Guru Privat Gilak!

“Fika makan ya nak?” bujuk Mona.

Sendari tadi ia menunggu satu suapan masuk ke dalam mulut Fika, namun Fika enggan membuka mulutnya, sehingga hampir membuat Mona putus asa.

“Fika kenapa sayang? Fika masih marah sama Mama?” Fika tidak menjawab, matanya yang melihat ke arah lain, ia melamun.

Tok.. tok.. tok

Arkan?

“Biar Arkan aja Tante” ucapnya mendekati Mona, lalu mengambil alih nampan yang berisi makanan.

“Beneran?”

“Iya Tante, biar Arkan aja yang jagain Fika”

“Yaudah Tante keluar ya” Arkan mengangguk, matanya langsung melihat Fika. Fika yang diam sejak tadi.

“Mau makan gak?” Fika tetap tak menjawab.

“Gue suapin” Fika tetap tidak menjawab.

“Aaaaa?” arah Arkan supaya Fika membuka mulutnya. Namun bukan membukanya, Fika malah menutup rapat-rapat mulutnya, dan menggeleng pelan, matanya yang sayu menatap Arkan.

“Kalo lo gak makan, ntar sakit, pangeran lo kasian kan?” pancing Arkan, semoga saja dengan cara ubal-ubalan nya Fika mau makan, walaupun hanya satu sendok.

“Fika gak punya pangeran” lirihnya.

“Punya”

“Siapa?” akhirnya! caranya berhasil.

“Makan dulu ya?”

“Pait” jawab Fika pelan, namun didengar oleh Arkan.

“Enggak, coba dulu ya?” Arkan menyuapi Fika, bagai seorang pasang kekasih tua, kakek dan nenek. Nenek yang sedang sakit dan kakek menyuapinya. Sangat sedikit. Fika menelan nasi itu.

“Siapa pangerannya?” tanyannya, surau suara nya yang begitu penasaran.

“Orang di depan lo” di depannya? Berarti Arkan? ngaco

“Bo’ong”

“Serius, gue kan dah bilang, gue milik lo, lo milik gue. Jadi gue sama lo sekarang pa--” Arkan menggantung ucapan nya.

Pake digantung segala! ih!

“Pa?”

“Pa?” tanya balik Arkan

“Pa apa lo?” akhirnya suara Fika kembali bersemangat, tidak seperti tadi yang lesu.

“Ya pa apa?”

“Kan lo yang bilang”

“Emang mau nya gimana?”

“Tau ah”

“Ngambek ciee?”

“Gak jelas”

“Yakin?”

“Gatau”

“Iyadeh kita pacaran”

Deg!

Ini serius woy?! gua ga mimpi kan?????

“Kenapa diem?”

“Gak percaya” Pasti ngotak!

“Dalam suatu hubungan harus ada yang namanya kepercayaan, jika kepercayaan hilang, ngapain berhubungan?”

“Bucin”

“Prajurit maju menjadi pangeran karena tugasnya akan dua kali lipat”

“Apa?”

“Melindungi dan membahagiakan putrinya”

___

“Melva, kamu yakin? Ngebuat Fika sampe segitunya ?” tanya Fara, jujur dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak tega melihat Fika seperti itu.

Dirinya membantu Melva hanya ingin membalas karena Fika yang menerima Aland menjadi pacarnya. Ia tidak ingin sampai Fika diteror seperti itu lagi, lagi pula Aland dan Fika sudah putus. Ia tidak ingin melanjutkannya.

“Emang kenapa? Lo kasian sama tu anak?”

“Iya aku kasian, aku mau berhenti neror Fika, udah cukup”

“Segampang itu lo bilang pengen berhenti? Heh! Gak gampang lo pen berhenti, kalo lo berhenti alhasil rencana gue bubar dong! Kalo lo pengen berhenti, gue bakal buat Aland benci sama lo!”

“Dengan gue bilang lo yang ngelakuin rencana neror Fika! Lo mau?” ancam Melva. Melva yakin, Fara tidak akan mau.

“Kamu kok gitu?”

“Gue emang gue! Kalo lo gak nurut sama gue, siap-siap aja satu sekolah benci sama lo! Dah lo pergi sana!” usir Melva, Fara pergi dengan cemberut.

