season 1
Aku tau,kamu tau..
komunikasi adalah kunci terjalinnya suatu hubungan bagaimana jika kamu menikahi seorang pria yang sulit di ajak berkomunikasi?
Hubungan yang mulai membaik harus di hancurkan karena rahasia yang mulai terkuak.
Yuk ikuti kisah nisma dan zykra...
season 2
Apakah pelarian dan rahasia zera akan terungkap?
Bagaimana cara bagas menghadapi akibat dari tingkah lakunya di masa lalu ?
untuk menjawab tanda tanya itu yok baca season 2 dari delusi yang menceritakan kisah bagas dan mantan asistennya yang tiba-tiba menghilang membawa luka dan rahasia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prameswari Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 30
Nisma's pov...
Aku tidak bisa mencerna semua yang terjadi, saat itu aku hanya terpaku melihat raut wajah nya yang kesakitan, wajahnya yang memerah karena kesulitan bernapas aku terpaku mematung melihat semua itu, aku tidak tahu apa yang terjadi pada suamiku sampai suara pintu terbuka barulah aku mengalihkan perhatianku, disana kulihat ibu dan ayah mertuaku berdiri melihat dan memerhatikan apa yang terjadi.
Ayah mertuaku segera masuk setelah melihat kondisi anaknya yang tidak baik-baik saja, saat aku ingin mendekat pada suamiku, tanganku di tahan oleh seseorang yang ternyata itu adalah ibu mertuaku, aku di tuntun keluar oleh ibu mertuaku dan aku hanya bisa mengikuti langkahnya, sebelum aku benar-benar keluar aku menengok ke belakang untuk melihat suami yang kebetulan sedang menatap juga ke arah ku. Kami saling pandang, walau sekejab aku bisa melihat air mata yang menetes di kedua matanya saat menatapku. Sampai pintu ruangan itu di tutup oleh perawat aku tidak bisa melihat wajahnya lagi yang aku dengar hanya teriakan histerisnya.
Setelah di luar ruangan aku baru menyadari tubuhku bergetar dan air mataku turun deras membasahi kedua pipiku, melihat keadaanku, ibu mertuaku menuntunku untuk duduk.
" duduklah nak, tenangkan dirimu." ucap ibu mertuaku sambil memeluk tubuhku yang bergetar.
Aku hanya menuruti apa yang ibu mertuaku katakan, aku duduk di kursi yang terdapat di luar ruang inap suamiku. Telingaku tidak bisa mendengar apapun selain teriakan histeris suamiku, aku melihat beberapa dokter dan perawat datang ke ruangan suamiku dan saat itu aku baru menyadari betapa serius kondisi suamiku sekarang dan itu berhasil membuat tangisanku pecah. Aku menangis tergugu memikirkan keadaan suamiku di dalam, aku berdiri ingin masuk ke dalam tapi ibu mertuaku menahan dan memeluku.
" Tenanglah suamimu akan baik-baik saja." ucapnya dengan suara bergetar. Aku tahu dia berusaha untuk tenang tapi aku bisa melihat raut wajahnya yang khawatir.
Ibu mertuaku menuntunku untuk kembali duduk, aku duduk dengan hati yang gamang aku tidak tahu harus untuk berbuat apa, aku tidak tahu apa yang terjadi pada suamiku sendiri aku bodoh tidak mengetahui keadaan suamiku sendiri.
Suara jeritan suamiku dari dalam sudah tidak terdengar, perawat dan dokter yang menangani suamiku beberapa dari mereka sudah keluar dari ruangan suamiku. Aku mencoba menenangkan diri dan berusaha menghentikan air mataku yang terus keluat tanpa permisi sampailah dokter terakhir keluar ruangan bersama wajah kusut ayah mertuaku.
Setelah berterima kasih pada dokter ayah mertuaku datang menghampiriku dan berkata.
"suami sudah tidak apa-apa, dia sedang beristirahat sekarang." jelas ayah mertuaku.
Aku mengangguk dam berkata. " apa aku boleh menemuinya." ucapku dengan suara yang kembali bergetar.
Ayah mertuaku mengangguk dan mengajakku ke dalam untuk melihat keadaan suamiku. Kami bertiga masuk ke dalam untuk melihat keadaanya aku tergugu melihat keadaan suamiku saat ini, wajahnya yang pucat dengan goresan cakaran di lehernya. Aku menutup mulut berusaha untuk tidak menangis lagi dan satu yang menjadi pertanyaan di benakku ' apa yang terjadi pada suamiku' dan untuk mendapatkan jawaban itu aku mengalihkan pandanganku pada kedua mertuaku, aku menatap mereka untuk bertanya pada mereka.
" Apa yang terjadi pada suamiku." aku bertanya dengan suara yang tercekat.
Mereka tidak menjawab hanya memandangi wajahku dengan mata mereka yang berembun. Setelah lumayan lama memandangi wajahku, ibu mertuaku melihat ke arah suaminya dan berkata.
" Dia harus tahu." ucap ibu mertuaku pada suaminya.
