Akila Citra Kirana seorang Guru cantik Sekolah Dasar terpaksa harus menikah dengan seorang Pengusaha muda yang tampan namun sangat angkuh dan kejam.
Raffael Abraham seorang Pengusaha muda yang mempunyai prinsip tidak ingin menikah setelah calon istrinya meninggal akibat kecelakaan.
Akankah kehidupan Akila bahagia ataukah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hot Daddy
📚
📚
📚
📚
📚
Sesampainya di sebuah Mall, Aqila memutuskan untuk mencari makan dulu karena Aqila belum sarapan sama sekali. Aqila masuk ke sebuah restoran.
"Mbak aku pesan nasi goreng lada hitam dengan lemontea hangat ya," seru Aqila.
"Baik Mbak, tunggu sebentar ya."
Aqila tampak melamun, tidak menyangka kalau dia bisa kembali lagi ke Jakarta dan Aqila berjanji akan memulai kehidupannya yang baru tanpa di bayang-bayangi oleh masa lalu.
Tidak lama kemudian, pesanan Aqila pun sampai dan Aqila langsung melahapnya karena Aqila sudah merasa sangat lapar. Sementara itu Raffa dan Cyra sedang berjalan.
"Sayang, kita ke restoran itu dulu ya, Daddy mau sarapan dulu perut Daddy lapar."
"Iya Daddy."
Raffa pun masuk ke dalam restoran yang di dalamnya ada Aqila juga. Aqila duduk di pojok dekat kaca dan posisinya membelakangi pintu masuk sehingga tidak tahu kalau ada Raffa disana.
Disaat Raffa masuk, semua mata tertuju kepada Raffa apalagi kaum hawa yang melihat Raffa dengan tatapan siap menerkam. Saat ini Raffa berusia 32 tahun usia yang sangat matang untuk menikah dan mempunyai anak. Raffa berjalan dengan gagahnya, satu tangannya menggandenga Cyra dan satu lagi masuk kedalam saku celananya.
Raffa seperti hot Daddy sungguh sangat mempesona dan membuat semua mata yang memujanya terpana akan ketampanan Raffa.
"Tuan mau pesan apa?" tanya pelayan dengan gugupnya.
"Saya pesan nasi goreng seafood dan hot capuccino dan jangan lupa air putih juga, kamu mau makan apa Sayang?" tanya Raffa kepada Cyra.
"Cyra ingin burger saja, Daddy."
"Ok, ditambah burger satu."
"Baik Tuan, mohon ditunggu sebentar."
Raffa mengotak-ngatik ponselnya, dia tidak sadar kalau disana ada Aqila wanita yang selama ini dia tunggu-tunggu dan dia rindukan. Tidak lama kemudian, pesanan Raffa pun datang.
Cyra langsung melahap burger pesanannya, sementara itu Raffa tampak gelisah ingin ke kamar mandi.
"Sayang, Daddy ke toilet dulu ya awas jangan kemana-mana tunggu Daddy disini," seru Raffa.
"Iya Daddy," sahut Cyra dengan mulut penuh makanan.
Raffa pun tidak lupa menyuruh pelayan untuk memperhatikan Cyra selama Raffa ke toilet. Aqila sudah selesai makan dan hendak meninggalkan restoran itu, disaat Aqila hendak keluar, ada seseorang yang menghentikan langkahnya.
"Tante cantik bisa tolongin Cyra, ga?" teriak Cyra.
Aqila celingukkan dan Aqila melihat seorang anak perempuan cantik yang tampak kesusahan ingin membersihkan wajahnya.
Aqila pun akhirnya menghampiri anak perempuan itu.
"Kenapa Sayang?" tanya Aqila lembut.
"Tante bisa bantuin Cyra membersihkan wajah Cyra ga? soalnya susah tangan Cyra penuh," ucap Cyra dengan gemasnya.
Aqila pun tersenyum dan mengambil tisu kemudian dengan sangat lembut Aqila membersihkan wajah Cyra, sedangkan Cyra seakan terhipnotis hanya bisa diam dan memperhatikan wajah Aqila.
"Nah sudah deh, nama kamu siapa Sayang?" tanya Aqila.
"Cyra Tante."
"Namanya bagus, sama kaya orangnya cantik. Oh iya, ngomong-ngomong kamu sendirian disini?" tanya Aqila.
