NovelToon NovelToon
Cinta Terhalang Dinding Pesantren Season 2

Cinta Terhalang Dinding Pesantren Season 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Komedi
Popularitas:236.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ummu Habeebah

Mahda Qaireen, gadis dari pasangan Haniyah dan Zein. Perjalanan cinta nya cukup rumit, ia mengejar namun tak pernah bisa ia gapai.

Kembali di patahkan dan mencoba meminta yang terbaik, siapa sangka jatuh cinta pada orang yang begitu dekat dengan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit (Mahda)

Selepas hari itu Mahda lebih banyak beraktifitas di kantor. Menyelesaikan rincian pengeluaran atau kegiatan lain nya. Sebisa mungkin menghindari tugas nya membuat teh hangat untuk asatidz, alasan nya satu, menghindari Syihab.

"Belum makan?" tanya Zulaikha melihat tepak makan Mahda masih penuh.

"Belum" jawab Mahda masih sibuk bergelut dengan komputer di depan nya. Ia tak begitu memperhatikan siapa orang yang bertanya pada nya.

Serasa di kejar deadline, ia harus memberikan laporan pengeluaran bulan ini dalam kurun waktu 3 jam. Sementara itu, Mahda belum menghitung dan mencatat ulang apa-apa saja pengeluaran bulan ini.

Mahda menghembuskan nafas nya kasar setelah selesai mengetik semua laporan nya.

Tinggal cetak.

Ucap nya girang.

Merentangkan ke dua tangan nya ke udara. Meregangkan otot dan juga syaraf nya yang pegal, apalagi di bagian leher yang bolak balik seperti setrikaan, melihat lalu mencocokan data.

"Mba Zul, sejak kapan di sini?" tanya Mahda yang begitu terkejut melihat Zulaikha ada di samping nya. Tengah membereskan beberapa buku data santri.

"Allah kareem, ente sadar gak sih? Ana dari tadi di sini" kesal Zulaikha merasa diri nya bak makhluk astral, tak di anggap kehadiran nya.

"Lah, kapan masuk nya?" tanya Mahda lagi bingung.

"Allah Allah, pikun juga ya ente" kesal Zulaikha.

Mahda memasang senyum polos, memamerkan gigi rapih nan putih sebagai jawaban kekesalan Zulaikha. Sungguh ia lupa kapan Zulaikha masuk ke sini.

"Gak inget juga di tanya udah makan?" tanya Zulaikha menintimidasi.

"Hee, enggak" kekeh Mahda.

Oh ya makan, sudah hampir dhuhur namun ia belum makan apapun sedari tadi pagi. Kesibukan nya mengumpulkan catatan juga nota-nota belanja membuat nya lupa sarapan, dan saat itu sudah tiba di jam makan siang.

Mahda merasakan perut nya sedikit melilit. Jujur, semenjak berita tentang Syihab dan Zulaikha yang akan di jodohkan beredar, selera makan nya tiba-tiba menghilang. Jadwal makan pun jadi tak menentu, selapar nya perut Mahda.

Apa ana tanya mba Zul ya soal perjodohan itu? Tapi rasa nya gak enak, nanti di sangka nya ana ada hubungan lagi sama ustadz Syihab. Tapi gak di tanyain makin penasaran.

Monolog Mahda dalam hati.

*

*

"Sshhhh.. Sakit" ringis Mahda sambil memegangi perut nya.

Rasa sakit nya kian melilit, sakit seperti tertusuk jarum dan dada semakin sesak, memanas.

"Padahal udah di isi, kenapa malah nambah sakit?" lirih Mahda sambil berjalan menuju asrama.

Di bawah terik sinar matahari siang ini, Mahda berjalan begitu gontai, satu tangan memegang perut nya dan satu nya lagi memegang buku catatan pengeluaran yang sudah ia print, tinggal ia setorkan kepada kepala pondok.

Mahda berhenti di samping rumah Ummuna, di samping bagan besar berisikan peraturan-peraturan pondok. Dengan satu tangah bersandar ke tembok dan satu tangan nya lagi masih setia memegangi perut nya yang mulai tak karuan. Sakit dan mual menjadi satu. Keringat dingin pun mulai membasai pelipis dahi nya.

