Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 4
Dua Minggu kemudian.
Hari-hari berlalu, Yunda benar-benar sendiri mengurus bayi-nya. Rio sama sekali tidak membantu Yunda dalam mengurus anak mereka, jangankan membantu, yang ada Yunda selalu kena marah karena setiap dia pulang dari toko Yunda belum masak, kamar berantakan dan penampilan Yunda yang tak karuan.
Belum lagi omongan mertua dan ipar Yunda yang nyelekit yang selalu memojokkan Yunda.
Dan karena semua itu juga lah sampai saat ini ASI Yunda tidak mengalir deras. Karena ASI Yunda yang tak mau keluar deras, mau tidak mau bayinya harus lanjut di berikan susu formula.
Pukul 21.00
Tok... Tok...
Yunda mengetuk pintu kamar utama.
Karena Rio selalu marah kalau bayi mereka bangun tengah malam, akhirnya Yunda memutuskan untuk pindah ke kamar tamu. Padahal di kamar tamu tidak ada ranjang dan hanya ada kasur busa yang sangat tipis.
Tapi tidak pa-pa, asal suaminya tidak marah-marah lagi dan bisa istirahat dengan baik.
Ceklek. Tanpa menunggu jawaban dari dalam, Yunda membuka pintu kamar.
Begitu Yunda membuka pintu kamar, terlihat Rio yang sedang menonton dari tabletnya dan earphone yang menempel di telinganya.
Melihat kedatangan Yunda, Rio hanya mengalihkan pandangannya sebentar kemudian fokus lagi ke layar tablet.
Yunda berjalan menghampiri Rio di ranjang.
"Mas..." panggil Yunda.
"Hemh." jawab Rio tanpa menoleh.
"Mmm... aku boleh minta uang belanja lagi gak?" tanya Yunda.
Rio mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Meski sedang memakai earphone, tapi Rio bisa mendengar jelas apa yang di katakan Yunda.
"Uang belanja habis Mas, aku pake beli susu dan popok." kata Yunda lagi.
Rio mengeraskan rahangnya lalu meletakkan tabletnya kasar di sebelahnya kemudian melepas earphonenya.
"Apa kamu bilang tadi? Uang belanja habis buat beli susu sama popok?" tanya Rio dengan tatapan membunuh.
"Siapa yang nyuruh kamu uang belanja di beliin susu sama popok!" bentak Rio.
"Tapi ASI aku gak cukup Mas buat anak kita, makanya aku beliin susu. Terus kalau popok, stok baju anak kita kan cuma beberapa lusin itu pun udah banyak yang kecil, kalau gak pake popok, baju bersih anak kita cepet habisnya Mas. Lagian aku makin popok juga pas malem doang kok Mas." balas Yunda.
"Siapa suruh ASI kamu gak keluar, hah! Memang dasar kamu males aja nyusuin anak kamu! Terus itu masalah popok, makanya jangan malas nyuci kamu! Masa baju tiga lusin gak cukup! Makanya, habis anak kamu kencing atau buang air besar langsung di cuci terus jemur!" bentak Rio.
"Aku begitu Mas, tapi memang gak cukup Mas karena banyak yang udah kecil bajunya. Kamu gak liat kalau sekarang anak kita gendutan." balas Yunda.
"Gendut gara-gara susu formula! Ya berarti itu salah kamu kenapa bisa semua baju anak kamu udah gak ada yang muat! Masa baru dua minggu udah banyak yang gak muat!" balas Rio.
"Kok kamu jadi nyalahin aku sih Mas. Bukan mau aku juga Mas, ASI aku gak keluar banyak. Aku juga maunya ASI aku keluar banyak biar bisa nyusuin anak kita sampe dua tahun." balas Yunda.
"Makanya jangan males! Anak tidur bukannya ngerjain ini itu, malah ikutan tidur! Tuh jadi gak keluar ASI mu!" balas Rio.
Yunda menghela nafasnya kasar sambil mencengkram ujung bajunya. Ingin sekali Yunda teriak kalau ASI nya keluar karena tekanan batin yang di berikan suami, mertua dan iparnya. Tapi apalah daya, Yunda memang perempuan yang tak berdaya karena semua kebutuhannya di tanggung oleh Rio.
"Jadi Mas Rio mau nambahin uang belanja gak?" tanya Yunda dengan suara yang sangat pelan dan wajah yang menunduk.
"Gak! Uang belanja satu setengah juta sebulan itu udah cukup! Kalau kurang, kamu cari sendiri!" Jawab Rio.
Yunda menelan salivanya susah payah.
"Baik Mas, aku mengerti." jawab Yunda lalu membalikkan badannya dan hendak keluar dari dalam kamar.
"Tunggu!" Cegah Rio.
Yunda menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya kembali menghadap Rio.
"Aku akan tambahin uang belanja, tapi..."
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...