"Tidak, Cyra sama Daddy cuman Daddynya lagi ke toilet dulu."
Aqila melihat kearah makanan yang ada dihadapan Cyra.
"Itu makanan kesukaan Mas Raffa, ah kok aku jadi ingat lagi sih," batin Aqila dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tante cantik kenapa?"
"Ah tidak apa-apa, ya sudah kalau begitu Tante pergi dulu ya," ucap Aqila dengan mengusap kepala Cyra.
Aqila pun pergi meninggalkan Cyra, disaat Aqila sudah pergi baru Raffa datang dan duduk kembali ke tempat duduknya.
"Ada apa Sayang, kok bengong?" tanya Raffa.
"Daddy, barusan Cyra bertemu dengan bidadari lho."
"Hah..bidadari?"
"Iya bidadari, cantik banget melebihi barbie Cyra cantiknya."
Raffa tidak memperpanjang ucapan Cyra karena Raffa berpikir kalau Cyra hanya sedang bercerita.
"Cyra ingin mempunyai Mommy seperti Tante cantik barusan, Daddy," lirih Cyra.
"Tante cantik siapa, Sayang?"
"Barusan itu ada Tante cantik yang bantuin Cyra membersihkan wajah Cyra, orangnya cantik banget Daddy."
"Cyra, jangan sembarangan ngobrol dengan orang asing bagaimana kalau orang itu berniat jahat sama kamu."
"Tidak mungkin Tante itu jahat, Tante itu baik banget Daddy."
"Ya sudah, sekarang habiskan makanan kamu setelah itu kita cari barbie yang kamu inginkan itu."
Aqila sedang asyik memilah bahan makanan yang dia butuhkan, tiba-tiba ponsel Aqila berbunyi dan tertera nama Fathir disana.
📞 " Hallo."
📞 "Kamu lagi dimana Sayang? aku sudah sampai rumah kamu tapi kok sepi?" tanya Fathir.
📞 " Aku lagi di Mall, belanja bahan makanan."
📞 "Ya sudah, aku susul kamu ke sana."
📞 " Jangan-jangan, sebentar lagi aku juga pulang kok, kamu tunggu saja. Kalau begitu aku tutup dulu ya, bye."
Aqila langsung menutup sambungan telponnya, sebenarnya hati Aqila masih belum sepenuhnya menerima Fathir, Aqila hanya merasa kasihan karena selama ini Fathir begitu baik kepada dirinya.
Selama dalam perjalanan Aqila merasa tidak enak hati.
"Apa yang aku lakukan ini sudah benar ya? bahkan aku tidak tahu, apa Mas Raffa sudah menceraikan aku apa belum. Tapi kalau mengingat Mas Raffa sangat mencintai Clarissa, pasti sudah dari dulu Mas Raffa menandatangani surat perceraian itu, tapi kok aku jadi ga enak seperti ini ya," batin Aqila.
Tidak lama kemudian, Aqila pun sampai di rumahnya terlihat Fathir sedang menunggu kedatangan Aqila. Dengan mata yang berbinar-binar Fathir melangkah mendekati Aqila.
Fathir hendak memeluk Aqila tapi Aqila langsung menepisnya membuat Fathir bingung dan mengerutkan keningnya.
"Maaf Fathir, tidak enak dilihat tetangga apalagi aku baru kepikiran tentang surat gugatan cerai itu, aku takut Mas Raffa belum menandatangi surat itu," seru Aqila dengan menundukkan kepalanya.
"Qila, ini sudah empat tahun lebih berlalu tidak mungkin Raffa belum menandatangani surat itu, apalagi kalau melihat riwayat hubungan kalian dulu, Raffa sangat membencimu apalagi terakhir kali kita ke rumahnya, Raffa sudah menikah siri dengan wanita itu," sahut Fathir.
Aqila tampak berpikir...
"Entahlah."
Aqila melangkah menuju rumahnya dan disusul oleh Fathir. Aqila tidak berbicara apapun lagi, dia lanhsung membereskan bahan makanan yang baru saja dia beli kedalam kulkas.
"Biar aku bantu."
"Tidak usah Fathir, kamu duduk saja."
Tok..tok..tok..
"Sepertinya itu Zahra dan Ranti, aku buka dulu pintunya."
Aqila melangkahkan kakinya menuju pintu dan ternyata benar, itu adalah Zahra dan Ranti.