Allah, kuat !

Ucap Mahda lirih dan kembali berjalan sekuat tenaga setelah mengambil nafas dalam-dalam.

Mahda segera bergegas ke hammam (kamar mandi) setelah berhasil menyimpan buku catatan tadi.

Hoek

Mahda memuntahkan semua makanan yang baru beberapa menit yang lalu ia lahap dengan cepat.

Hoek

Belum habis rupa nya makanan di dalam perut nya yang ingin keluar hingga rasa asam pun ikut-ikutan keluar, membuat tenggorokan Mahda tak begitu enak.

Selepas berkumur-kumur Mahda dengan lunglai berjalan keluar dari kamar mandi.

"Mba Mahda kena-"

Brugh

"Waaaaaa, mba Mahda pingsan"

Teriakan Tika terdengar hingga asrama unit 2.

Tika yang kebetulan sama-sama berada di kamar mandi begitu terkejut melihat Mahda yang pingsan dengan wajah yang pucat.

Baru saja Tika hendak menanyakan keadaan Mahda namun Mahda terlebih dahulu limbung dan pingsan.

Heh ada apa

Tika, kenapa Mahda

Ya ampun mba Mahda.

Mba Mahda kenapa

Rentetan pertanyaan silih berganti setelah orang bergimbung mengelilingi Mahda dan Tika yang tengah memangku kepala Mahda.

"Ayo bantuin!" titah Maemunah.

Para santri silih membantu menggotong Mahda hingga ke dalam asrama unit 1. Untuk sementara mereka membaringkan Mahda di tempat tidur milik Afiyah, tak mungkin mereka menggotong Mahda ke kamar mba yang notabene harus mengelilingi dulu rumah Ummuna baru sampai di kamar khusus mba.

"Kenapa Mahda bisa pingsan Mun?" tanya Ummi yang baru saja tiba di sana.

Melihat santri berlarian ke arah hammam membuat nya penasaran dan langsung ingin meninjau langsung apa yang terjadi di asrama putri.

"Tadi mba Mahda muntah-muntah Ummi, terus pas keluar langsung pingsan" jelas Tika sendu.

Meski selalu mendapat perlakuan cuek dari Mahda namun melihat nya sakit rasa nya Tika tak tega.

"Bawa ke klinik ! Nur, telepon Aly, suruh dia ke sini" titah Ummi pada ustadzah Nur yang kebetulan baru saja tiba hendak mengecek keributan yang terdengar hingga ke dapur pondok.

"Baik Ummi"

*

*

Sementara di asrama sebelah, Aly nampak tengah santai bersama jajaran asatidz lain nya. Majlas sambil meminum gahwa (kopi) di temani beberapa camilan.

Nikmat.

Satu definisi yang tercipta.

Drrt drrtt

Getaran dari ponsel nya terasa di dalam saku baju koko yang ia kenakan.

"Ustadzah Nur?" gumam Aly.

"Assalamu'alaikum" ucap Aly setelah mengusap tombol hijau.

"Wa'alaikum salam, ustadz e-ini, ustadz kesini, Mahda, iya Mahda pingsan" tutur ustadzah Nur ikut gugup melihat wajah Mahda semakin pucat.

"Mahda, pingsan?" lirih ulang Aly.

Buru-buru Aly mengakhiri sambungan telepon nya dan beranjak meninggalkan majlas setelah pamit terlebih dahulu.

Masih dengan mengenakan baju koko nya, Aly berlari melewati jejeran asrama putra yang membentang luas. Melewati lapangan juga taman. Aly segera masuk ke area putri begitu saja. Satu yang ia takutkan, penyakit Mahda yang sudah lama kembali kambuh, gastritis atau lambung akut.

"Dimana Mahda" tanya Aly dengan nafas masih terengah-engah.

"Di dalam" jawab salah satu santri.

