Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syifa dan Adit semakin dekat
Sambil menunggu Syifa, Adit memberi kabar ke rumah sakit bahwa ia izin untuk datang terlambat.
Tak lama kemudian Syifa kembali, "maaf ya agak lama hehe".
"gak lama kok. Hem kita ke cafe depan sana aja, sepertinya tempatnya nyaman".
"Boleh aja, tapi aku gak bisa lama ya, ada urusan".
"Iya santai aja, aku juga mau balik lagi ke rumah sakit".
Mereka tiba di sebuah cafe dan langsung memesan makanan.
"Kesibukan kamu apa sekarang?". Adit memulai percakapan.
"Aku cuma ngurusin toko roti aja hehe".
"Oh ya! Jadi keinginan kamu dari dulu terwujud dong".
"Ya alhamdulillah sih. Kamu juga mewujudkan cita-cita kamu dari dulu". Hanna terasa kikuk karna yang ia tau Adit sudah menikah.
"Kamu kenapa, kok tiba-tiba kaya gak nyaman gitu?"
"Maaf ya dit, aku ngerasa ga nyaman aja kita berduaan gini takutnya istri kamu tau".
Adit menghela napas, "istri aku sudah meninggal karena kecelakaan".
"Maaf ya dit, aku gak tau, duh jadi ga enak hati aku". Syifa benar-benar merasa tak enak hati.
"Tidak usah kamu pikirin, sudah 4 tahun yang lalu meninggalnya, aku punya anak satu laki-laki". Adit tersenyum. "Lagian bagaimana kamu tau, aku nikah saja kamu tidak datang, tiba-tiba menghilang tanpa kabar padahal kita kan sahabat Syif tapi kamu sama sekali tidak ada kabar".
Syifa memang menjauh dari Adit setelah mendengar Adit akan menikah dengan gadis pilihan papanya. Hatinya sakit kala itu, Adit adalah cinta pertamanya bahkan sampai sekarang ia masih menyimpan rasa itu padahal sudah bertahun-tahun yang lalu.
"Aku gak kemana-mana kok, waktu itu aku lagi ada problem aja jadi menghilang deh, maaf ya".
Mereka masih asik berbincang, membicarakan semasa putih abu-abu dulu. Namun kerjaan mereka juga sedang menunggu.
"Adit, maaf ya aku balik dulu".
"Mau aku antar sekalian?".
"Gak deh kayanya. Aku sendiri aja, kita gak searah".
"Oh yaudah kalau gitu, aku minta nomer kamu boleh?". Adit memberikan ponselnya biar Syifa yang menekan sendiri nomer ponselnya.
Syifa memberikan kembali ponsel Adit, "sudah ya, aku balik dulu, terimakasih traktirannya dit".
***
Di rumah tante Dewi..
Hanna masih bergulat dikasurnya, rasanya hari ini ia tidak ingin pergi kemana-mana. Namun Bu Ratna meminta Hanna untuk menjemput Raka pulang sekolah sebab Adit ada urusan, Arka masih demam, dan pak supir sedang mengantar Pak Hanung pergi bertemu client.
Hanna yang merasa tidak enak dengan Arka, gara-gara main hujan-hujanan Arka jadi sakit.
"Aku jadi merasa bersalah sama Pak Arka sudah bikin dia sakit, huft" Lirih Hanna.
Hanna menjemput Raka di sekolah menggunakan taksi dan beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah. Sudah ada eyang, oma dan Bu Ratna.
"Maaf ya Han, kamu jadi direpotin deh"
"Gapapa bu, sebenarnya itu kan memang tanggung jawab saya tapi saya malah izin, harusnya saya yang minta maaf".
"Sudah-sudah jangan dipermasalahkan lagi. Hanna, boleh eyang minta buatkan lagi susu jahe buatan kamu itu. Sudah lama eyang tidak minumnya".
Hanna pun tersenyum, "boleh dong eyang".
Hanna membuatkan susu jahe untuk empat orang. Untuk eyang, oma, bu Ratna dan Arka.
"Loh kok banyak sekali, buat siapa aja itu?" Bu Ratna mengerutkan dahinya.
"Untuk eyang, oma, dan Bu Ratna. Satu lagi untuk Pak Arka bu"
"Oh iya bagus tuh, saya malah tidak kepikiran kasih ini ke dia. Yaudah kamu bawa aja ke atas ya Han, biar ini punya eyang dan oma saya bawain ke kamarnya". Ucap Bu Ratna sambil membawa gelas tersebut.
