Jodoh seorang manusia tidak ada yang mengetahui nya begitu pun yang di alami gadis bernama alanna.
Alanna adalah gadis periang yang memiliki kehidupan yang biasa, berubah drastis saat bertemu dengan seorang lelaki pendiam misterius bernama Zack Ibrahim.
Kisah kehidupan dan cinta alanna yang penuh dengan lika-liku, pernikahan yang di dasarkan atas sebuah tragedi dan rasa bersalah.
Alanna yang mencintai zack.
Zack yang memiliki masa lalu yang membuat nya trauma untuk mencintai.
Mampukah alanna menjalani kisah cinta dan kehidupan nya bersama zack ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naina dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Istirahat makan siang, Alanna memilih makan di kantin kantor. Merasa sunyi di karenakan makan siang seorang diri. Saat tiba di Jakarta dia belum mendapatkan teman baru, dia di sibukkan dengan urusan kerjaan saat di hotel dan langsung ke rumah saat pulang kantor. Sedikit merasa menyesal karena kurang bergaul dengan staf hotel.
"Alanna makan sendiri ?" tanya pak Ariel saat duduk di kursi depan meja Alanna.
"Pak Ariel tumben makan di sini ?" tanya Alanna heran.
"Lagi ingin saja, makan di sini."
"O..... begitu."
"Alanna punya pacar?" tanya pak Ariel tiba-tiba penasaran.
"Tidak ada." Jawab Alanna singkat dan jujur karena memang dia tidak punya pacar hanya suami. "Kenapa pak Ariel bertanya seperti itu ?" Alanna bertanya, mengerutkan kening karena heran.
"Ada orang yang meminta pada ku untuk di kenal kan pada mu." Jawab pak Ariel.
"Saya tidak bisa memiliki pacar untuk saat ini." Tolak Alanna.
"Berkenalan lah dulu, berteman kan juga tidak masalah kalau ternyata kalian tidak cocok." Pak Ariel membujuk Alanna.
Lama Alanna memikirkan sebelum menjawab. "Baiklah." Jawab Alanna akhirnya di ikuti dengan senyum lega bercampur senang oleh pak Ariel.
"Saya panggil orang nya." Kata pak Ariel berdiri membuat Alanna terkejut.
"Sekarang ?" tanya Alanna.
"Iya, tunggu di sini." Kata pak Ariel sebaliknya pergi. Tidak Lama kemudian muncul bersamaan dengan pria. "Alanna kenal kan dia bernama Rudy Adam." Pak Ariel memperkenalkan pria itu.
"Panggil saja Rudy." Rudy memperkenalkan dirinya tersenyum ramah, mengulur kan tangan untuk berjabatan tangan.
Alanna menyambut uluran tangan dari Rudy. "Alanna." Dan balas tersenyum.
"Saya belum lama ini, beberapa kali melihat mu di sini." Kata Rudy. "Saya bekerja di bagian Staf HC."
"Lebih tepatnya kepala bagian staf HC." Sambung Pak Ariel bersemangat.
"Maaf, saya baru di sini jadi belum mengenal seluruh pegawai di hotel." Kata Alanna.
"Tidak apa-apa, saya senang Alanna mau berteman dengan ku."
"Kalau begitu saya pergi dulu, kalian lanjut kan saja pembicaraan kalian." Pak Ariel pamit pergi.
"Alanna baru pindah ke hotel ini ?" tanya Rudy saat tinggal mereka berdua.
"Iya, saya baru pindah dari Surabaya sekitar dua mingguan lebih."
"Sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja di sini ?"
"Sedikit." Jawab Alanna tersenyum masam. "Masih ada beberapa hal yang belum begitu saya pahami jadi masih sesekali bertanya pada pak Ariel."
"Pelan-pelan saja sambil belajar." Rudy menghibur. "Sudah berapa tahun bekerja di perhotelan ?"
"Belum ada setengah tahun."
"Hebat ya Alanna, belum lama bekerja sudah jadi kepala room section." Ucap Rudy kagum.
"Kalau Rudy sudah berapa tahun ?" tanya Alanna penasaran.
"Sudah lima tahun."
"Lama juga ya." Hanya itu komentar Alanna.
Lama mereka terdiam, Alanna menghabiskan makan siang nya sedangkan Rudy hanya menatap ke arah Alanna yang membuat Alanna sedikit kikuk di buat nya. "Bisa minta nomor handphone mu ? untuk bertemu dan berbicara lain kali." Tanya Rudy beberapa saat kemudian, mengeluarkan handphone nya.
Lama Alanna berpikir, memikirkan segala kemungkinan tapi akan terlihat sombong jika dirinya tidak memberikan nomor handphone nya, dengan niat baik orang ingin berteman. Mengambil Handphone milik Rudy dan menekan tombol angka di layar handphone kemudian mengembalikannya pada Rudy.
"Itu nomor handphone ku." Kata Alanna saat Rudy melihat beberapa angka di layar handphone nya.
"Terimakasih, akan saya simpan." Ucap Rudy lalu mengetik layar handphone nya untuk menyimpan nomor handphone Alanna.
