Etnauri Renata wanita luar biasa yang menghabiskan separuh umurnya untuk mengejar cinta Thunder Routhbone, pria dingin yang bahkan tidak pernah menoleh ke arahnya. Akankah Etna berhasil meluluhkan hati Thunder?
DISCLAIMER
Cerita ini merupakan karya fiksi dan murni karangan penulis. Apabila terdapat kesamaan latar, penokohan, dan unsur lain dalam cerita bukan merupakan kesengajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsje Artemis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Thunder membuka matanya sambil memandangi langit-langit apartemennya. Tidak ada satu pun perbuatan baik Thunder selama mereka tunangan sampai Thunder bisa melihat jelas ekspresi heran dan benggong Etna, saat Thunder datang ke rumahnya.
"Baru juga usaha udah kayak bertahun-tahun usaha aja"
Kim menyindir Thunder yang tampak kosong.
"Gua binggung harus mulai dari mana"
"Gini aja, lo temuin dia trus suruh dia balikin saham keluarga lo. Bereskan"
"Dari tadi gak ada masukan positif dari lo, mending lo ga usah datang deh bikin emosi aja"
Kim melanjutkan bermain gamenya. Dirinya datang ke apartemen Thunder hanya untuk melihat Thunder yang frustasi sambil memprovokasi lelaki itu. Ajaibnya Thunder yang biasanya dingin sampai mengaku kebinggungan hanya karena postingan Instagram. Suatu keajaiban bagi Kim yang sehari-hari hanya melihat Thunder fokus pada harga saham.
Thunder mondar mandir di depan Kim sambil menguatkan hatinya untuk menghubungi Etna.
"Telepon gih, ajak ketemuan. Kalau dia tolak, samperin langsung ke rumahnya".
Kim kembali memprovikasi Thunder.
Thunder memilih mengabaikan kata-kata Thunder. Nanti saja, saat kedaanya lebih baik Thunder akan menemui Etna.
*********
"Permisi bu, ada titipan makan siang"
Rangga office boy Everlight menyerahkan bungkus makanan yang Etna kenali sebagai salah satu rumah makan terkenal di kawasan kantor Everlight.
Etna mengambil makanan tersebut dan memberikan tips pada Rangga karena sudah mengantarkan makanan tersebut padanya. Etna melihat surat kecil yang ditempel pada kotak makan tersebut. pengirimnya tidak lain tidak bukan adalah Thunder. Etna membuang makanan tersebut pada tong sampah kantornya dan menonaktifkan handponenya sampai jam pulang kerja.
Etna pamit pada security yang bertugas pada sore itu menuju parkiran kantor. Dia melangkah menuju tempat mobilnya diparkirkan dan mendapati Thunder yang bersandar pada kap mobilnya.
"Aku antar kamu pulang"
"Kamu ngapain muncul di sini!"
"Memangnya kenapa kalau aku muncul di sini? kalau kamu takut pacarmu lihat, lebih baik putuskan dia sekarang"
Thunder menatap Etna dingin.
"Minggir, gua mau pulang"
"Kamu gak bisa pulang, ban mobil kamu kempes"
Thunder menunjuk salah satu ban depan yang tampak kempes.
Etna menatap ban yang dimaksud Thunder.
"Iya, aku pelakunya"
Thunder menatap mata Etna dalam.
Jantung Etna berdegup kencang. Tatapan Thunder barusan apa itu tatapan penyesalan? Etna tidak berani menyimpulkan sesuatu yang mustahil Thunder lakukan.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"
Security Everlight mendekati kedua orang itu sambil menawarkan bantuan.
"Ban mobilnya kempes ya, coba saya periksa"
"Gak usah pak saya sudah mau pulang, Ayo" ujar Etna pada Thunder. Dirinya tidak ingin merepotkan security tersebut.
"Pak saya titip mobil tunangan saya. Mobil dereknya sedang dalam perjalanan"
Mereka berdua pamit dan menuju mobil Thunder.
"Kapan kamu pesan mobil dereknya?"
"Waktu lihat kamu keluar ke parkiran"
Thunder tampak senang. Kali ini Etna tidak menghindarinya seperti kemarin-kemarin dan mereka tidak perlu terlibat dalam pertengkaran. Etna menyesali sikapnya barusan. Harusnya dia lebih hati-hati menuju parkiran. Sejak postingan bunga Etna selalu menghindari Thunder. Dia menolak semua panggilan telepon pria itu, menghindarinya saat pergi, makan siang, dan pulang kantor. Pria itu ada di mana- mana.
Bukan hanya itu. Thunder muncul di tempat yoga dan klub lukis menghebohkan semua anggota klub dengan mengaku sebagai tunangannya. Etna gatal sekali ingin menanyakan mengapa pria itu tiba-tiba mengakui bahwa mereka bertunangan sementara saat pertunangan Thunder memberi ultimatum padanya untuk tidak menyebar berita pertunangan tersebut.
Sekarang tinggal teman-teman kantornya yang belum tahu kalau tunangannya CEO Routhbone Oil Company. Tidak ada celah lagi baginya untuk berbohong. Dirinya harus siap menjadi bahan bullyan teman-teman divisinya yang terkenal iseng. Entahlah, Etna tidak ingin memikirkan hal yang ada di luar kendalinya. Lagi pula sejak bertunangan dia sudah terbiasa makan hati tidak perlu takut dengan godaan receh teman-temannya.
--------------------
