lebih memilih cinta sesama daripada gelar yang pernah dimimpikan olehnya? Atau justru pembelajaran selama masa kuliah membuatnya sadar dan memilih hijrah? Yuk, kepo-in ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indri Hapsari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CS1 Pembuktian

❤❤❤❤❤❤

Semoga semakin suka dengan ceritanya.

Dukung author dengan cara like, rate5, vote, klik fav, dan tinggalkan jejak komentar.

Selamat membaca.

Salam CINTA STRATA 1.

❤❤❤❤❤❤

Musim ujian akhir semester dimulai. Beragam kesibukan terlihat di kampus bahkan seminggu sejak sebelum ujian dimulai. Yang rajin kuliah semakin rajin, yang biasa saja terlihat mulai membuka kembali materi-materi kuliah, dan yang menyandang status malas tiba-tiba memburu teman sekelas yang rajin mencatat demi meminjam bukunya untuk difotokopi.

Gambaran itu terlihat lumrah saat musim ujian tiba. Mendadak, belajar sistem kebut semalam menjadi pilihan yang banyak diterapkan. Banyak yang menerapkan sistem itu. Akan tetapi, tidak bagi Anjani. Semua karena Paman Sam yang mendadak super perhatian mengatur jadwal tidur, belajar, dan pemenuhan makanan bergizi untuk Anjani. Menurut pada sistem Paman Sam lebih efektif bagi Anjani, sekaligus menghargai bentuk kasih sayang Paman Sam pada dirinya.

"Mel, mata panda!" tunjuk Anjani ke arah mata Meli.

"Iya, nih. Aku terlalu khawatir jadi nggak bisa tidur. Baru bisa terlelap sekitar dini hari. Uh, masih ngantuk banget!" tutur Meli dengan nada malas.

"Masih setengah jam lagi sebelum ujian, Mel. Mau cuci muka dulu biar seger?" tawar Anjani berniat mengantar.

"Nggak, deh. Kita ke kelas aja, yuk!" ajak Meli.

Langkah kaki Anjani dan Meli ringan menuju kelas. Mereka berdua berjalan santai. Akan tetapi, jika disadari lagi di sekeliling mereka berdua cukup sering terlihat mahasiswa berlarian menuju ruang ujian masing-masing. Semakin diamati semakin terlihat mahasiswa lain berlarian, padahal jam masuk ujian masih lama.

Anjani dan Meli meneruskan langkah kakinya menuju ruang 33, tempat ujian berlangsung. Baru pertama menginjakkan kaki di ruangan, Anjani dibuat kaget oleh kondisi kelas. Ternyata hampir semua teman sekelasnya sudah datang. Bangku-bangku bagian belakang terlihat terisi lebih dulu dan sudah penuh. Saat Anjani datang hanya tersisa tiga bangku saja di barisan paling depan, mengarah tepat di depan bangku pengawas ujian. Mau tidak mau, mereka berdua tetap harus menempati bangku yang tersisa.

"Sst, Juno!" panggil Meli dengan setengah berbisik. Kebetulan sekali Juno dan Dika duduk tepat di belakang Anjani dan Meli.

"Apa?" tanya Juno singkat.

"Tumben udah pada dateng? Biasanya ada aja yang telat," ujar Meli heran.

"Anjani, kamu tau kenapa teman-teman datang duluan?" tanya Juno pada Anjani. Dia malah tidak menjawab pertanyaan Meli.

"Lah itu Meli tanya," jawab Anjani.

Meli mencubit lengan Juno dua kali. Dia gemas karena tingkah Juno masih tetap saja sama seperti sebelum-sebelumnya. Bertingkah bodoh dan bertanya hal tidak penting.

Juno menjentikkan jari tangan kanannya sambil memejamkan mata. "Posisi menentukan prestasi. Tandai itu!" ujar Juno kemudian.

Serius, Anjani dan Meli tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Juno. Setelah memandang aneh ke arah Juno, seketika Anjani dan Meli kompak kembali menghadap ke depan dan memulai obrolan mereka sendiri. Keberadaan Juno seketika seolah tak dianggap oleh Anjani ataupun Meli. Juno tidak apa-apa, itu sudah menjadi hal yang biasa.

"Baiklah, terserah kalian aja!" tegas Juno sambil memasang wajah sedikit pasrah tapi tetap tersenyum ramah.

