NovelToon NovelToon
Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / cintamanis
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: ICHA Lauren

Demi membiayai operasi ayahnya yang terkena serangan stroke, Cleantha terpaksa meminjam uang pada rentenir. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan untuk membayar hutangnya itu. Namun kenyataan berkata lain. Cleantha gagal mendapatkan pekerjaan dan malah bertemu dengan seorang lelaki misterius dalam sebuah kecelakaan. Lelaki itu memaksanya untuk menjadi isteri kedua sebagai ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Karena ketakutan, Cleantha menolak permintaan lelaki itu dan melarikan diri. Tapi takdir membawanya kembali bertemu dengan lelaki itu, melalui sebuah ajang kompetisi wanita untuk memenangkan hadiah seratus juta.

Cleantha yang keluar sebagai pemenang, dipaksa menjadi isteri kedua Raja Adhiyaksa di atas sebuah perjanjian. Akankah Cleantha mampu menjalani hidup sebagai isteri bayaran, yang hanya dijadikan alat pembalasan dendam oleh Raja atas pengkhianatan isteri pertamanya?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Bersembunyi

Cleantha mengeluarkan buku agendanya. Sambil menyimak penjelasan dari Nurma, ia membuat beberapa catatan kecil di buku itu.

"Clea, kita akan ke ruang penyimpanan brankas. Aku akan mengajarimu bagaimana cara mengambil cash box dengan password kombinasi enam angka. Setelah itu kamu bisa menggantinya dengan password baru."

"Iya, Mbak."

Cleantha mengikuti Nurma ke ruang kecil berpintu kayu. Letak ruangan itu cukup tersembunyi.

Nurma memutar kenop pintu dengan kunci miliknya, lalu mengajak Cleantha masuk.

"Kunci ruang brankas ini nanti kuserahkan padamu. Hanya ada dua orang yang memegang kunci, yaitu staf petty cash dan Pak Setyo. Ke depannya kamu harus hati-hati karena memegang uang petty cash milik perusahaan, juga buku cek dan bilyet giro."

Cleantha mengangguk. Di dalam hatinya ada rasa was-was sekaligus bangga karena ia mendapatkan kepercayaan sebesar itu.

Nurma memandu Cleantha langkah demi langkah, hingga gadis itu berhasil membuka peti brankas.

"Bagus, Clea. Sekarang ganti passwordnya. Setelah ini beritahukan kepada Pak Setyo."

"Iya, Mbak."

Cleantha memasukkan kombinasi angka yang baru dibuatnya, lalu mengulang sebanyak dua kali agar password itu tersimpan.

"Sudah, Mbak."

"Ayo kita keluar, berikutnya aku akan memberikan contoh bagaimana penulisan cek dan BG yang benar."

Sambil menunggu Nurma mengunci pintu, Cleantha menghafalkan password barunya.

Namun suara Galih yang nyaring membuyarkan konsentrasi Cleantha.

"Mbak Cleantha, cepat ke ruangan Pak Setyo. Ditunggu Pak Setyo dari tadi," ucap Galih menyampaikan amanat manajernya.

"Clea, temui Pak Setyo sekarang. Nanti dia marah," timpal Nurma.

"Iya, Mbak."

Cleantha bergegas menuju ke ruangan manajernya.

"Permisi, Pak."

"Duduk, Cleantha. Dari mana kamu?"

"Maaf, Pak, saya dari ruang brankas. Mbak Nurma mengajari saya membuka brankas dan mengganti password. Ini password barunya," ucap Cleantha menyerahkan secarik kertas.

Pak Setyo membaca sekilas kertas itu lalu melipatnya.

"Saya akan menyimpan ini. Saya memanggilmu karena ingin memberitahu kalau Pak Alvian memintamu datang ke ruangannya di lantai sembilan," ucap Pak Setyo mengejutkan Cleantha.

"Pak Alvian memanggil saya?"

"Iya. Mungkin ini berkaitan dengan tanggung jawabmu menjaga uang kas. Ingat, nanti jawab pertanyaan dari Pak Alvian sesingkat mungkin dan tepat sasaran. Jangan memancing Pak Alvian untuk bertanya lebih lanjut. Saya khawatir kamu tidak bisa menjawab pertanyaannya. Pak Alvian itu sangat teliti dan detail."

