NovelToon NovelToon
Pernikahan Yang Tak Diinginkan

Pernikahan Yang Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:37.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: MeeGorjes

Apa yang terjadi jika lelaki yang menjadi calon suami melarikan diri bersama sahabatmu sendiri tepat di hari pernikahan ?

Setelah terlambat satu setengah jam dari jadwal akad nikah, akhirnya seseorang menjemput Sabina dari kamar hotelnya untuk menemui lelaki yang baru saja membacakan ijab kabulnya.

Sabina terkejut luar biasa ketika yang berada disana bukanlah Andre yang menjadi kekasihnya selama ini. Melainkan Gibran yang merupakan sahabat dari calon suaminya dan juga kekasih Amanda sahabatnya. Bahkan Minggu lalu Sabina membantu Gibran untuk memilihkan cincin yang akan digunakan Gibran untuk melamar Amanda.

Tapi sekarang cincin pilihannya itu melingkar indah di jari manisnya sendiri, tak ada nama Gibran dalam lingkarannya. Mungkin memang sudah takdir ia terikat dengan lelaki yang tidak mencintainya.

Bagaimana nasib pernikahan yang tak diinginkan keduanya ini ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeeGorjes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu (2)

Happy reading ❤️

"Lihatlah Bina... Kamu... Cuma kamu yang jadi isi kepala aku." Lirih Gibran menahan malu.

Hari ini jadwal Gibran sangat padat, ia menjadi salah satu pembicara mengenai bahayanya Penyakit Menular Seksu*l (PMS) meskipun Gibran hanya seorang dokter umum namun karena banyaknya pengikut di beberapa laman media sosialnya yang mayoritas adalah kaum hawa yang berusia muda dan sering bertanya tentang masalah ini membuat Gibran sering memberikan tips-tips seputar kesehatan dan bahayanya **** bebas yang banyak dianut para pemuda zaman sekarang ini.

Gibran sedang menunggu gilirannya untuk berbicara, di hadapannya ada  beberapa berkas yang berisikan materi yang akan ia bawakan saat ini. Alih-alih membaca kertas yang ada di hadapannya, Gibran lebih memilih memainkan ponselnya yang menunjukkan photo Sabina ketika tertawa. Tawa yang tak Gibran lihat untuk beberapa hari terakhir ini.

Meskipun ballroom itu dipenuhi orang yang mengikuti seminar dan semuanya fokus dengan setiap materi yang dibawakan tapi tidak dengan Gibran, ia masih asik dengan dunianya sendiri yang dipenuhi tentang Sabina. Wajah tegasnya memberikan aura dingin. Ia masih merasa tak enak hati karena memikirkan istrinya itu.

"Dan materi selanjutnya akan disampaikan oleh dokter muda yang luar biasa siapa lagi kalau bukan dokter Gibran Fahreza yang banyak banget fansnya. Banyak yang patah hati ketika tahu pak dokter memutuskan untuk menikah." Ucap sang pembawa acara sembari berkelakar, sedangkan yang dipanggil namanya masih asik dengan ponsel dalam genggaman tangannya.

"Pak, Paaak dokteeeer." Ucapnya lagi setengah menggoda namun Gibran masih juga tak bergeming hingga teman yang duduk di sebelahnya menyikut Gibran dan membuatnya tersadar.

"Haduuuhh pak lamunin siapa sih ?" Tanya sang pembicara lagi, ia menggoda Gibran yang kini wajahnya memerah menahan malu.

Gibran tersenyum canggung dan menghidupkan microphone yang ada depannya, segera saja ia meminta maaf dan langsung memperkenalkan diri.

Tak banyak basa-basi, Gibran langsung memaparkan materi yang ia bawakan. Bagaimana bahayanya penyakit menular seksu*l apalagi pada ibu hamil karena dapat menyebabkan bayi lahir cacat bahkan kematian.

Hanya ini yang bisa sedikit mengalihkan Sabina dari pikirannya. Dengan berbicara di depan banyak orang membuat Gibran dapat melupakan Sabina untuk sesaat.

***

Ponsel Sabina kembali berdering ketika jam menunjukkan pukul 12 tepat siang hari. Seperti pagi tadi, nama Gibran yang kembali muncul di layar ponselnya.

"Halo," ucap Sabina ketika ia menerima panggilan dari suaminya itu.

"Halo Bina ini aku," jawab Gibran.

"Iya aku tahu," Sabina terkekeh ketika mengatakan itu dan membuat Gibran tersenyum malu karena merasa bodoh telah mengatakan itu.

"B*go banget sih, ya iyalah Sabina tahu Lo yang nelpon," batin Gibran dalam hatinya.

"Kenapa ?" Tanya Sabina.

"Mmm.. gak apa-apa. Kamu udah makan ?" Tanya Gibran basa-basi. Ia hanya mencari alasan untuk menghubungi istrinya itu.

"Belum, aku lagi siap-siap untuk pergi makan siang." Jawab Sabina.

"Dengan siapa ?" Tanya Gibran. Seandainya Sabina bisa melihatnya, saat ini Gibran mengerutkan alisnya tanda tak suka.