***

Wajah serius memenuhi ruangan-ruangan saat pengawas ujian memulai ujian. Sesekali terdengar bisik-bisik kode jawaban saat pengawasan kendor, dan seketika berganti menjadi mode patuh saat pengawas ruangan kembali memantau.

"Ah, lega! Kita udah membuktikan bisa menyelesaikan ujian dengan baik tanpa was-was. Tinggal nilainya aja, sih. Hihi. Ada untungnya juga tutor sama Kak Mario. Nggak rugi, deh! " tutur Meli senang.

"Aku juga ngerasain hal yang sama. Eh, sejam lagi ujian mata kuliahnya Pak Koko, Mel. Mau ikut saran tadi? Katanya posisi menentukan prestasi. Gimana?" tanya Anjani menawarkan untuk segera menuju ruang ujian berikutnya.

"Nggak perlu, deh! Di mana pun posisinya asal persiapan udah matang ya oke-oke aja. Nggak ada masalah." Meli menjelaskan pemikirannya dengan percaya diri tinggi.

"Mantap! Tambah bijak aja, nih!" puji Anjani.

***

Ujian demi ujian terlewati. Selama sepekan ujian akhir semester berlangsung lancar dengan suasana yang hampir serupa tiap harinya. Banyak mahasiswa datang lebih awal dan berlarian menuju ruang ujian, penampilan lusuh karena menerapkan sistem belajar kebut semalam, hingga bisik-bisik kode jawaban seringkali terdengar saat ada celah pengawasan ujian. Namun, tidak saat ujian mata kuliah Pak Koko. Semua tertib dalam mengerjakan soal ujian karena Pak Koko sendiri yang mengawasi tanpa memberi celah untuk bisik-bisik tetangga. Nah, bukankah seharusnya memang demikian setiap kali ada ujian?

Akhirnya, sepekan berlalu dan tidak ada kesulitan yang berarti bagi Anjani. Pembuktian kegigihan usaha dalam belajar telah ditepati. Tinggal menunggu sepekan lagi untuk mengetahui hasilnya. Berapa pun nilai yang didapatkan nanti, Anjani sudah puas dengan usaha menyelesaikan tantangan yang pertama. Namun, Anjani mulai kepikiran dengan tantangan yang satu lagi.

"Meli, tiba-tiba aja aku kepikiran tantangan Berlian. Gimana menurutmu soal gebetan itu?" tanya Anjani di sela perjalanan usai mengembalikan buku perpustakaan.

"Aku udah dapat, lho! Namanya Tegar." Meli mengatakan yang sebenarnya pada Anjani.

"Ha? Sejak kapan, Mel? Kok kamu nggak pernah cerita?" tanya Anjani.

"Kamu sih sensitif banget kalau lagi ngebahas cowok, apalagi bahas Kak Mario. Yaudah, aku tunggu kamu tanya aja, deh!" jawab Meli santai.

"Kamu serius suka sama dia, Mel?" selidik Anjani.

"Nyaman aja, sih. Sepertinya dia juga. Hihi. Ah, Anjani ngapain jadi tanya gitu, sih. Aku malu, nih!" protes Meli sambil malu-malu.

"Kan masih sepertinya, Mel. Nggak takut disakitin sama dia ntar?" tanya Anjani berkelanjutan. Dia sungguh penasaran kali ini.

Menatap Anjani dengan heran, itulah yang pertama kali dilakukan Meli. Namun, setelah itu Meli tersenyum dan menarik lengan Anjani untuk mengikutinya mencari tempat duduk yang nyaman. Keduanya kini melanjutkan obrolan di sebuah bangku panjang dekat gedung perpustakaan.

"Patah hati itu biasa, Anjani. Ibarat jalanan nih ya, nggak mungkin jalanan itu mulus terus. Pasti sesekali ketemu lubang. Jalanan nggak ada yang terus lurus gitu aja, lho. Pasti ada yang berkelok. Nih, kayak barusan kita jalan dengan santai, lalu tiba-tiba aku menarik lenganmu dan berbelok arah duduk di sini. Eit, sebaiknya kamu coba cari gebetan, deh. Biar tau rasanya jatuh cinta itu gimana. Okey?" saran Meli sekaligus ingin mendengar pendapat Anjani.