"Iya, Pak."

"Sekarang pergilah ke lantai sembilan. Ketuk pintu dulu sebelum masuk. Kamu harus menjaga sopan santun kepada direktur kita."

"Baik, Pak, saya mengerti. Terima kasih atas bimbingannya."

...****************...

Langkah Cleantha terasa berat, seolah ada rantai yang mengikat kedua kakinya.

Irama jantungnya makin tak beraturan seiring dengan bertambahnya angka di lift. Dan ketika sampai di angka sembilan, pintu lift pun terbuka. Tak ada pilihan lain bagi Cleantha selain keluar dari lift itu dan menuju ke ruang direktur.

Entah alasan apa yang membuat Alvian Adhiyaksa memanggilnya.

Cleantha merasa tidak melakukan kesalahan hari ini, terkecuali baju minim yang dikenakannya tadi pagi.

Yang jelas ia harus bersiap menghadapi segala kemungkinan terburuk.

"Apa Anda Nona Cleantha?" tanya asisten Alvian yang melihat Cleantha celingukan di depan pintu.

"Iya, Pak."

"Tunggu disini, saya akan memberitahu Pak Alvian."

Pria berjas hitam itu mengetuk pintu tiga kali sebelum masuk ke dalam ruang direktur. Sekejap kemudian ia keluar dengan membiarkan pintu tetap terbuka.

"Silakan masuk, Nona. Tuan Alvian menunggu di dalam."

"Ba..ik, Pak."

Cleantha berjalan perlahan memasuki ruangan besar itu.

Suhu di ruangan itu terasa begitu dingin, membuat tubuh Cleantha menggigil. Suhu dingin ini entah disebabkan oleh temperatur pendingin ruangan yang terlalu rendah, atau karena rasa takutnya yang berlebihan.

Di tengah ruangan, Cleantha melihat Alvian sedang duduk di singgasana direkturnya. Tangannya sibuk mengetikkan sesuatu di laptopnya.

Ketika melihat Cleantha datang, Alvian mengalihkan pandangannya.

"Selamat sore, Pak," ucap Cleantha berjuang mengusir rasa gugupnya.

"Silakan duduk," jawab Alvian datar.

Cleantha menggeser kursi dengan hati-hati, lalu duduk diam tak bergeming.

"Bukankah namamu Cleantha, siapa nama panggilanmu?"

"Clea, Pak."

"Kamu tahu kenapa saya memanggilmu ke ruangan saya?" tanya Alvian bersandar pada kursinya.

"Tidak, Pak. Apa karena...baju yang saya pakai tadi pagi tidak pantas. Jika karena itu, saya mohon maaf. Saya..."

"Cukup, saya memintamu kesini bukan untuk membahas soal itu. Saya yakin kamu sudah menyadari kesalahanmu. Buktinya sekarang kamu sudah mengenakan pakaian yang sopan. Saya kagum dengan persiapanmu membawa baju ganti ke kantor," ucap Alvian menatap Cleantha.

Alvian kembali menegakkan posisi duduknya.

"Saya memanggilmu karena kamu staf baru yang diserahi tanggung jawab besar. Pak Setyo mengatakan kamu yang akan memegang kunci dan password brankas. Terus terang saya tidak tahu bagaimana karaktermu dan apa saja kemampuanmu, karena kamu diterima tanpa psikotest. Kamu bekerja disini hanya atas rekomendasi Dion."

"Kita berdua sama-sama baru di kantor ini. Kamu dan saya memiliki tugas besar sesuai posisi kita masing-masing," timpal Alvian.

Alvian melanjutkan perkataannya dengan penuh penekanan.

"Hal utama yang saya minta dari kamu adalah integritas. Jaga dan kelola baik-baik uang perusahaan dengan penuh ketelitian dan kejujuran. Singkirkan pikiran untuk berbuat curang. Kepercayaan nilainya jauh lebih tinggi daripada uang."

"Apa tampangku seperti pencuri sehingga dia meragukan kejujuranku?"

pikir Cleantha sedikit tersinggung.