"Aqilaaaaa...." teriak keduanya dan langsung memeluk Aqila dengan eratnya.
"Hai, bisa lepasin ga aku ga bisa nafas ini," protes Aqila.
"Ah maaf, soalnya kita rindu sekali sama you, iya kan Ran?" seru Zahra.
"Iya, eh ngomong-ngomong kok you makin cantik saja ya setelah jadi jendes aura you makin keluar," seru Ranti.
"Ini yang dinamakan janda tapi perawan, Ran," celetuk Zahra.
"Ehmm...ehmm."
"Lho, kok ada Pak Fathir disini?" tanya Ranti yang terkejut akan kehadiran Fathir dari arah dapur.
"Hallo, apakabar kalian berdua?"
"Kami baik-baik saja, wah Pak Fathir sudah lama tidak bertemu kok makin tampan saja sih," seru Ranti dengan gayanya yang centil.
"Iya, makin dewasa kok makin hot ya," sambung Zahra.
"Memangnya kamu pikir aku api apa, pakai dibilang makin hot segala," sahut Fathir.
Tiba-tiba ponsel Fathir berbunyi dan melihat ada pesan dari Mamanya.
"Sayang, maaf ya aku harus pulang dulu soalnya Mama minta anterin ke Dokter, maklumlah asam lambungnya kambuh lagi, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal, sekarang kan sudah ada Zahra dan Ranti," seru Fathir.
Ranti dan Zahra tampak saling pandang satu sama lain saat mendengar Fathir mendengar memanggil Aqila dengan sebutan sayang.
"Iya, tidak apa-apa."
"Ranti, Zahra, tolong kalian temani Aqila ya."
"Siap," jawab keduanya serempak.
Fathir pun langsung pergi meninggalkan rumah Aqila.
"Qil, apa tadi aku tidak salah dengar Pak Fathir memanggil you dengan sebutan Sayang, apa kalian sudah jadian?" tanya Zahra.
Aqila tidak menjawab pertanyaan Zahra, Aqila duduk di sofa ruang keluarga dan diikuti oleh Ranti dan Zahra.
"You hutang penjelasan sama kita," seru Ranti.
"Aku bingung harus mulai cerita dari mana, yang jelas selama kita berada di Teluk Wondama, Fathir selalu ada untukku. Fathir adalah orang pertama yang selalu berada di sampingku bahkan disaat-saat terpurukku pun dia yang selalu berdiri di sampingku untuk menguatkanku, mungkin bisa dikatakan selama aku berada disana hanya Fathir yang aku punya," jelas Aqila.
"Sejak kapan kalian jadian?" tanya Zahra.
"Selama berada disana, Fathir sudah beberapa kali menyatakan cintanya kepadaku tapi aku selalu menolaknya karena tidak tahu kenapa otak dan hatiku penuh dengan bayang-bayang Mas Raffa, jujur aku sangat mencintai Mas Raffa walau pada kenyataannya Mas Raffa sama sekali tidak mencintaiku."
"Terus kenapa kamu bisa sampai jadian seperti itu? jangan bilang kamu hanya terpaksa karena merasa tidak enak dengan sikap Pak Fathir selama ini," celetuk Ranti.
Ranti dan Zahra adalah sahabat terbaik Aqila, jadi pantas saja kalau mereka bisa menebak apa yang ada di pikiran Aqila.
"Tahun ke empat aku berada disana, Fathir kembali menyatakan cintanya, jujur waktu itu aku bimbang harus menjawab apa tapi melihat ketulusan dan pengorbanan Fathir selama ini membuat aku merasa kasihan dan terpaksa menerima Fathir walaupun pada kenyataannya hatiku sangat sulit untuk bisa mencintai Fathir. Sudah satu tahun berlalu, tapi tetap saja tidak ada cinta di hatiku untuk Fathir," jelas Aqila.
"Memangnya you sudah resmi bercerai ya dengan Mas Raffa?" tanya Zahra.
"Justru itu Zah, aku masih belum tahu apa Mas Raffa sudah menceraikan aku apa belum, waktu aku mau berangkat ke Teluk Wondama, aku menyerahkan surat gugatan cerai dan menyuruh Mas Raffa untuk menandatanganinya," sahut Aqila.
"Bagaimana kalau Mas Raffa belum menandatanganinya? you bisa di katakan selingkuh Qila dengan Fathir," ucap Ranti.
