NovelToon NovelToon
TAWANAN PRIA PSIKOPAT

TAWANAN PRIA PSIKOPAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Psikopat itu cintaku / Tamat
Popularitas:162.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️

CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian

Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.

Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Membalas Kekejian

...•••Selamat Membaca•••...

Maureen menatap sendu kamar yang telah dia persiapkan untuk anaknya, dia menangis sambil memeluk baju-baju bayi yang ada di dalam kamar itu.

“Maafin mama ya nak,” lirih Maureen yang membuat Leo ikutan merasa sedih dan kehilangan.

“Sudahlah Maureen, jangan begini, kita harus ikhlaskan semuanya.” Leo memeluk Maureen, dia mengerti apa yang dirasakan oleh wanitanya saat ini.

Maureen juga sudah mengetahui kalau semua ini adalah perbuatan Ema yang sangat membencinya. Leo kembali mengajak Maureen ke dalam kamar, bagaimanapun Maureen butuh istirahat karena dia habis melahirkan.

“Kamu mau makan apa? Aku akan buatkan untukmu,” tanya Leo yang dibalas gelengan oleh Maureen.

“Aku hanya ingin tidur saja tuan.” Maureen memejamkan matanya dan sudut mata itu mengeluarkan cairan bening yang Leo tahu kalau saat ini Maureen menangis.

Leo membaringkan tubuhnya di samping Maureen lalu memeluk tawanannya dengan erat.

“Maafkan aku Maureen, ini semua karena kecerobohanku, harusnya aku memastikan semua yang kamu konsumsi dengan aman.” Maureen bisa merasakan kalau Leo saat ini sangat menyesal, dia membuka mata lalu memutar posisi tidur menghadap Leo.

“Jangan begitu tuan, ini semua takdir, aku hanya merasa sedih saja, bukan menyesali semuanya.” Leo semakin memeluk erat tubuh itu, malam ini dia akan memulai penyiksaan pada Ema, sudah terlalu santai Ema dalam beberapa hari ini.

Setelah memastikan Maureen terlelap, Leo langsung ke ruangan penyiksaan tempat di mana saat ini Ema ditahan dan dikurung.

Ema kaget dan langsung pucat saat melihat Leo masuk ke dalam ruangan itu. Dia sudah bisa memastikan kalau Leo akan menyiksanya kali ini. Leo sama sekali tidak bicara apapun apa Ema, dia hanya berjalan mengambil beberapa benda tajam yang akan dia gunakan untuk menyiksa Ema.

Ema bisa melihat kilatan amarah di wajah tampan itu. Dia mendekati Ema sambil membawa sebuah palu, dengan santai mengambil kursi lalu duduk di hadapan Ema, Leo membakar satu batang rokok lalu menghirup dan menghembuskan asapnya ke wajah Ema sehingga Ema terbatuk.

“Kau tau perbuatanmu bukan? Aku tidak akan bertanya kenapa, karena bagiku setiap alasan yang keluar dari mulutmu adalah sampah. Kau sudah membunuh anakku dan kau sudah merusak hidup gadis yang sangat aku cintai, kau akan merasakan hal lebih dari yang kekasihku rasakan, Ema.” Leo mengambil sebuah paku besar lalu meletakkannya tepat di lutut kanan Ema, Ema membulatkan matanya.

“Tolong jangan lakukan ini tuan, saya sangat mencintai anda, saya cemburu dengan kehadiran Maureen di rumah ini, sungguh tuan, hanya itu alasanku mencelakai Maureen.

“Sudah aku katakan, aku tidak peduli dengan alasanmu. Nikmati saja, ini hanya sakit sedikit, tidak akan pengaruh apa-apa untukmu.” Leo memukulkan palu ke paku besar itu sehingga ujung paku menembus lutut Ema.

Bukan main sakit yang Ema rasakan, dia berteriak sekencang mungkin. Leo begitu menikmati suara teriakan itu, baginya, setiap kali korbannya teriak karena kesakitan maka dia akan semakin puas dan lega.

“Apakah sakit?”

