NovelToon NovelToon
TAWANAN PRIA PSIKOPAT

TAWANAN PRIA PSIKOPAT

Status: tamat
Genre:Misteri / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Psikopat itu cintaku / Tamat
Popularitas:340.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️

CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian

Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.

Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Membalas Kekejian

...•••Selamat Membaca•••...

Maureen menatap sendu kamar yang telah dia persiapkan untuk anaknya, dia menangis sambil memeluk baju-baju bayi yang ada di dalam kamar itu.

“Maafin mama ya nak,” lirih Maureen yang membuat Leo ikutan merasa sedih dan kehilangan.

“Sudahlah Maureen, jangan begini, kita harus ikhlaskan semuanya.” Leo memeluk Maureen, dia mengerti apa yang dirasakan oleh wanitanya saat ini.

Maureen juga sudah mengetahui kalau semua ini adalah perbuatan Ema yang sangat membencinya. Leo kembali mengajak Maureen ke dalam kamar, bagaimanapun Maureen butuh istirahat karena dia habis melahirkan.

“Kamu mau makan apa? Aku akan buatkan untukmu,” tanya Leo yang dibalas gelengan oleh Maureen.

“Aku hanya ingin tidur saja tuan.” Maureen memejamkan matanya dan sudut mata itu mengeluarkan cairan bening yang Leo tahu kalau saat ini Maureen menangis.

Leo membaringkan tubuhnya di samping Maureen lalu memeluk tawanannya dengan erat.

“Maafkan aku Maureen, ini semua karena kecerobohanku, harusnya aku memastikan semua yang kamu konsumsi dengan aman.” Maureen bisa merasakan kalau Leo saat ini sangat menyesal, dia membuka mata lalu memutar posisi tidur menghadap Leo.

“Jangan begitu tuan, ini semua takdir, aku hanya merasa sedih saja, bukan menyesali semuanya.” Leo semakin memeluk erat tubuh itu, malam ini dia akan memulai penyiksaan pada Ema, sudah terlalu santai Ema dalam beberapa hari ini.

Setelah memastikan Maureen terlelap, Leo langsung ke ruangan penyiksaan tempat di mana saat ini Ema ditahan dan dikurung.

Ema kaget dan langsung pucat saat melihat Leo masuk ke dalam ruangan itu. Dia sudah bisa memastikan kalau Leo akan menyiksanya kali ini. Leo sama sekali tidak bicara apapun apa Ema, dia hanya berjalan mengambil beberapa benda tajam yang akan dia gunakan untuk menyiksa Ema.

Ema bisa melihat kilatan amarah di wajah tampan itu. Dia mendekati Ema sambil membawa sebuah palu, dengan santai mengambil kursi lalu duduk di hadapan Ema, Leo membakar satu batang rokok lalu menghirup dan menghembuskan asapnya ke wajah Ema sehingga Ema terbatuk.

“Kau tau perbuatanmu bukan? Aku tidak akan bertanya kenapa, karena bagiku setiap alasan yang keluar dari mulutmu adalah sampah. Kau sudah membunuh anakku dan kau sudah merusak hidup gadis yang sangat aku cintai, kau akan merasakan hal lebih dari yang kekasihku rasakan, Ema.” Leo mengambil sebuah paku besar lalu meletakkannya tepat di lutut kanan Ema, Ema membulatkan matanya.

“Tolong jangan lakukan ini tuan, saya sangat mencintai anda, saya cemburu dengan kehadiran Maureen di rumah ini, sungguh tuan, hanya itu alasanku mencelakai Maureen.

“Sudah aku katakan, aku tidak peduli dengan alasanmu. Nikmati saja, ini hanya sakit sedikit, tidak akan pengaruh apa-apa untukmu.” Leo memukulkan palu ke paku besar itu sehingga ujung paku menembus lutut Ema.

Bukan main sakit yang Ema rasakan, dia berteriak sekencang mungkin. Leo begitu menikmati suara teriakan itu, baginya, setiap kali korbannya teriak karena kesakitan maka dia akan semakin puas dan lega.

“Apakah sakit?”

“Tolong maafkan saya tuan, tolong jangan siksa sayaaa, saya mohon tuan, ini sakiiiit,” tangis Ema.