"Hati aku memang mengatakan kalau Mas Raffa belum menandatangani surat gugatan cerai itu, tapi logika aku berpikiran lain, kalian kan tahu bagaimana sikap Mas Raffa selama aku menikah dengannya, dia tidak pernah menganggapku ada bahkan Mas Raffa dengan teganya menghamili wanita lain disaat statusku masih menjadi istrinya, jadi aku berpikir kalau Mas Raffa mungkin saja sudah menandatanganinya, karena memang itu yang diinginkan Mas Raffa bercerai denganku dan menikah dengan Clarissa," jelas Aqila.
"Iya juga sih, tapi alangkah baiknya you hubungi Pengacara you dan tanyakan masalah ini," seru Zahra.
"Iya, memang besok aku berencana mau menemui Pak Boni."
Diluar, ternyata Fathir masih ada didepan pintu rumah Aqila. Awalnya dia ingin pergi tapi Fathir merasa penasaran apa yang akan di jawab oleh Aqila saat sahabatnya menanyakan perihal hubungannya dengan Aqila.
Betapa terkejutnya Fathir saat mendengar jawaban dari Aqila kalau dia menerima cintanya hanya karena merasa kasihan saja. Fathir cepat-cepat pergi dari rumah Aqila karena takut ketahuan oleh Aqila dan kedua sahabatnya.
"Oh iya, apa you mau melanjutkan lagi mengajar di sekolah kita?" tanya Ranti.
"Belum tahu, banyak tawaran untuk mengajar tapi rata-rata di luar kota dan satu lagi aku juga ada tawaran untuk mengajar di sebuah TK elit di Jakarta ini, gajinya lumayan juga sih," sahut Aqila.
"Ya kalau kita sebagai sahabat you, selalu mendukung apa yang akan menjadi keputusan you, mau mengajar dimana pun juga yang penting you merasa nyaman dan tidak ada paksaan dari siapapun," seru Zahra.
"Terima kasih ya, kalian memang sahabat aku yang paling baik."
Mereka bertiga pun berpelukan....
***
Sementara itu di rumah Raffa, mereka berdua baru saja pulang dari Mall.
"Eyang...Eyang... " teriak Cyra.
"Ya ampun, ada apa kok cucu Eyang teriak-teriak sih."
Cyra langsung duduk di samping Eyang Puteri dam disusul oleh Raffa yang merebahkan tubuhnya di atas sofa sembari memijat keningnya yang sedikit pusing.
"Apa kamu senang Sayang?" tanya Eyang.
"Senang banget Eyang, apalagi tadi Cyra bertemu dengan bidadari cantik."
"Bidadari cantik siapa?"
"Tadi Cyra bertemu dengan Tante cantik di restoran, dia membantu Cyra untuk membersihkan wajah Cyra yang kotor, orangnya baik banget Cyra ingin mempunyai Mommy yang seperti Tante cantik itu Eyang," cerocos Cyra.
"Tante cantik siapa Raffa?" tanya Eyang.
Raffa hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu dengan apa yang Eyang tanyakan.
"Raffa istirahat dulu Eyang, dan kamu Cyra jangan ganggu Daddy."
Raffa pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"Daddy tidak tahu Eyang, soalnya waktu Tante cantik membantu Cyra, Daddy sedang berada di toilet."
"Benarkah?"
"Iya Eyang, sepertinya kalau Tante cantik itu menjadi Mommy Cyra, Cyra akan sangat senang sekali."
"Kamu bisa saja, Daddy kamu itu tidak akan tertarik kepada wanita manapun karena Daddy kamu sedang menunggu bidadarinya pulang."
"Siapa bidadari Daddy, Eyang? apa cantiknya secantik Tante cantik yang Cyra temui di restoran itu?"
"Mungkin lebih cantik lagi."
"Ya sudah, Cyra ke kamar Cyra dulu ya mau main barbie baru Cyra."
"Iya Sayang."
Cyra pun berlari ke kamarnya dengan riang gembira.
"Siapa Tante cantik yang Cyra maksud? aku jadi penasaran ingin melihatnya," gumam Eyang.
📚
📚
📚
📚
📚
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU😘😘😘
sabar Aqila...ada saatnya nannti ketika semua terbongkar maka Rafa yg akan berbalim mengejarmu ....😭😭😭