"Bagiku urusan hati nggak bisa buat mainan, Mel. Nggak bisa main jatuh hati gitu aja!" sergah Anjani. Tiba-tiba saja nada bicaranya sedikit meninggi.

Meli sempat kaget dengan perubahan mendadak ekspresi Anjani. Namun, Meli bisa mengatasinya dengan jalan tertawa lepas sambil menggoda Anjani agar tidak terlalu serius menanggapi. Alhasil, suasana pun kembali cair dan begitu renyah.

***

Setangkai mawar putih siap dalam genggaman. Pakaian rapi, parfum wangi, dan nyali tinggi juga sudah disiapkan. Namun, sebait puisi yang sebelumnya sudah disiapkan mendadak disingkirkan, karena takut menodai perjuangan lantaran penjiwaan yang kurang.

Sepasang kaki mantap melangkah menuju bangku panjang dekat gedung perpustakaan. Di bangku tersebut, terlihat Anjani dan Meli tertawa lepas lantaran sebuah topik yang dibahas dalam obrolan.

"Juno? Ada apa?" tanya Anjani begitu Juno sampai di hadapannya.

"Anjani, terimalah perasaanku!" ungkap Juno sambil menyodorkan setangkai mawar putih.

"Eh?" ucap Anjani dan Meli bersamaan.

***

1
Surya Hermawan
alenna pacar maro ???
Surya Hermawan
Luar biasa
Indri Hapsari
Yuk follow FB dan IG author 😉
FB : Bintang Aeri
IG : bintang_aeri

Dukung karya author di sana ya 💙
Sandisalbiah
tp aku agak gak suka dgn sifat anjani yg sekarang mudah baperan trus terkesan ngarep banget ama mario.. keknya lebih suka sikap anjani di awal² cerita sih.. tenang-cuek
Indri Hapsari: terima kasih sudah membaca karya pertama saya kak ☺ yuk coba baca yang judulnya PANTAS, semoga suka sama kisah Intan-Devano.. masih 50 bab 😉
total 1 replies
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
like
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
aku mampir kk
tsaqila
Bagus kak cerita nyaa...

Eh, aku juga punya cerita nih guys.

Nggak usah penasaran ya, karena bikin nagih cerita nya🥺
Fitri Marina Sari
Mario..kamu itu penuh dgn mysteri
Fitri Marina Sari
Alhamdulillaahh...q ikutan lega sama seperti anjani
Fitri Marina Sari
Author hebat bgt membolak balikan hatiku.jadi deg2an baca novelnya.lanjuuuttttt
Indri Hapsari: dreg-deg-deg 😳 baca terus sampai di season 2 nya yang lebih greget lagi.. Season 2 kutaruh di judul 'Takdirku Bersamamu'. Enjoy reading kak 😊
total 1 replies
Fitri Marina Sari
sakit tp tdk berdarah
Indri Hapsari: cekit-cekit rasanya di dada 😳
total 1 replies
Ishiba Aoi
semangat thor!
Radin Zakiyah Musbich
aq hadir kembali 🌸🌸🌸

jgn lupa mampir juga di novelku dg judul "My Annoying wife" 🔥🔥🔥

kisah cewe bar bar yang jatuh cinta sama cowo polos 🌸🌸🌸

tinggalkan like and comment ya 🙏🙏
Wichan606
semangat up author.


salam dari Junio Sandreas, jangan lupa mampir ya
Indri Hapsari: lanjut di novel sebelah kak 😁
total 1 replies
Nana chan
Nilaaa🍒
semangat kak
Indri Hapsari: lanjut di novel sebelah kak nila 😉
total 1 replies
👑⁹⁹Fiaᷤnͨeͦ🦂
10 like kembali mendarat, semangat terus ya kak!

salam hangat juga dari "Aster Veren". 😊
V᭄ᭃ͢dєͮvͥiͤl₲₲»̶̳͓✧ᴾᴳ ⃫⃟ ⃟⅌
keren🙃
Indri Hapsari: makasih kak vie
lanjut di novel sebelah kak
total 1 replies
Anyle Tiwa
selalu keren
Indri Hapsari: makasih kak
total 1 replies
Asni J Kasim
Next Up kakak. Semangat ngetiknya 💪💪
Indri Hapsari: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!