NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16

Febi masih berdiri di depan pintu kamar Fabian. Febi ragu untuk masuk, ini kali pertamanya masuk kamar laki-laki selain abangnya.

Febi menguatkan hati, jika yang di dalam adalah suaminya yang sedang sakit, mungkin saja perlu bantuannya.

Setelah mengetuk pintu pelan, Febi membuka pintu, dari tempatnya berdiri di ambang pintu, terlihat suaminya yang sedang bergelung selimut. Febi masuk berjalan ke arah tempat tidur, suaminya tidur sangat nyenyak, keningnya berkeringat, karena efek obat yang diminumnya. Febi melihat ada bungkusan obat warung di meja kamar Fabian.

Febi duduk di pinggir tempat tidur, di ulurkan tangannya untuk mengusap keringat dengan tissu. Dirabanya kening dan lehernya, demamnya sudah turun, tapi masih teraba agak panas.

Febi keluar kamar, hendak meminta semangkuk air hangat dan handuk untuk mengompres Fabian.

"Bagaimana keadaan Fabian, Feb?" Bu Asti bertanya, saat melihat Febi turun tangga.

"Deman, bu. Aa Fabiannya lagi tidur. Ini aku mau minta air hangat buat ngompres."

Sesuai arahan mamahnya, di depan orang lain, Febi memutuskan menyebut suaminya dengan panggilan Aa.

"Kamu ambil aja! Itu dapurnya. Handuknya minta mak Ipah saja."

"Baik, bu."

Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkannya, Febi langsung melesat pergi ke atas. Febi memeras handuk yang sudah dicelupkan pada air hangat, dan langsung ditempelkan pada kening Fabian.

Mungkin karena pengaruh obat yang diminumnya, Fabian tak sadar saat keringatnya di lap, keningnya di kompres, bahkan saat Febi membetulkan selimutnya, Fabian tetap tertidur pulas.

Febi memperhatikan kamar Fabian, yang kemarin dilihatnya melalui video, sekarang bisa dilihatnya langsung. Kamar Fabian, di dominasi dengan cat berwarna putih, furniturenya juga semuanya putih, Febi menyimpulkan, jika Fabian menyukai warna putih.

Sedang asyik mengamati interior kamar, terdengar pintu di ketuk dari luar, bergegas Febi membukakan pintu, takut suaminya terbangun mendengar suara ketukan. Ternyata mak Ipah yang memintanya turun untuk makan siang dulu.

Febi berjalan bersisian dengan mak Ipah.

"Istri jang Bian teh meni cantik pisan sareng muda kenehnya."

(Istri nak Bian, cantik sekali dan masih muda)

Febi hanya membalas pujian mak Ipah dengan senyuman. Mak ipah mengantarkan Febi ke ruang makan. Febi duduk di kursi terdekat, bersisian dengan ibunya Fabian.

"Bian masih tidur?"

"Masih, bu. Kayanya setelah sarapan Aa minum obat, ada bekas obat di atas lemari, jadi tidurnya nyenyak."

"Ya udah, nanti bawain aja makan siangnya ke atas ya!"

"Baik bu."

Febi tak banyak mengambil nasi dan lauk, melihat Fabian sakit, selera makannya terasa hilang. Febi jadi berfikir, apa dirinya sudah mulai bucin pada suamiya?

"Apa Febi mau nginep disini?" Pa sofyan bertanya pada putrinya.

"Sebaiknya, Febi menginap saja disini ya, kasian Fabian lagi sakit kalau di tinggal." Mamah Ria memberi saran pada Febi.

"Febi lupa bawa baju, mah."

"Nggak apa-apa, nanti ibu belikan sebelum pulang. Di belakang toko bian, banyak toko-toko baju."

Febi hanya mengangguk, sejujurnya memang dia tak tega meninggalkan suaminya yang sedang sakit.

Setelah makan, Febi berniat membantu mak Ipah membereskan meja makan, namun dicegah oleh mak Ipah, malah meminta Febi, segera membawakan makanan untuk Fabian.

Febi membawakan makan siang untuk suaminya. Dia membuka pintu dengan hati-hati agar tak meninmbulkan suara yang mengganggu.

Fabian masih tidur, Febi meletakan makanan yang dibawanya di meja. Febi mengambil mangkok berisi air kompresan, untuk diganti airnya karena telah dingin. Saat Febi ke kamar mandi tadi, dia melihat di kamar mandi Fabian, ada pemanas air. Febi duduk kembali di samping Fabian, untuk mengganti handuk kompresan.