Mendengar yang di katakan istrinya ayah mertuaku mengangguk dan berkata.
" Baiklah." ucap ayah mertuaku dengan menghela napas. Setelah itu ayah mertuaku keluar untuk menemui dokter.
Tinggalah aku bersama ibu mertuaku dan juga suamiku yang terbaring di ranjang rumah sakit. Ibu mertuaku mengajak ku untuk duduk di sofa yang terdapat di ruangan ini. Aku duduk disana dengan ibu mertuaku di sampingku, dia menatap wajahku dengam senyuman teduhnya lalu dia berkata.
" Baiklah, aku menceritakan sebuah kisah." ucap ibu mertuaku dengan tawa yang di paksakan.
Aku hanya bisa mengangguk dan menatap wajah sedih ibu mertuaku. Ibu mertuaku menarik napas lalu membuangnya dan mulai bercerita.
" Sebenarnya aku memiliki tiga orang putra." terang ibu mertuaku dan aku cukup terkejut mendengar fakta itu dan lebih terkejut lagi dengan perkataan selanjutnya.
" Zykra memiliki saudara kembar." ibu mertuaku berkata dengam napasnya yang tercekat lalu kembali bercerita dan aku hanya bisa mendengarkan dan menginterupsinya.
" Tapi saat umur 6 tahun saudara kembarnya meninggal dunia karena dia tidak sengaja memakan makanan yang tidak boleh dia makan." ibu mertuaku menghentikan ceritanya untuk menarik napas.
" Zaki, kembaran zykra memang lemah sedari lahir, dan dia menderita beberpa alergi yang sangat berbahaya pada makanan tertentu. Jadi saat itu fokusku dan suamiku lebih banyak tertuju pada zaki. kami sedikit mengabaikan keadaan zykra karena dia anak yang kuat, dan ternyata perbuatanku dan suamiku salah, zykra merasa cemburu pada saudara kembarnya dan kami tidak menyadari itu semua, sampai saat hari dimana rasa cemburu zykra membuncah saat itu mereka bermain tanpa pengawasan kami dan zykra memberi kacang pada zaki secara diam-diam yang di terima oleh zaki dengan gembira karena itu adalah salah satu makanan yang ingin di cobanya." Ibu mertuaku menghentikan ceritanya untuk mengelap air mata yang terjatuh di pelupuk matanya dan aku cukup tau cerita selanjutnya, aku tidak bodoh untuk memahami itu semua.
Aku memeluk ibu mertuaku yang menangis pilu, sungguh aku tidak bisa bayangkan apa yang terjadi padanya waktu itu.
" tidak usah di lanjutkan jika itu membuka luka lama." aku berkata dengan suara yang bergetar.
Tetapi ibu mertuaku menggeleng dan kembali bercerita.
" Aku yang salah, saat itu kalau saja aku lebih peka terhadap perasaanya semuanya tidak akan terjadi. Saat itu dia masih terlalu kecil untuk mencerna apa yang terjadi atas perbuatannya. Dia teramat menyesal dan menyalahkan diri atas apa yang terjadi pada saudara kembarnya. Karena kejadian menyakitkan itu dia menderita trauma yang mendalam di usianya yang sekecil itu." Ucap ibu mertuaku menangis lalu setelah dia menangkan diri dia melanjutkan ceritanya.
" Dan setelah kejadian itu, jika dia melihat kacang-kacangan tubuhnya akan bergetar dan kesulitan bernapas dan yang lebih parah dia akan menyakiti dirinya sendiri."
" Dia menjalani terapi cukup lama, dan itu membuahkan hasil. Perlahan dia bisa menerima semua yang terjadi dan sedikit demi sedikit mulai lepas dari obat anti depresan."
" tapi saat usianya 16 tahun, seseorang gadis kecil memberinya bubur yang terdapat kacang disana. Setelah memakan bubur itu dia jatuh tidak sadarkan diri. Kami tidak tahu apa yang terjadi sampai dokter menjelaskan bahwa putra kami kembali mengalami trauma dan pemicu trauma itu adalah kacang yang terdapat pada bubur yang dia makan dam sejak saat itu karena hampir mati dia tidak menyukai bubur atau apapun yang berhubungan dengan nasi."
Aku sangat prihatin mendengar kisah hidup suamiku, aku tidak bisa membayangkan betapa sedih dirinya melewati semua itu sendirian. Tapi aku juga sangat salut dengan ibu mertuaku, betapa hebatnya dia menjalani ini semua dengan hati nya yang ikhlas.
Sekarang aku jadi faham kenapa suamiku begitu histeris melihat bubur yang tadi aku bawa. Aku juga faham dengan perkataan dokter tentang pengobatan yang sedang suamiku jalani, tapi tunggu kenapa dia menjalani pengobatan lagi dan sepertinya ibu mertuaku juga tidak tahu bahwa suamiku kembali melakukan pengobatan.
Sekian part hari ini... Tapi kira² kenapa ya zykra kembali menjalani pengobatannya lagi???
terimakasih...
salam hangat😘