Alvian mencodongkan badannya.

"Kamu harus membukukan setiap pengeluaran dengan teliti. Sebagai kasir tugasmu bukan hanya mengeluarkan uang, tapi kamu harus mengendalikan jumlah pengeluaran. Jangan sembarangan menyerahkan uang kepada divisi lain yang meminta padamu."

"Teliti dan periksa baik-baik apakah permintaan itu masuk akal, sudah disetujui oleh atasan langsung dan pimpinan divisi mereka," jelas Alvian memperingatkan Cleantha.

Cleantha hanya mengangguk dan berulang kali mengatakan iya. Ia teringat pesan dari Pak Setyo untuk menjawab sesingkat mungkin setiap pertanyaan dari Alvian.

Sesuai dugaan Pak Setyo, Alvian memang sosok pimpinan yang detail dan suka menceramahi anak buahnya. Ia bahkan tahan berbicara panjang lebar tanpa jeda sedikitpun.

Mau tak mau Cleantha harus bertahan dengan segala wejangan yang diberikan atasannya itu.

"Saya memberikan kesempatan kepadamu untuk bertanya. Silakan," kata Alvian dengan gayanya yang dominan.

"Tidak ada, Pak. Saya akan berusaha melakukan pekerjaan saya sesuai petunjuk dari Bapak."

"Bagus. Saya akan mengawasi perkembangan kinerjamu karena kamu masih dalam masa percobaan. Lakukan yang terbaik. Sekarang kamu boleh kembali bekerja," ucap Alvian kembali menatap layar laptop.

Pertanda bahwa ia ingin Cleantha cepat-cepat menyingkir dari hadapannya.

"Saya permisi, Pak."

"Hmmm," jawab Alvian acuh tak acuh.

Tanpa banyak basa-basi lagi, Cleantha keluar dari ruangan Alvian.

Bisa terbebas dari tempat itu rasanya bagaikan selamat dari lubang maut.

...****************...

"Akhirnya kamu pulang. Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apa cukup menyenangkan?" tanya Zevira menyambut Cleantha.

"Iya Kak. Saya masih dalam tahap belajar, tapi saya menyukai pekerjaan saya."

Raut wajah Zevira berubah tidak senang saat memandang baju yang dipakai Cleantha.

"Clea, kata Bi Dewi tadi pagi kamu mengenakan baju pemberianku. Kenapa sekarang tiba-tiba kamu pakai baju yang berbeda?"

"Maaf, Kak, saya terpaksa ganti baju karena tidak enak pada atasan saya. Dia mengatakan baju saya tidak cocok untuk ke kantor."

"Atasanmu? Siapa dia? Berani-beraninya dia mengkritik pilihanku?" tanya Zevira kesal.

"Atasan saya namanya Pak Alvian Adhiyaksa," jawab Cleantha."

"Alvian?"

Mata Zevira membesar saat mendengar nama adik iparnya disebut oleh Cleantha. Zevira baru teringat bahwa Raja telah mengangkat Alvian sebagai direktur keuangan di perusahaan keluarga Adhiyaksa.

"Kak, saya ke kamar dulu. Saya mau mandi, badan saya lengket sekali."

"Iya, Clea, pergilah."

Setelah tiba di kamar, Cleantha bergegas mandi untuk menghilangkan semua kepenatannya. Ia memakai piyama tidur lalu merebahkan diri di atas ranjang. Beruntung sekali Raja belum pulang dari kantor, sehingga ia lebih leluasa berada di kamar itu.

"Kenapa perutku lapar, padahal aku sudah makan bersama Kak Keyla sebelum pulang. Apa ini karena tubuhku belum terbiasa untuk bekerja, sehingga aku mudah lapar,"

gumam Cleantha turun dari tempat tidur.

Cleantha membuka pintu kamar dan berjalan menuju ke dapur. Ia ingin mencari makanan ringan yang bisa mengganjal perutnya.

Namun Cleantha berhenti ketika mendengar suara Zevira yang sedang berbicara dengan seorang pria. Suara pria itu terdengar akrab di telinganya.

"Al, aku senang kamu mengunjungiku," ucap Zevira.