“Kau tau, sakit yang dirasakan oleh Maureen lebih dari ini, dia berteriak dan menangis, dia hampir mati karena mu, jadi hal ini belum seberapa, Ema.” Leo kembali mengambil paku besar lalu menargetkan lutut kiri Ema, semakin Ema bergerak, maka semakin sakit yang dia rasakan.

“Jangan teriak ya, jika kau teriak, aku akan memecahkan lututmu dengan palu ini,” ancam Leo dengan nada yang tenang, Ema sudah tidak kuat lagi.

“Tuan!” Leo menghentikan aksinya, dia melihat Maureen sudah ada di ruangan itu sambil memegangi perutnya, jalan lahirnya masih sakit akibat jahitan setelah melahirkan, dia ke ruangan itu ditemani oleh salah seorang pelayan.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Leo. Maureen tak tega melihat Ema dengan lutut yang terpaku.

“Kenapa kau menyiksanya tuan?” tanya Maureen dengan suara yang bergetar.

“Dia yang menyebabkan kamu begini Maureen, dia pantas mendapatkan hukuman.”

“Tapi tidak begini juga, kau sangat menakutkan tuan.” Maureen menangis.

“Bawa Maureen ke kamar,” perintah Leo pada pelayan yang membawa Maureen.

“Tidak, aku tidak mau, yang dia sakiti adalah aku, jadi aku yang berhak menghukumnya, bukan anda.”

“Kau mau menyiksanya? Silakan.”

“Tolong bebaskan dia, tidak ada gunanya kau membalas begini, lalu apa bedanya kau dengan dia?” Leo begitu pusing mendengar ocehan Maureen.

“Jadi maumu apa?”

“Tolong bebaskan Ema, biarkan dia pergi.” Leo menatap Maureen, sebagai wanita normal, pemandangan itu memang sangat mengerikan tapi bagi Leo yang seorang psikopat, hal itu sangat biasa.

“Baik, aku akan membebaskan dia.” Leo berjalan ke arah Ema lalu dengan cepat dia mengambil pedang dan menebas kepala Ema sehingga leher itu mengeluarkan darah yang langsung mengenai bagian tubuh depan Leo.

Maureen tampak sangat shock melihat semua itu. Dia menutup mulutnya dengan tangan sambil menangis tertahan dan Maureen pun pingsan, tubuhnya langsung bedebam ke lantai. Leo segera mengejar Maureen dan menggendongnya.

“Panggil John, suruh dia mengurus mayat itu,” titah Leo pada pelayan dan dengan cepat dia membawa Maureen ke kamar, dia juga menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan Maureen.

Sekitar 15 menit, dokter datang dan memeriksa keadaan Maureen saat ini. Dia tidak apa-apa, hanya butuh ketenangan dan istirahat yang cukup, kondisi Maureen baik-baik saja.

Setelah memeriksa dan memberikan obat pada Maureen, Leo mengantarkan dokter itu keluar rumahnya. Dia memilih kembali ke dalam kamar untuk menemani Maureen, bagi Leo, apa yang dia lakukan tadi adalah hal wajar, tapi bagi Maureen tidak.

Saat memasuki kamar, Maureen sudah sadar dan berusaha untuk duduk, melihat Leo masuk, Maureen begitu ketakutan luar biasa.

“Jangan takut begitu padaku Maureen, itu hal wajar yang aku lakukan. Selama ini aku tidak pernah menyakiti orang yang tidak ada masalah denganku, aku hanya akan menghabisi orang-orang yang mengganggu hidupku.” Leo duduk di tepi kasur.

“Kau mengerikan tuan, bagaimana mungkin aku bisa melupakan pembunuhan yang kau lakukan tadi.” Tangan Leo terulur menyentuh pipi Maureen dan menghapus air mata wanitanya.

“Dia sudah membunuh anak kita, apa kau sebagai ibu tidak mengutuk perbuatan itu hm? Anak kita yang begitu kita nantikan kehadirannya dan belum memiliki dosa apapun, malah harus meregang nyawa seperti itu.” Maureen terdiam, apa yang dikatakan oleh Leo benar adanya.

“Iya, tapi bukan dengan membunuhnya juga.”

“Darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa, Maureen sayang.”

“Tapi aku takut tuan.” Leo mendekap Maureen dengan lembut sambil mengusap rambut Maureen.