"Nah Aly, gendong Mahda, Aly ! Bawa ke klinik, Ummi udah suruh mang Jono buat anter" titah Ummi.

"Baik Ummi, syukron" balas Aly.

Tanpa rasa canggung Aly segera masuk dan memangku Mahda yang sudah lemas. Masa bodo dengan tatapan dari tiap pasang mata para santri putri. Saat ini yang terpenting adalah keselamatan Mahda.

Aly membopong Mahda layak nya suami membopong istri nya ala bridal style. Decak kagum dan riuh para santri silih berganti, membayangkan jika mereka yang di bopong oleh Aly.

*Aahh, ana mau juga ustadz di gendong kaya Mahda.

Ustadz, abis ini janji ya bridal style aku setelah kita halal.

Udah kaya laki bini ya ampun*.

Masih banyak kata-kata yang terucap begitu saja saat Aly keluar.

"Zulaikha, temenin Mahda ya!" titah Hubabah yang sudah berdiri di depan rumah.

"Na'am Babah" timpal Zulaikha sopan.

Hubabah yang tengah bersantai di depan rumah sambil menunggu keberangkatan anak nya untuk berdakwah, ustadz Muhammad, mendengar perihal Mahda yang pingsan dan hendak di bawa ke klinik.

Sementara di sebrang sana, tepat nya di samping rumah Hubabah. Syihab berdiri dengan cemas melihat Aly hang tergopoh-gopoh berjalan sambil menggendong Mahda. Rasa nya ingin membantu tapi tak kuasa. Syihab berandai-andai jika ia bisa memiliki Mahda, termasuk bisa menggendong Mahda seperti yang tengah Aly lakukan saat ini.

Mahda, kenapa?

Guamam Syihab lirih tanpa bisa menyembunyikan kehawatiran nya.

Rasa nya ingin berlari dan bertanya ada apa, apa yang di rasakan pujaan hati nya. Namun tugas kembali menyadarkan, ia tengah menyiapkan keperluan ustadz Muhammad untuk berangkat berdakwah ke kota D.

Jaga dia untuk ku.

Satu do'a yang selalu Syihab sematkan dalam do'a nya.

⚘⚘⚘⚘⚘

1
Qis Mi
lanjut kk.. ☺☺
Cah Dangsambuh
di mobil sampw ngimpi saking pulasnya,,,,,oke lanjut kak
Mayfi Ifriyanti
assalamu'alaikum Ummu haeebah di lanjut ceritanya dong terima kasih /Pray/
Cah Dangsambuh
ini lama banget kak authornya ga up sampai lupa selamat datang kembali kak untuk karyamu selalu di tunggu sebap banyak ilmu di sini yg bisa kita ambil
Titin Maysaroh
jangan lama² dong thor up nya 🥲
Firdaus Hakarida
bagus, bikin baper🥰
Firdaus Hakarida
lanjut lagi thor🙏🙏
Azfarah
lanjut thor
Yunda Nisa
lanjut dong kak author,, seruu
Qis Mi
lanjut
Rohaeni
bagus
AiNun Kha
lanjut
NR..
pengen ..
Naila Zahilul Ulfah
semangat terus tor... aku tunggu cerita kelanjutannya
Naila Zahilul Ulfah
semangat terus tor... aku tunggu kelanjutannya
fatkhiyyah16 salim ash
alhamdulillah kak
Qis Mi
akhirnya up juga thor... 😍😍
Ina Rosdiana
sekian lama pakum akhirnya up juga 🤭
Euis R: alhamdulillah udh enggk mabok lg, mudah2an gk kambuh biar bisa pegang hp lg🤭
total 1 replies
NR..
crazy up dong kak kan lama gak up😁😁
Euis R: insyaa Allah kak🤗
total 1 replies
Cah Dangsambuh
alhamdulillah masih ada lanjutanya,,,,semangat kak upnya kalo jeda jangan lama lama ni tadi pake baca bab sebelumnya karna lupa tokoh🤣🤣🤣🙏🙏🙏
Euis R: hher maafkan aku, kemarin2 mabok hamil semoga enggk mabok lagi yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!