"Ayah," jawab Sabina.

"Ayah mengajak aku makan katanya mau ngomongin soal kursus bahasa Perancis untuk aku. Aku juga belum tahu untuk apa, tapi ayah ingin aku bisa berbahasa Perancis dalam satu tahun ini." Jawab Sabina menjelaskan.

Deg !!! Dada Gibran terasa sesak, ia ingat ayah mertuanya pernah mengatakan jika Sabina akan di kirim keluar negeri tepat setelah mereka bercerai tahun depan.

"Gibran ?" Tanya Sabina karena tiba-tiba saja panggilan itu terasa sunyi padahal masih terhubung.

"Ya.." jawab Gibran pelan.

"Mmm kamu lagi ngapain ?" Tanya Sabina.

"Nelpon kamu," jawab Gibran dengan tak semangat lagi. Membuat Sabina sedikit bertanya-tanya. Namun tak lama suara klakson mobil terdengar.

"Ah jemputan aku udah datang, aku pergi ya..." Ucap Sabina seraya mengakhiri panggilan itu.

"Jangan pergi Bina, ku mohon jangan temui ayahmu." Lirih Gibran pada ponselnya yang sudah tak terhubung.

Rasa cemas kini menyelimuti hatinya. Entah perasaan apa yang ia miliki untuk Sabina, tapi satu yang pasti saat ini Gibran takut Sabina akan pergi meninggalkannya.

***

Malam ini ada dua manusia yang yang berada di tempat yang berbeda namun melakukan hal yang sama. Keduanya tengah berpesta di club malam yang mewah. Amanda bersama teman-teman dan papa gulanya sedangkan Andre berpesta ditemani wanita yang menghiburnya demi sejumlah uang.

Amanda meliukkan tubuhnya diiringi lagu EDM yang menghentak dengan sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya dengan posesif. Terkadang tangan itu menjelajah tubuh Amanda dan merem*s apa yang dilaluinya. Amanda mengerang dan melenguh setiap kali tangan itu merem*s bagian tubuhnya yang sensitif. Si pria dewasa itu akan tersenyum miring bila mendengar wanitanya melenguh dan dengan tak ragu ia segera menyambar bibir ranum Amanda dan memagutnya penuh tuntutan. "Ayo kita pindah ke apartemen saja," bisik lelaki itu dengan suaranya yang sudah berubah serak dan Amanda menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Tak lama setelah mereka sampai di apartemen suara lenguhan terdengar bercampur des*h. Amanda menatap kosong langit-langit diatasnya sedangkan sang lelaki menikmati tubuhnya.

Amanda telah mendapatkan yang ia mau sejauh ini. Tapi hatinya masih terasa hampa. Tatapan mata marah Gibran ketika bertemu masih menghantuinya. Seandainya ia memilih Gibran mungkin Amanda takkan kembali pada lumpur yang sama.

Gibran pernah berusaha menarik tangannya agar keluar dari kubangan lumpur namun Amanda memilih kembali menceburkan diri. Bohong bila Amanda tak menyesalinya, namun ia terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Di lain tempat yang terpisah ratusan kilometer jaraknya Andre tengah menenggak satu sloki minuman berbuih dan meletakkan gelas kosong itu dengan sedikit kasar hingga terdengar bunyi gebrakan di meja.

"Calm down, Baby ( tenang sayang,) bisik seorang wanita yang hanya mengenakan pakaian model kemben sebatas paha. Ia meremas paha dalam Andre ketika mengatakan itu.

"Gue pengen Lo temenin gue malam ini," ucap Andre seraya menjambak kasar rambut wanita yang dari tadi menemaninya.

"I... Iya," jawab wanita itu terbata sembari mendongakkan kepalanya dan menahan sakit karena rambut panjangnya masih dalam genggaman tangan Andre.

Tak lama mereka pun meninggalkan club malam itu dan pergi menuju hotel tempat Andre menginap.

Suara desah*n saling bersahutan memenuhi kamar hotelnya. Andre menatap wajah wanita yang ada di bawah tubuhnya. Namanya saja Andre tak tahu.

"Seandainya aku menikahi Sabina ini tak akan terjadi. Aku sudah berjanji untuk berhenti pada satu wanita yaitu kamu Bina," batin Andre dalam hatinya. Ia memejamkan mata. Hatinya terasa hampa. Ternyata gair*h saja tak membuatnya bahagia.

"Semua manusia butuh cinta," lirih Andre penuh sesal.

***

Pagi ini Gibran masih disibukkan oleh kegiatan seminarnya dan ini merupakan hari kedua dari rencana 4 hari seminar ini dilaksanakan.

Semalam ia tak cukup tidur karena memikirkan Sabina yang akan mulai belajar bahasa Perancis secara privat dan Gibran tahu tujuan dari itu.

Gibran pun terheran kenapa Sabina terus ada dalam kepalanya. Apa karena Gibran merasa bersalah karena malam itu ?

Malam dimana ia ingkar janji padanya hanya karena mengejar sang mantan.

