Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 Kebingungan
Tidak terjadi hubungan suami istri di dalam kamar itu. Baik Alana dan Raymond yang sama-sama tidur dengan tempat yang berpisah. Alana berada di atas ranjang dan Raymond tidur di sofa. Suasana kamar terasa begitu hening dan Alana juga tidak ingin mempertanyakan masalah Ayah mertuanya.
Dari malam hari yang kembali berganti menjadi pagi hari yang begitu cerah. Alana dan Raymond yang tampak sudah bangun dan juga terlihat bersiap-siap.
"Kita akan pulang hari ini?" tanya Alana yang duduk di pinggir ranjang melihat Raymond tampak memakai jam tangannya, kemudian jasnya.
Raymond sama sekali tidak menjawab pertanyaan itu.
"Apa ada masalah dengan pendengarannya!" ucap Alana pelan tetapi mampu membuat Raymond mendengar yang langsung melihat ke arah Alana dengan kedua alisnya bertautan.
"Ti-tidak! aku sama sekali tidak mengatakan apapun," jawabnya dengan cepat yang membuat Raymond tidak menanggapi yang mengambil ponselnya dan keluar dari kamar.
"Sebenarnya kita pulang apa tidak?" tanya Alana sedikit berteriak dan tidak mendapatkan respon apapun.
"Aku jadi bingung kalau begini," ucapnya pusing sendiri dan akhirnya memilih menyusul Raymond.
Alana dan Raymond memang pulang kerumah dengan mobil Raymond yang sudah berada di parkiran.
"Mas mempertanyakan kenapa aku lama pulang. Bukankah aku sudah mengatakan jika aku baru saja menghadiri acara di Bandung!" belum juga membuka sabuk pengaman tiba-tiba suara Lastri terdengar begitu keras.
"Jika sudah tahu memiliki suami dan seharusnya tahu tahu kapan harus berada di rumah dan bukan pulang pagi!" suara Anthony juga terdengar jauh lebih keras.
"Lalu bagaimana dengan kamu hah! Kamu bersama siapa tadi malam? Jangan kamu pikir aku tidak tahu jika kamu berada di hotel bersama wanita lain!"
Pertengkaran mertua Alana terdengar begitu keras sampai keluar, Alana menoleh ke arah pria di sebelahnya yang hanya terdiam dengan tangan terkepal dengan tatapan mata yang tajam melihat lurus ke depan.
Alana kebingungan yang harus mengatakan apa.
Prang....
"Sakit Mas!" Alana kaget mendengar suara barang yang pecah dan teriakan Lastri.
Alana panik dan spontan buru-buru membuka sabuk pengamannya dan saat ingin keluar dari mobil tiba-tiba ditahan oleh Raymond yang membuat Alana melihat ke arah Raymond.
"Diam di tempatmu!" ucap Raymond dengan suara berat.
"Bagaimana dengan Mama?" tanya Alana khawatir.
"Aku bilang diam, maka diam!" tegas Raymond yang membuat Alana tidak mampu bergerak.
"Kau jangan biasakan untuk ikut campur urusan keluargaku!" tegas Raymond yang melepaskan tangannya dari lengan Alana.
Alana tidak mengomentari apapun. Raymond sepertinya juga tidak ingin keluar dari mobil. Dia menyandarkan tubuhnya di jok mobil dan sesekali Alana menoleh ke arah Raymond yang menunggu tindakan laki-laki itu.
***
Alana yang berada di rumah sakit menemani Lia ibunya. Alana yang sedang mengupas buah apel.
"Kamu ingin mengatakan sesuatu kepada Mama?" tanya Lia yang memang melihat putrinya itu sejak tadi seperti ingin menyampaikan sesuatu tetapi tanpa kebingungan harus dimulai dari mana.
"Mama mengenal keluarga tuan Anthony?" tanya Alana.
"Mertua kamu?" Lia kembali bertanya yang membuat Alana menganggukkan kepala.
Alana menganggukkan kepala yang memang itu yang ingin dia tanyakan.
"Apa Mama mengenalnya?" Alana bertanya lagi.
"Siapa yang tidak mengenal keluarga mereka, mereka orang yang terpandang, keluarga terhormat dan sangat harmonis," jawab Lia.
"Harmonis?" tanya Alana merasa perkataan itu tidak sesuai dengan apa yang dia lihat beberapa hari ini.
"Memang ada apa Alana?" tanya Lia.
"Apa keharmonisan mereka hanya dilihat dari luar saja?" pertanyaan itu diucapkan Alana di dalam hatinya.
"Kenapa kamu malah bengong?" tanya Ratih
"Tidak apa-apa. Ma!" jawab Alana.