Merasa ada pergerakan, Fabian membuka pelan matanya, dilihatnya Febi tersenyum sedang duduk di sampingnya yang tiduran. Mengira kehadiran Febi hanya mimpi, Fabian memejamkan lagi matanya dan berguman dengan pelan, tapi masih bisa terdengar.

"Aku sakit, Feb. Seandainya kamu ada di sini, pasti aku langsung sembuh."

Febi tertawa pelan mendengarnya. Febi memeras handuk dan meletakannya kembali di kening Fabian. Febi menjerit kecil saat tangan Fabian, mencengkram pergelangan tangannya, saat akan membetulkan selimutnya.

Kedua mata Fabian terbuka sempurna, dan kaget bercampur bahagia, melihat istri mudanya ada di depan matanya.

"Sayang, kamu di sini?"

Febi hanya menjawab pertanyaan Fabian dengan senyuman dan anggukan. Senyum yang sangat dirindukan Fabian, meskipun tadi pagi sudah melihat senyum Febi, saat Video call.

"Om sakit? Kenapa tadi pagi nggak bilang?"

"Nggak mau bikin kamu khawatir. Sama siapa ke sini?"

"Ayah, ibu, papah sama mamah juga ikut. Mereka ada di bawah. Tadi pagi ayah ke rumah ngajak ke sini, mau ngontrol toko katanya, eh yang jaga tokonya malah sakit."

Fabian tertawa mendengar penuturan Febi.

"Kayanya kita beneran jodohnya, nggak bisa lama-lama berpisah. Jauhan sebentar aja, aku sakit begini."

"Lagi sakit, masih ngegombal. Om bucin kali sama aku."

"Kayanya iya." Fabian menjawab pasrah.

Febi meraba kening Fabian, sudah tidak panas.

"Aku datang, Om beneran sembuh."

"Eh?" Fabian heran dengan ucapan Febi.

"Tadi, Om bilang, seandainya aku di sini, Om pasti langsung sembuh."

"Kapan aku bilang gitu, ngarang kamu."

"Barusan waktu aku mau ngompres, Om. Pasti ngigau. Udah ah nggak usah dipikirin, Om mau makan siang dulu atau mau mandi dulu?"

"Mandi dulu aja, nggak pede, masa istrinya cantik dan wangi, suaminya bau acem dan kucel."

Febi kembali tertawa mendengar candaan Fabian.

"Om tunggu sebentar di sini, biar aku siapin dulu air hangatnya."

Febi bergegas ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk mandi suaminya. Fabian tersenyum senang, sudah sangat lama dia tak merasakan dilayani seperti ini. Fabian mengikuti Febi berjalan ke arah kamar mandi, dan menunggu di ambang pintu.

"Nggak sekalian dimandiin? Badan masih sakit, masih pusing juga." Fabian menggoda Febi, saat Febi hendak keluar kamar mandi, Febi mendelik ke arah Fabian. Melihat itu Fabian tertawa senang bisa melihat wajah jutek istrinya lagi.

Febi membereskan tempat tidur, menarik sepre, merapikan bantal-bantal, lalu melipat selimutnya. Tak lupa, Febi membuka tirai, yang dari tadi dibiarkan tertutup. Setelah tirai dibuka, nampak dibawah halaman depan dengan taman kecil dan kolam kecil di sampingnya.

Selesai dengan tempat tidur, Febi berjalan ke arah lemari pakaian, menyiapkan baju untuk suaminya. Kata mamahnya, salah satu tugas seorang istri itu, menyiapkan pakaian yang akan dipakai suaminya.

Febi memilih kaos lengan pendek, tanpa kerah dan celana tiga perempat, lalu meletakannya di atas tempat tidur. Febi merasa ada yang kurang, setelah ingat, Febi belum menyiapkan pakaian dalam.

Febi kembali membuka lemari, mencari tempat penyimpanan pakaian dalam, setelah ketemu, Febi hanya melihatnya, ragu untuk mengambilnya, tapi harus tetap Febi ambil.

Fabian keluar saat Febi, meletakan pakaian dalam, bersisian dengan pakaian yang tadi telah dia pilih.

"Makasi, Sayang sudah disiapin!" Fabian berbisik ditelinga Febi.

Sontak Febi langsung berbalik menghadap Fabian hendak tersenyum. Namun senyumnya berganti dengan jeritan saat melihat suaminya bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk dipinggangnya.

BERSAMBUNG

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!