"Maaf saya harus balik ke ruangan ku, masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan." Pamit Alanna seraya berdiri.
Rudy pun berdiri. "Kalau begitu lain kali kita bicara lagi." Yang di jawab anggukan oleh Alanna sebelum berbalik pergi.
Rutinitas seperti biasa, saat pulang kantor pak Risno sudah menunggu di depan pintu hotel untuk mengantar Alanna pulang.
Saat tiba di rumah, Alanna langsung menuju kamar nya. Sunyi rumah hari ini karena mama Rani dan papa Arian pergi berkunjung ke rumah adik papa Arian bernama Yapto yang lalu menjadi saksi pernikahan nya. Memilih untuk mandi berendam air hangat dengan memakai sabun aromaterapi untuk menghilangkan rasa pegal yang dia rasakan. Hampir setengah jam Alanna berendam, selesai karena merasakan air di dalam bathub mulai dingin kemudian menuju shower untuk keramas rambut panjang nya. Memakai jubah mandi lalu berjalan membuka pintu kamar mandi sambil menunduk untuk membungkus rambut nya yang basah dengan handuk tebal sehingga tidak menyadari kehadiran seseorang di sudut ruangan yang sedang membuka jas yang habis di pakai.
Berjalan santai menuju laci khusus pakaian dalam, setelah nya berjalan menuju cermin yang seukuran tubuh. Membuka ikatan jubah mandi nya dan mulai membuka jubah mandi, terhenti saat merasakan tatapan seseorang, menoleh ke belakang dan terkejut dengan kehadiran seorang yang tidak di sangka Alanna. "Mas Zack !." Alanna terpaku di tempatnya menatap Zack, masih tidak menyadari bahu dan punggung atas nya yang terbuka.
Zack berjalan mendekati Alanna dengan tatapan yang membuat bulu kuduk Alanna berdiri dan berhenti tepat di belakang Alanna.
Tak tahan melihat tatapan Zack membuat Alanna menoleh ke depan menatap cermin melihat Zack dari pantulan cermin dan baru menyadari saat melihat pantulan dirinya di cermin, bahu juga punggung nya yang terbuka. Segera menarik jubah mandi untuk menutupi tubuhnya yang terbuka tapi di halangi oleh tangan Zack yang lebih dulu memeluk tubuh nya dari belakang.
"Sebebas ini kah kau di ruangan ini saat tidak ada diriku ? memakai dalaman mu di depan cermin ?" tanya Zack dengan suara serak, menatap Alanna melalui pantulan cermin.
"Saya tidak tahu kalau mas Zack sudah pulang. Kapan mas pulang ? bukannya nanti besok mas pulang ?" Jawab Alanna dan bertanya balik. Pelukan Zack, tatapan dan hembusan nafas nya yang menerpa tengkuk nya menjadi satu membuat denyut jantung Alanna berdetak kencang.
"Memang seharusnya saya pulang besok, tapi saya usahakan menyelesaikan pekerjaan di sana sampai tadi siang dan bergegas pulang karena merindukan seseorang. Sengaja tidak memberi tahu kan mu untuk memberikan kejutan dan seperti nya keputusan ku betul." Jawab Zack mulai memberikan kecupan-kecupan kecil di bahu Alanna yang terbuka.
Alanna merasakan sensasi yang terasa asing menggelitik tubuh nya saat merasa bibir Zack menyentuh kulit nya, membuat nya refleks menjauh tapi tidak bisa karena Zack mempererat pelukannya.
"Saya sangat menyukai aroma tubuh mu yang bercampur dengan aroma sabun." Bisik Zack parau, bibir nya kini beralih ke tengkuk dan leher Alanna membuat Alanna sulit bernafas, merasa kan kaki nya yang mulai terasa lemas membuat nya tanpa sadar bersandar pada tubuh Zack memegang erat lengan Zack yang memeluk tubuh nya.
"Mas Zack." Bisik Alanna menutup mata mulai terhanyut dengan sensasi yang di rasakan nya. Saat telah terhanyut dengan buaian bibir Zack di tubuhnya tiba-tiba Alanna merasakan pelukan Zack yang melonggar sedikit menjauh membuat nya membuka mata menatap Zack lewat pantulan cermin, melihat Zack dengan pandangan bertanya.
Melihat nya membuat Zack terseyum lembut, mengecup bahu Alanna terakhir kali sebelum merapikan kembali jubah mandi Alanna. "Saya sudah berjanji tidak akan meminta hak ku sebagai suami sesuai perjanjian kita saat kita belum menikah. Kalau ini di terus kan lebih lama saya tidak menjamin bisa menepati janji ku." Zack menjelaskan membuat wajah Alanna merona karena malu. "Sebaiknya saya mandi dengan air dingin untuk meredakan hasrat ini." Zack berkata dengan wajah muram sebelum berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Alanna yang masih berdiri di tempat nya, merasa malu karena mudah terbuai oleh sentuhan Zack.
Apalagi dalam 1 kalimat & berbicara dg org yg sama.