Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abang Duta Sayang
Laras sedang berbaring dan tersenyum. Dia masih memegang keningnya yang dikecup oleh Duta. Rasanya bibir Duta masih menempel pada keningnya. Dia memejamkan matanya dan membayangkan Duta mendekat ke arahnya dan mengecupnya.
"Uuuuuu, bang Dutaaaa. Kamu terlalu berani mengecupku. Bagaimana tadi jika Abi dan Umi tahu bang? Kamu pasti akan kena marah. Huft. Jantung kuuuu. Kenapa berdegup semakin kencang dan tidak beraturan beginiiiii. Ya Allah, begini kah rasanya jatuh cinta? Seperti diterbangkan ke awan. Haduuuuhhh" Laras berbicara pada dirinya sendiri sambil senyum-senyum tak jelas.
"Tidur Ras, besok harus kerja setengah hari. Kendalikan perasaan kamu. Tapi gak bisaaaa. Aaaahhh, pengen ketemu lagiiiii. Ih Laraaas, kenapa malah jadi begini siiihhh" Lagi-lagi Laras berkata pada dirinya sendiri.
Tak lama ponselnya berdering. Dia melihat layar pada ponselnya. Panggilan video. Dengan cepat dia meraih hijabnya yang ada di gantungan belakang pintu dan memakainya. Dia duduk di ranjang dengan memangku bantal. Laras segera menggeser tombol hijau sebelum panggilannya berakhir.
"Assalamualaikum bang" sapa Laras tersenyum kepada Duta.
"Waalaikum salam, oh udah di kamar. Abang kira kamu jadi patung selamat datang Ay" sahut Duta mengejek Laras.
"Ih apaan sih? Abang gak jelas!"
"Abang bukan makhluk gaib yang gak jelas wujudnya sayaaang. Abang ada wujudnya, lagi video call sama kamu. Masih kurang jelas wajah tampan abang"
"Ya Allaaaahh si abaaaangg, PD amat sih. Abang gak capek? Bukannya istirahat malah video call Laras"
"Capek sih, tapi hilang saat lihat senyuman kamu yang malu-malu meong itu lho" ucap Duta tersenyum gemas.
"Ish, emang Laras kucing apa? Kalo capek istirahat dong abang sayang, kenapa malah video call an sih?"
Duta tersenyum bahagia saat dipanggil sayang oleh Laras. "Haduuuuuhh, kayaknya abang gak bakalan bisa tidur malam ini"
"Kenapa?"
"Iya lah digangguin kamu. Kamu muter-muter nih di kepala abang. Sambil bilang abang Duta sayaaang, abang Duta sayaaaang. Hahahahaha" ucap Duta menirukan suara Laras saat memanggilnya sayang.
"Hahahahaha, abang ih. Paling bisa kalau suruh godain Laras"
"Suka kan digodain abang?"
"Hemm"
"Kok jawabnya hemm, suka apa gak? Opsi jawabannya hanya itu sayang, gak ada hemm, gak ada"
"Hahahaha, iya suka. Tapi ingat! Cuma untuk godain Laras! Bukan yang lain!" Laras mengancam Duta sambil menahan senyum.
"Siap ibu negara! Perintah tidak akan dilanggar!" ucap Duta mantap.
Laras melihat jam sudah pukul 9 malam. Dia sudah mulai menguap. Duta yang tahu itu bukannya mengakhiri panggilannya malah terus mengajak Laras mengobrol.
"Abang, Laras ngantuk. Bobok yuuukk" ucap Laras sambil merebahkan dirinya di ranjang.
"Eeee, udah berani ngajak bobok bareng abang yaaaa?" sahut Duta masih menggoda Laras.
"Hahahaha, bukan itu maksudnyaaaa. Maksud nya, abang matikan video call nya dan tidur. Disini Laras juga tidur. Katanya tadi minta dimimpiin?" ucap Laras gantian menggoda Duta.
"Kapan abang ngomong gitu?" Duta mengelak
"Yang tadi, yang abang habiiiiiiss.... Ah sudahlah. Ayo tidur abaaaaang" rengek Laras persis anak kecil.
"Ih, diterusin dulu dong ngomongnya. Kapan abang bilang begitu?"