"Aku kesini karena ingin melihat keadaan Kakak."

"Yah, beginilah kondisiku sekarang. Aku lumpuh."

"Yakinlah, Kakak pasti bisa jalan lagi. Sekarang metode terapi sudah semakin canggih. Oh ya dimana Kak Raja? Apa dia belum pulang?" tanya Alvian.

"Belum, Al. Kenapa kalian tidak pulang bersama?"

"Kak Raja ada janji makan malam dengan investor. Karena itu dia sudah meninggalkan kantor sejak sore."

"Aku lupa mengucapkan selamat padamu, Al. Selamat ya atas pengangkatanmu sebagai direktur finance," ucap Zevira.

Mendengar kata direktur finance, sontak membuat Cleantha terperanjat.

"Direktur finance? Apa yang dipanggil Al oleh Kak Vira itu adalah Pak Alvian? Jadi dia adiknya Tuan Raja,"

pikir Cleantha panik.

"Kamu sudah makan malam, Al? Kalau belum kita bisa makan bersama," ajak Zevira.

"Aku sudah makan, Kak. Kalau begitu aku pamit pulang. Besok atau lusa aku akan mampir kesini lagi sepulang kantor bersama Kak Raja."

"Jangan pulang dulu, Al. Apa kamu tidak ingin berkenalan dengan kakak iparmu yang baru? Kamu tahu kan kalau Raja menikah lagi?"

"Iya Kak. Tapi ini sudah malam. Aku tidak mau mengganggu istirahat kakak ipar. Lain kali aku akan berkenalan dengannya."

"Al, tidak masalah kamu berkenalan dengan dia sekarang. Kakak iparmu itu juga baru pulang dari kantor," tukas Zevira.

"Dia bekerja di kantor?"

"Iya. Ayo ikut aku. Aku perkenalkan kamu padanya," ucap Zevira menggandeng tangan Alvian.

Keringat dingin membasahi dahi Cleantha.

"Bagaimana ini? Apa lebih baik aku bersembunyi supaya tidak bertemu Pak Alvian. Tapi aku harus sembunyi dimana?"

1
Susanti Sidrap
ceritanya bagus
christina paya wan
sungguh cleantha tak tau malu,masihh jg brtahan bkerja di perusahaan Raja.prgi menjauh sja lah..
christina paya wan
kayla iri tu sama adiknya
Diana Nat
kesian pak supir nya 🤣🤣🤣 udah nungguin keributan
Herni Marianty
Luar biasa
Herni Marianty
Lumayan
aca
jd alarik nanti jd anak nya clea ama raja bner gak
aca
oh jd almero anak alvian
Vrika Aprillia
bagus bgt
Janah Husna Ugy
Lumayan
Janah Husna Ugy
Kecewa
Nana Ibuk'e Arfizio
Raja lembek ..Thor gunain kecerdasan raja nyuruh orang kepercayaan buat slidikin Fendi lah Thor jonthor
Nana Ibuk'e Arfizio
jgn sampai pisah donk Thor Clea ma raja ...!sedih ni
etihajar
maff clea aq d episode ini dukung mamah nya Alfian, karena kmu trlslu bodoh dsn naif tidak pintar kmu selalu crnggeng tidak mandiri
etihajar
clea peran utama yg oon ad uang bukan ngekos ke ap ke,eh malah seneng numpang SM lki2 lain emang bnr gatrl di d pikir2 mh cenggeng SJ d gede in
etihajar
Thor bikin cerita nya jd GX bikin emosi masa mudah bgt berpaling s clea SM s Al gustii cape cape BCA ujung2 nya GX enak
etihajar
cerita nya udh bagus tp sayang karakrer clea crnggrng lemah GX tegas
etihajar
Keyla luniribksn DM Ade lu scra Ade lu d kelilingi orang hebat jd kknko y egois😏😏
etihajar
lucu dech kata nya orang berkuasa to kno GX bisa menyewa detektif untuk mengawasi clea,,harus nya belajar dri osngalaman istry pertama nya selingkuh,,kesel bgt BCA nya
Mimi Ilham
alamak pintar x bang Raja ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!