“Jangan takut.” Leo mengecup kepala Maureen, hatinya begitu tenang saat bersama Maureen seperti itu, apalagi jika sedang berhubungan badan, suasana hati Leo jadi semakin baik. Seakan, Maureen adalah cahaya baru dalam kehidupan Leo saat ini, cahaya yang telah lama redup dalam dirinya.

...•••BERSAMBUNG•••...

1
MASK OF GREED
bagus ceritanya
Vebi Gusriyeni: Terima kasih ☺
total 1 replies
Sri Yati
cerita seseru ini kok sepiii sihhhh🥺🥺
Vebi Gusriyeni: Ada kakak yang ngeramein ☺
total 1 replies
Sri Yati
ceritanya seru.. alur nya naik turun bikin penasaran terussssss😭😚 ada 21+ nya jadi gak boring2 amat😆😆😆😆 yang gak suka Skipp aja baca adegannya takut pengen 😆😆😆😆
Vebi Gusriyeni: Makasih ya kakak dukungannya ☺
total 1 replies
Niè
konsisten banget dgn judulnya yaa thor...sampai mau punya baby pun...bisa nyiksa Mauren
Niè
semoga yg ini jadi yaa thor...kasihan..
Niè
totalitas banget thor2...ada visualnya juga...imajinasinya jdi kesana kesini...aduuhhh...aduuhh...
Vebi Gusriyeni: Makasih dukungannya ya kak ☺
total 1 replies
Niè
upahane wong ngayeelll yaa
Niè
baru ini ada dialog yg normal thor...
Vebi Gusriyeni: Emng sebelumnya gak normal kah kak? ☺
total 1 replies
Niè
kecewa...kania dbikin modelan kyk gini sama authornya .....
Vebi Gusriyeni: /Smile//Smile/
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
serius ini sadis banget. ini baru awal:)
Vebi Gusriyeni: Ya kak, makanya saya kasih warning buat yng kuat mental aja ☺
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️: kayaknya harus kuat mental kalau mau baca lagi:)
total 3 replies
Muftia Arisanti Muftia Arisanti
karya yg epik, berkisah dg puluhan caraktr, sifat misterius manusia, logika, empati, kemanusiaan,loyalitas, prinsip, moral, dan opinini yg randum,
karya yg bagus dlm tiap bait membius menghantarkan imajinasi nyata bagi yg menikmati menghayati tiap.ditel kosa kata, trcipta emosional randum,

huhh aku tak pandai membuat kata pujian tor karna, kata orang pujian itu racun pembunuh dan hinaan adalah obat mujarab apa iya begitu..✌✌✌✌✌🤣💓💓💓🙏
Vebi Gusriyeni: 😅😅 Iya benar. Terima kasih karena sudah memberi dukungan atas karya ini kak, semoga terhibur ☺☺
total 1 replies
Putri vanesa
Eh kk nya dah nikah toh 🤭🤭 keren bngettttt pinter berkarya juga lgii 🫰🏻🫰🏻
Vebi Gusriyeni: Udah 2 anakku ☺
total 1 replies
iqbal nasution
ceweknya cantik semua
𝕳𝖆𝖜𝖆
baru mulai baca Thor ,,wes sadis bener
Vebi Gusriyeni: Makasih ya kak sudah mampir ❤
total 1 replies
Maryam Nushaibah
Sampai dijelasin se detail itu loh sama author nya
Veer Kuy
Tuh kan benar analisaku, emg dari awal ini cerita mengangkat persoalan psikologis. Aku pernah komen di series 1 kalau novel author ini mengangkat persoalan mental. Semangat aja thor, kami masih ada kok yg baca, bagi yg nge hujat diblok aja biar mentalmu aman
Anita Lare
Aku malah suka banget sama cerita ini, sampe ngak bisa move on sama tokohnya
Rina Meylina
Saya yang baca dari awal sampai baca ke series kedua enjoy aja kok thor, malah paham banget karakter mereka
Annissa Riani
Semangat thor, kami masih setia kok sama karyamu, tanpa kamu jelasin detail begini kami udh paham kok sama alur dan penokohannya. Santai aja, udah bener kalo komen nge hujat blok aja, bikin sakit hati tuh
Yeyen
Biarin aja thor, mungkin pemikirannya cuma sebatas adegan ranjang aja tuh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!