“Tolong maafkan saya tuan, tolong jangan siksa sayaaa, saya mohon tuan, ini sakiiiit,” tangis Ema.

“Kau tau, sakit yang dirasakan oleh Maureen lebih dari ini, dia berteriak dan menangis, dia hampir mati karena mu, jadi hal ini belum seberapa, Ema.” Leo kembali mengambil paku besar lalu menargetkan lutut kiri Ema, semakin Ema bergerak, maka semakin sakit yang dia rasakan.

“Jangan teriak ya, jika kau teriak, aku akan memecahkan lututmu dengan palu ini,” ancam Leo dengan nada yang tenang, Ema sudah tidak kuat lagi.

“Tuan!” Leo menghentikan aksinya, dia melihat Maureen sudah ada di ruangan itu sambil memegangi perutnya, jalan lahirnya masih sakit akibat jahitan setelah melahirkan, dia ke ruangan itu ditemani oleh salah seorang pelayan.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Leo. Maureen tak tega melihat Ema dengan lutut yang terpaku.

“Kenapa kau menyiksanya tuan?” tanya Maureen dengan suara yang bergetar.

“Dia yang menyebabkan kamu begini Maureen, dia pantas mendapatkan hukuman.”

“Tapi tidak begini juga, kau sangat menakutkan tuan.” Maureen menangis.

“Bawa Maureen ke kamar,” perintah Leo pada pelayan yang membawa Maureen.

“Tidak, aku tidak mau, yang dia sakiti adalah aku, jadi aku yang berhak menghukumnya, bukan anda.”

“Kau mau menyiksanya? Silakan.”

“Tolong bebaskan dia, tidak ada gunanya kau membalas begini, lalu apa bedanya kau dengan dia?” Leo begitu pusing mendengar ocehan Maureen.

“Jadi maumu apa?”

“Tolong bebaskan Ema, biarkan dia pergi.” Leo menatap Maureen, sebagai wanita normal, pemandangan itu memang sangat mengerikan tapi bagi Leo yang seorang psikopat, hal itu sangat biasa.

“Baik, aku akan membebaskan dia.” Leo berjalan ke arah Ema lalu dengan cepat dia mengambil pedang dan menebas kepala Ema sehingga leher itu mengeluarkan darah yang langsung mengenai bagian tubuh depan Leo.

Maureen tampak sangat shock melihat semua itu. Dia menutup mulutnya dengan tangan sambil menangis tertahan dan Maureen pun pingsan, tubuhnya langsung bedebam ke lantai. Leo segera mengejar Maureen dan menggendongnya.

“Panggil John, suruh dia mengurus mayat itu,” titah Leo pada pelayan dan dengan cepat dia membawa Maureen ke kamar, dia juga menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan Maureen.

Sekitar 15 menit, dokter datang dan memeriksa keadaan Maureen saat ini. Dia tidak apa-apa, hanya butuh ketenangan dan istirahat yang cukup, kondisi Maureen baik-baik saja.

Setelah memeriksa dan memberikan obat pada Maureen, Leo mengantarkan dokter itu keluar rumahnya. Dia memilih kembali ke dalam kamar untuk menemani Maureen, bagi Leo, apa yang dia lakukan tadi adalah hal wajar, tapi bagi Maureen tidak.

Saat memasuki kamar, Maureen sudah sadar dan berusaha untuk duduk, melihat Leo masuk, Maureen begitu ketakutan luar biasa.

“Jangan takut begitu padaku Maureen, itu hal wajar yang aku lakukan. Selama ini aku tidak pernah menyakiti orang yang tidak ada masalah denganku, aku hanya akan menghabisi orang-orang yang mengganggu hidupku.” Leo duduk di tepi kasur.

“Kau mengerikan tuan, bagaimana mungkin aku bisa melupakan pembunuhan yang kau lakukan tadi.” Tangan Leo terulur menyentuh pipi Maureen dan menghapus air mata wanitanya.