"Alana Mama tahu yang kamu hadapi bukanlah hal yang sangat mudah, Mama tahu pernikahan ini merupakan hal terberat di dalam hidup kamu. Tetapi Mama percaya kamu bisa menghadapi semua ini," ucap Lia.
Alana tersenyum mengangguk, mungkin dia tidak memiliki kuasa apapun yang menceritakan apa yang dialami dan lagi pula itu adalah urusan keluarga dari suaminya dan sangat tidak etis jika Alana harus mengumbar segalanya.
***
Setelah dari rumah sakit Alana mendapatkan telepon yang disuruh Bimo ke kantornya. Alana sudah berada di ruangan Bimo tampak duduk di sofa.
"Kenapa Om, menyuruh Alana datang?" tanyanya.
"Om hanya ingin mengetahui kabar kamu, semenjak kamu menikah dengan Raymond, kita belum pernah bertemu," jawab Bimo.
"Alhamdulillah Alana baik-baik saja Om," jawabnya.
"Syukurlah kalau begitu," sahut Bimo.
Bimo tiba-tiba meletakkan amplop putih di atas meja yang membuat Alana bingung.
"Ambillah dan simpan sebagai tabungan kamu," ucap Bimo.
"Untuk apa ini, Om?" tanya Alana.
"Om sangat berterima kasih kepada kamu, Karena kamu telah menggantikan Clara di hari pernikahannya dan menyelamatkan nama baik keluarga Om. Jadi om Baru sempat memberikan ini untuk kamu," jawab Bimo.
"Om. Alana membantu Om ikhlas karena selama ini Om juga banyak membantu Alana dan juga keluarga Alana. Alana tidak membutuhkan ini," Alana menolak dengan sopan.
"Kamu pasti membutuhkan uang ini suatu saat nanti, jadi simpanlah sebagai tabungan kamu dan kamu jangan khawatir tentang ibu kamu yang akan tetap membiayai rumah sakitnya sampai benar-benar sembuh dan juga pengobatan rawat jalan tanpa batas," ucap Bimo.
"Dengan pengobatan Mama itu saja sudah cukup Om," sahut Alana.
"Alana kamu sudah mengorbankan hidup kamu dalam pernikahan ini dan semua itu belum cukup. Saya kan merasa lega jika kamu menerima uang," ucap Bimo.
Sekeras apapun Alana menolak tetap saja Bimo memaksanya.
"Saya benar-benar meminta maaf kepada kamu atas apa yang dilakukan Clara sampai membuat kamu menjadi korban," ucap Bimo yang terlihat dari raut wajahnya tampak banyak sekali penyesalan.
"Kalau boleh saya tahu, kenapa Clara meninggalkan hari pernikahannya?" tanya Alana dengan hati-hati berbicara.
"Saya tidak pernah mempertanyakan Clara apakah dia memiliki perasaan kepada Raymond atau tidak. Saat saya memperkenalkan mereka berdua, Mereka tampak akrab dan bahkan hubungan mereka sangat baik selama beberapa tahun. Saya tidak tahu jika ternyata selama ini Clara terpaksa menjalani hubungan itu hanya karena membantu bisnis saya," jelas Bimo.
"Jadi sebenarnya Clara juga hanya dijodohkan dengan Raymond dan itu yang membuat dia meninggalkan pernikahannya," batin Alana.
"Saya juga tidak bisa mencegah kepergian Clara dan kamu tahu sendiri suasana pernikahan itu menjadi hancur, penuh dengan kepanikan. Saya meminta maaf sekali lagi kepada kamu Alana yang telah menjadi korban akibat keegoisan putri saya," ucap Bimo.
"Om tidak perlu terlalu berlebihan meminta maaf. Alana mengambil keputusan itu tanpa paksaan dan insyaAllah Alana akan menjalaninya dengan baik," ucap Alana.
"Saya sangat berharap keluarga Raymond memperlakukan kamu dengan baik dan jika kamu membutuhkan bantuan maka jangan sungkan-sungkan untuk datang menemui saya," ucap Bimo.
"Iya Om," jawab Alana.
"Aku tidak bisa menarik kesimpulan dari semua ini, aku sama sekali tidak mengenal keluarga Raymond yang seperti apa yang dikatakan Mama, orang mengetahui mereka adalah keluarga yang harmonis dan pada kenyataannya sangat jauh dari hal itu. Aku juga tidak mengerti kenapa Clara menjalin hubungan dengan Raymond dengan waktu cukup lama dan pada akhirnya dia lari di hari pernikahannya?"
"Ya Allah hamba hanya berharap diberikan kemudahan atas apa yang terjadi dan semoga saja hamba bisa menjalani pernikahan ini dengan sebaiknya," batin Alana .
Bersambung....
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