“Enak aja tuh bocah pen berhenti! Kirannya gampang nyusun rencana!” disisi lain, dua orang mendengar itu semua. Meta dan Aland. Namun, mereka tak sempat merekam semuanya.

“Anj*ng! Ternyata Melva yang neror Fika!” umpat Aland.

“Lo jan emosi dulu, gue punya rencana nih” Meta mulai membisikkan rencananya ditelinga Aland.

“Gila lo? Yakin lo gak cemburu sama gue?”

“Cemburu apaan!”

“Gue sama lo kan dah jadi kita”

“Apaan si gak jelas banget!”

“Jelas sayang…”

___

“Iyaudah sana cepet, nih pake jadi ntar ke rekam ke ponsel gue, kan kita gak tau ntar klo kehapus dipunya lo, harus lo pancing, gue tau lo bisa, poko--”

“Iya sayang ngerti kok”

“Apaan si serius dulu coba!”

“Kan udah aku seriusin”

“Sinting. Udah sana” usir Meta yang bersembunyi, mengawasi gerak-gerik Aland dari kejauhan, sedangkan Aland mendektai gadis yang tengah asik sendiri, Fara.

Niat mereka berdua adalah menjebak Fara, Aland akan memancing Fara, karena mereka tahu gadis itu menyukainya.

Memancingnya mengatakan bahwa Melva lah yang melakukan semuanya terhadap Fika. Bingung tidak? Dengan hubungannya terhadap Aland? Mengapa Aland seringkali mengutarakan kebucinannya terhadap Meta.

Flashback.

“Lo aja gimana?”

Deg!

“Maksud lo”

“Gak, gak jadi”

“Gue bakal bantu lo buat lupain Fika kok”

“Serius?”

“Iya”

“Jadi lo sekarang budak gue dong?”

“Hah?! Kok gitu?!”

“Haha!”

“Tau ahh”

“Jadi sekarang dah mulai ngambek nih”

“Gak tau”

“Jujur gue nyaman sama lo, tapi cinta gue masi ke Fika, jadi gue pengen lo bisa ngebantu gue ngilangin cinta gue dari Fika dan pindah ke lo”

“Kok ke gue?”

“Yaiyalah.. lo kan ibu dari anak-anak gue nantinya”

“Apaan si gak jelas lo”

“Mau ya?”

“Mau apa?”

“Yaelah gak peka”

“Ya bilang dulu mau apa”

“Jadi pacar dari pria brengsek kek gue?”

“Gak lah”

“Gak?! Jadi nolak?”

“Bukan gak bisa nolak lagi eaaa..! gue yakin gue bisa ngerubah pria brengsek kek lo menjadi pria yang diimpikan oleh wanita”

Dan… dari Meta untuk pembaca. Jika mempunyai pasangan yang menurutmu tidak cocok dengan sifatmu atau misal pasanganmu itu sifatnya kasar, ubahlah ia menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Maka dari situ kamu akan merasa nyaman dengan sifat baru yang kamu ubah dari dirinya. Ingatlah seseorang itu akan berubah, entah kapanpun niatnya, hanya masalah waktu saja.

Flashback off.

Ditempat Aland dan Fara.

“Fara?”

“Eh—i-ya?” kagetnya, sebab aneh sekali dan baru pertamanya, ia dijumpai dengan seseorang yang ia sukai.

“Lagi ngapain? Sendiri aja?”

“I—i..ya”

“Mau ditemenin gak?”

“Serius...?"

___

“Yakin mau sekolah?” Fika mengangguk.

“Gue ketinggalan ujian Ar” jawabnya.

“Tumben?” Arkan mengernyitkan dahi binggung.

“Ya tumben ngomong gitu. Biasanya bodoamat” ceplos Arkan.

“Yaudah gak jadi sekolah!”

“Ehh kok gak jadi?” cegah Arkan dengan memegang lengan Fika.

“Gak tau”

“Yaudah”

“Kok yaudah si! Peka ngapa! Bujuk kek apa kek ini malah yaudah!” protes Fika yang merasa Arkan tak peka terhadap nya.

“Gue peka, cuman mau tau aja putrinya Arkan ini mau apa?”