“Dia sudah membunuh anak kita, apa kau sebagai ibu tidak mengutuk perbuatan itu hm? Anak kita yang begitu kita nantikan kehadirannya dan belum memiliki dosa apapun, malah harus meregang nyawa seperti itu.” Maureen terdiam, apa yang dikatakan oleh Leo benar adanya.

“Iya, tapi bukan dengan membunuhnya juga.”

“Darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa, Maureen sayang.”

“Tapi aku takut tuan.” Leo mendekap Maureen dengan lembut sambil mengusap rambut Maureen.

“Jangan takut.” Leo mengecup kepala Maureen, hatinya begitu tenang saat bersama Maureen seperti itu, apalagi jika sedang berhubungan badan, suasana hati Leo jadi semakin baik. Seakan, Maureen adalah cahaya baru dalam kehidupan Leo saat ini, cahaya yang telah lama redup dalam dirinya.

...•••BERSAMBUNG•••...

1
💞
apa beneran si Jaxon berubah kah??
💞
haduh, gak kebayang diposisi Maureen .
campur aduk, semua jadi satu 🥺🥺🥺
Anonymous
Jangan pergi Maureen, ntar yang stres bukan cuma kamu. Kasian loh anak sama suami kamu.
Anita Lare
lanjut hri ini kak, please
Anita Lare
gk tau lgi mau nyalain siapa, udh puyeng kepalaku mikirin keluarga ini. Nangis aku thor, kerasa sesaknya si maureen sampe sini/Cry/
Rina Meylina
Thorrr/Sob//Sob//Sob/ Kenapa naruh bawang di bab ini sich. Udah banyak pemicu sih ini makanya Maureen sampai stres berat. Si Leo yg kasar sama anaknya pembunuh ngikutin bpknya. Nggak kuat sama bab ini, cepetan lanjut pliiss
Annissa Riani
kerasa bnget se stres apa pikirannya si maureen. baru juga kena kdrt dari suami, eh skrg malah tau prilaku anaknya sndiri
Annissa Riani
Tanggungjawab thor, aku nngis ya ampuunn /Sob/ kok jd bgni sih keluarganya leo /Sob//Sob/
sakura
.....
Putri vanesa
Kak plis mkin penasaran 🥹🥹
Vebi Gusriyeni: Oke, sabar ya, lagi proses pengetikan /Grin/
total 1 replies
dian hr
gk mungk8n juga ada yg kaya kania ,baru kenal udah ngasih hasil warisan seharga 500 jt gitu aja
Vebi Gusriyeni: ada niat terselubung dia
total 1 replies
dian hr
terlalu kejam ini sih...mengerikan
Anita Lare
Akhirnya lanjut juga, dri pagi loh aku nungguin thor.

Kok malah adu mekanik mereka,,,,, panik kan kamu Leo... udah tau istrinya ounya trauma di masa lalu... malah dikasarin, keterlaluan inj si leo anjjj
Rina Meylina
Kambuhkan sakit istrimu Leo. Udah jelas istrinya punya PTSD, malah dikasarin. Mau istrimu gila?
Rina Meylina
Sakit bnget jd Maureen. Ampun dah ini si Leo, cemburu wajar tapi enggak mukul juga kali. Mana mulutnya tajem sama Maureen, pergi aja Maureen, tinggalin tuh si Leo/Angry//Angry//Angry/
Annissa Riani
double banget rasa sakit maureen, udahlah dipukuli terus dikata-katai lagi. emang si leo ini kalau cemburu, otaknya gak di pake.
Annissa Riani
Leo bodoh/Angry/ kenapa malah mukulin istri lu sendiri. kan bisa dibicarakan baik-baik. semua ini gara-gara kehadiran jaxon yang membawa petaka aja dikeluarga leo. ya ampun thor, aku nangis tau gak sih.

leooo. kau bodoh sekali/Sob//Sob/
Rina Meylina
mkin seru, please lnjut kak
Rina Meylina
mkin seru, please lnjut kak
Annissa Riani
thor, up lagi gk 👊 sebelum aku jdi sumala (nada memaksa karena penasaran berat)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!