Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.
"Darah dibalas dengan darah."
"nyawa dibalas dengan nyawa."
"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
"Kenapa kamu bilang gitu sayang? kamu memangnya buat masalah apa?" tanya Bunda Manda yang khawatir dengan keadaan Arjuna.
"Aku udah hamilin anak orang," ucap Arjuna dan itu membuat Bunda Manda bangun dari tempat duduknya.
Plak!
Bunda Manda menampar pipi Arjuna dengan keras sehingga kepala Arjuna menoleh ke samping.
"BUNDA SAMA AYAH ITU GAK PERNAH NGAJARIN KAMU YANG GAK BENER ARJUNA! BUNDA BENER-BENER KECEWA SAMA KAMU!" bentak Bunda Manda yang kecewa dengan kelakuan anaknya, dan Arjuna hanya menundukkan kepalanya.
Bunda Manda dan Ayah Adam menatap Arjuna dengan tatapan yang kecewa, mereka kecewa. Mereka merasa gagal telah mendidik anak sulung mereka, sehingga dia bisa dengan beraninya melecehkan anak perempuan lain. Bukan hanya merenggut mahkotanya, tetapi juga telah merenggut mimpi dan masa depan gadis itu.
"Siapa wanita yang kamu hamilin?" tanya Ayah Adam dengan datarnya.
"Aina," lirih Arjuna.
"Kamu harus tanggung jawab dan nikahin dia! Bunda gak mau tahu kamu harus bawa dia ke rumah ini dan kita akan nikahin kalian berdua!" ucap Ayah Adam dengan tegasnya.
"Ta-tapi Arjuna gak mau nikah muda Ayah, Bunda," ucap Arjuna.
Plak!
Bunda Manda pun menampar Arjuna lagi.
"Kamu pikir dia juga mau gitu nikah muda sama kamu hah? kamu berani berbuat dan kamu juga harus tanggung jawab Arjuna. Kalo iya kamu emang laki-laki sejati, kamu bawa wanita itu ke hadapan Bunda. Besok dia harus sudah ada di hadapan kami berdua," ucap Bunda Manda dan langsung meninggalkan Arjuna dan Ayah Adam.
"Ayah," lirih Arjuna.
"Kamu harus tanggung jawab Nak, lakuin apa yang Bunda kamu mau. Ingat kamu juga punya seorang adik perempuan," ucap Ayah Adam menepuk pundak Arjuna dna pergi meninggalkan Arjuna sendirian.
"Arrgghhh, sialan," ucap Arjuna frustasi.
Arjuna pun kembali ke kamarnya dan mengambil kunci motor dan jaket. Tujuan Arjuna sekarang adalah menemukan Aina dan membawanya ke hadapan kedua orang tuanya.
Kamar Ayah dan Bunda Arjuna.
"Bunda," panggil Ayah Adam saat melihat Istrinya menangis.
"Ayah, kenapa Arjuna begitu brengsek. Sampai-sampai dia menghamili anak orang, apa kita gagal jadi orang taunya hiks...," ucap Bunda Manda dan pergi menghampiri suaminya kemudian memeluknya erat.
"Sttt, sayang kamu jangan berpikiran kaya gitu ya," ucap Ayah Adam menenangkan istrinya.
"Ta-tapi Arjuna di-dia sudah...," ucapan Bunda Manda terpotong karena Ayah Adam mengecup bibirnya.
"Udah sayang kamu jangan mikir kaya gitu ya, kita gak gagal jadi orang tua yang mendidik anak-anaknya. Arjuna juga udah besar pasti dia tau apa yang dia lakuin," ucap Ayah Adam.
"Tapi Ayah kalo misalnya wanita yang Arjuna hamilin itu kaya Dewi gimana Ayah? Bunda gak mau Arjuna dapetin istri yang kaya gitu Ayah," ucap Bunda Manda.
Bunda Manda memang kecewa dan marah atas tingkah anaknya Arjuna, tapi dia juga tak mau jika Arjuna memiliki seorang istri yang gak baik.
"Mau siapa pun itu Bunda, Arjuna harus tetap tanggung jawab atas apa yang dia perbuat. Kita berdoa aja semoga anak itu waras," ucap Ayah Adam dan Bunda pun menganggukan kepalanya pasrah.
"Sekarang kamu tidur ya sayang, jangan banyak pikiran kaya gitu. Nanti kamu sakit dan aku gak mau kalo kamu sakit, biarin aja Arjuna selesain masalahnya sendiri," ucap Ayah Adam.
Bunda pun menganggukan kepalanya dan mulai merebahkan dirinya di ranjangnya. Ayah Adam pun mengelus kepala istrinya dengan sayang, dan mencium pucuk kepala istrinya. Ayah Adam pun keluar dari kamarnya, tujuannya sekarang adalah mencari tahu tentang gadis yang Arjuna hamilin.