"Oh gitu, terimakasih bu".
Hanna menaiki anak tangga, sebenarnya agak ragu takut Arka akan marah padanya tapi karna ia merasa bersalah, rasa takut pun tidak ia pikirkan lagi.
Tok
Tok
Tok
"Pak Arka, ini saya Hanna, saya boleh masuk?" Tanya Hanna dengan hati-hati.
"Masuk aja, gak dikunci".
Ceklek
"Maaf pak, saya bawakan susu jahe hangat untuk bapak supaya tubuh pak Arka hangat dan lebih baik lagi". Hanna memberikan gelas tersebut ke Arka.
"Hem terimakasih".
Arka mengambil gelasnya dan meminumnya sampai habis.
"Maaf ya pak gara-gara saya bapak jadi sakit" hanna tertunduk lemas.
"Saya maafkan tapi ada syaratnya!"
Hanna mengernyitkan alisnya, "apa pak?"
"Lihat saja nanti!" Arka tersenyum jail
"Yaudah saya ke bawah dulu pak".
"Tunggu!" Ketika Hanna membalikkan badannya, Arka menarik tangannya, Hanna merasa kaget karena tangannya ditarik jadi ia terjatuh diatas tubuh Arka.
Nafasnya tertahan saat mata mereka bertemu, cukup lama...
Hanna yang sadar langsung berdiri dan pergi begitu saja keluar dari kamar Arka.
"Aduh jantung aku kenapa begini, sabar Hanna. Tarik nafas, buaaangg huuuffftt aman lah" Gumamnya.
Semenjak pertemuan kemarin dengan Syifa, Adit sudah jarang makan siang dirumah, ia selalu menyempatkan makan siang bersama dengan Syifa.
Terkadang jika mereka sedang sama-sama sibuk saat jam makan siang, mereka bertemu dikala ada waktu luang saja, tak perlu lama cukup meluangkan waktu sebentar pun tak masalah.
Keduanya semakin dekat, Adit tidak akan mengulangi kesalahannya yang dulu yang tidak yakin akan perasaannya. Saat tau Syifa single, Adit semakin gencar mendekati Syifa.
Dulu Adit memang merasa nyaman dengan Syifa tapi tak yakin dengan perasaannya. Rasa yang ia miliki hanya sekedar sahabat atau lebih.
Ketika Adit dijodohkan oleh anak dari kolega papanya, Adit tidak bisa menolak karna Adit cukup tertarik dengan gadis yang dijodohkan tersebut.
Karena hubungan dengan gadis yang dijodohkan itu bernama Aisyah semakin dekat, Adit seakan lupa dengan Syifa.
Adit berpikir mungkin perasaaannya hanya sekedar sahabat dan tidak lebih.
Begitupun Syifa, ia tidak mungkin memperjuangkan perasaannya dikala Adit sudah punya yang baru.
Sejak tau mereka akan menikah, Syifa memblokir semua komunikasi yang berhubungan dengan Adit supaya Syifa bisa melupakan perasaannya. Namun sudah bertahun-tahun lamanya rasanya masih sama, perasaan itu tidak pernah pergi.
****
Besoknya... Arka sudah sembuh dan ia akan menjalani aktivitasnya. Ia tidak ke kantor karna ia tau jika di kantor pasti akan berkutat seharian dan ia yang baru saja sembuh malas kalau harus ke kantor.
"Eh anak mama udah sembuh?"
"Sudah dong ma"
"Hari ini kamu ke kampus aja?"
"Iya ma, banyak tugas yang harus aku kasih ke mahasiswa disana".
Di tempat yang sama ada Raka dan Hanna yang baru pulang dari sekolah.
"Assalamu'alaikum oma!" Raka mencium omanya sambil memeluk.
"Wa'alaikum salam. Cucu oma udah pulang ya, Raka laper ga? Oma udah masakin untuk Raka, spesiaaaalll hehe".
Mata Raka berbinar melihat makanan favoritnya yaitu spaghetti bolognese berada di meja makan. Raka pun langsung menyantapnya..
"Hanna, tolong antar makan siang lagi boleh ke Adit? Itu sengaja dilebihkan biar kami ikut makan disana. Tempatnya ada di atas meja dapur ya".
"Baik bu" Hanna mengambil kotak makan tersebut.
"Oh iya minta Arka aja sekalian, Arka mau ke kampus daripada naik taksi lebih lama lagi".
"Siap ma" arka mengedipkan matanya.
"Akhirnya bisa berduaan lagi nih sama Hanna" . Ucap Arka dalam hati.