"Mantan ?" Gibran tersenyum muak. "Udah gak bersama lagi pun, Lo masih nyusahin gue." Ucap Gibran yang ia tujukan pada Amanda.

"Siap buat hari ini, Bro ?" Tanya seorang lelaki yang merupakan temannya dan menyadarkan Gibran dari pikirannya.

"Hu'um," jawab Gibran sembari menyesap kopi.

Kopi yang tak senikmat buatan istrinya.

"Dammnn Bina," umpat Gibran karena Sabina tak jua hilang dari kepalanya.

Seminar pun dimulai, seperti hari sebelumnya Gibran pun kurang konsentrasi dalam kegiatannya. Bahkan ada beberapa berkas yang tertinggal. Padahal sebelumnya ia tak pernah melakukan hal itu. Gibran adalah seorang yang perfeksionis dan selalu detail dalam melakukan sesuatu.

Tepat bel berbunyi menandakan jam istirahat siang, segera saja Gibran menghubungi Sabina istrinya.

"Halo," ucap Sabina ketika ia menjawab panggilan suara Gibran.

"Bina... Apakah pak Anwar bisa pergi ke Bandung siang ini juga ?" Tanya Gibran langsung.

"Tentu saja bisa. Apa ada yang ketinggalan ?" Sabina balik bertanya dengan paniknya.

"Iya.. ada yang ketinggalan dan penting banget buat aku. Aku butuh hari ini juga." Jawab Gibran.

"Tunggu," ucap Sabina. Dan terdengar oleh Gibran jika Sabina tengah berjalan dengan tergesa.

"Hah.. hah.. hah.." terdengar nafas Sabina yang terengah-engah karena berjalan terlalu cepat.

"Aku udah di meja kerjamu. Apa yang kamu butuhin ?" Tanya Sabina masih dengan nafasnya yang terengah.

"Kamu naik ke kamar kita ?" Tanya Gibran.

"Iya, tadi aku lagi di bawah ngobrol sama mbok Inah." Jawab Sabina lagi.

"Gibran meja kamu rapih banget gak ada apa-apa kecuali buku catatan dan beberapa artikel juga alat tulis. Apa yang kamu butuhin?" Tanya Sabina.

"Gibran, apa yang kamu butuhin hingga harus diantar sekarang juga ?" Sabina mengulang pertanyaannya karena Gibran tak juga menjawab.

Hening beberapa saat hingga Gibran akhirnya bersuara.

"Kamu... Aku butuh kamu ada disini Bina..." Lirih Gibran menjawab pertanyaan istrinya.

"Haah?" Tanya Sabina seraya menelan salivanya yang kini terasa kelat. Ia merasa terkejut dengan apa yang Gibran katakan.

"Aku ingin pak Anwar anterin kamu kesini, Bina."

Hening untuk beberapa saat karena keduanya saling terdiam tak bicara.

"Please...." (ku mohon) lirih Gibran memohon pada Sabina.

To be continued ❤️

Alias bersambung

Sampai ketemu Senin 😚😚😚😚

Mamak libur dulu 🤩

1
Sumar Sutinah
Luar biasa
Nurjana Bakir
mantap
mbak mimin
sekali tamak y ttp tamak
Anisatul Azizah
eleh eleh... amnesia pak, masih deg2an habis dicium Manda di klinik?
Andre g smp sentuhan fisik intim lho sm Bina
Anisatul Azizah
kalo aku jd kamu Bina, aku usut sampai tuntas mengenai "merayunya" ini🤣
Anisatul Azizah
jelasin juga donk, kalo kamu jg pgn kembali menjalin hubungan dg Gibran... dasar!
Putri Matahari
Luar biasa
Maya Lara Faderik
cerita yang menarik sudah berapa kali membacanya pun tak pernah bosan
buat pengetahuan untuk diri sendiri banyak pelajaran dalam cerita ini..
tQ Thor idea yang bernas..semoga sentiasa sihat selalu.. tetap menyokong selalu sukses selalu ya Thor..
Herwendi Januari
Luar biasa
Adelina Simatupang
aku padamu gibran
Adelina Simatupang
yee, akhinya kata cinta keluar juga dari mulut Sabrina, otw malam pertama gibran....
Nina Nurhasanah
Kecewa
Nina Nurhasanah
Buruk
Fera Susanti
ga pernah bosen mengulang membaca nya..
Phoobe Pudji
Luar biasa
MeeGorjes🍌Peak_fam😜: terimakasih kak ♥️
total 1 replies
Ika Savitrie
Menarik ❤❤
MeeGorjes🍌Peak_fam😜: terimakasih kak ♥️
total 1 replies
Sri Sulis
meski udah berkali kali tamat sll pingin ngulang baca lagi .... mksh kak mee.... sukses sll
Muza
aku udah bc semua karyamu thor, di aplikasi
sebelah aku jg udah bc semua, aku tunggu karya terbarumu thor, semangat berkarya
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
gitu dong baru laki2 gibran huhu. semoga direstui yaa.
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
dasar gibran wkwk bukan berkas yg tertinggal tapi hatinya bina wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!