"Tadi"
"Kapan?"
"Ya tadi waktu abang cium kening Laras" Laras tak tahan digoda oleh Duta.
"Oooh, abang baru ingat. Kok kamu bisa ingat sih? Bukannya kamu tadi jadi patung?" balas Duta.
"Ih, abang niiiih, Laras tadi syok. Baru pertama ini kening Laras dicium selain Abi dan Umi. Jantung Laras rasanya mau loncat abang!" ucap Laras semangat.
"Hahahaha, maaf ya tadi abang nyuri cium kening kamu. Abang juga tadi sebenarnya ragu, tapiii hajar aja lah. Malah kamu nya diem begitu. Hahaha"
"Hehehehe" Laras ikut tertawa.
"Ya sudah kalau kamu mau bobok yank. Besok abang jemput jam berapa?" tanya Duta.
"Jam setengah 7 udah harus di rumah Abi ya bang, Sabtu hanya sampai jam 12. Jadi mulai pelayanannya maju 1 jam lebih awal" Tutur Laras memberi penjelasan kepada Duta.
"Iya sayang, bobok gih. Have a nice dream ya Ay, abang juga mau on the way ke mimpi kamu. Hahahaha"
"Hahahaha, pake apa on the way nya? Sudah ah, bercanda terus kita. Selamat malam abang sayang. Mimpi Laras ya. Awas ngimpiin cewek lain!"
"Ya Allah, abang hanya melakukan pendekatan sama kamu Ay, gak ada yang lain. Hanya kamu yang mampu mengetuk pintu hati abang. Ya sudah, bobok yuk. Assalamualaikum" Duta tersenyum dan melemparkan kiss bye nya kepada Laras.
Laras membalas senyum itu dan menjawab Salamnya. "Waalaikum salam warahmatullah"
Panggilan berakhir. Laras memejamkan matanya sambil tersenyum dan masuk ke alam mimpinya.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Duta. Dia berbaring dan mulai masuk ke dalam alam mimpinya. Mengistirahatkan diri dari penatnya hari.
.
Subuh berkumandang, Duta dan keluarganya melaksanakan sholat subuh berjama'ah. Setelah selesai itu, dia bersiap untuk mandi. Setelahnya bersiap dia turun di meja makan dan melihat keluarganya berkumpul semua.
"Barakallah fii umrik Dutaaaaa" ucap semua anggota keluarga Duta bersamaan. Duta langsung tersenyum sumringah mengingat hari ini dirinya bertambah usia.
Duta menyalami mamah nya dan kakaknya. "Terima kasih kejutan kecilnya"
"Om, ini ada kado dari Kinan" Kinan menyerahkan secarik kertas dan memberikannya kepada Duta. Duta melihat keluarganya digambar oleh Kinan.
"Terima kasih sayang, ini siapa aja?" tanya Duta meminta penjelasan ke Kinan.
"Ini semua kita sekeluarga, ditambah tante Laras disini" Kinan menjelaskan keluarganya dan menunjuk Laras yang bergandeng tangan bersama Duta.
"Oh gitu. Makasih banyak ya Kinan" Duta tersenyum dan menyimpan gambar itu.
"Mamah gak bisa kasih apa-apa. Mamah hanya bisa mendoakan semoga kamu selalu dilimpahi rahmat dan karunia dari Allah" Mamah Aini menjadi terharu. Beliau mengusap air yang sudah ada di pelupuk matanya.
"Ini dari mas dan kakak iparmu" Duta membuka amplop itu. Voucher hotel untuk 2 orang dan masa berlakunya tinggal sebulan lagi.
"Makasih mas, mbak. Tapi kenapa voucher hotel? Masa berlakunya mau habis lagi" Duta membaca tanggal masa berlaku voucher itu.
"Hahahah, itu kode deeeekk, biar kamu cepetan halalin si Laras, honeymoon kesanaaa" jawab Yuna dengan tertawa.
"Oh iya, besok Laras minta kita semua berkunjung ke rumahnya. Dia mau menyampaikan hasil istikharohnya"
"Haduuuuhh, mamah kok deg-deg ser begini ya. Mamah takut ditolak" Mamah Aini memegangi dadanya.
Duta tersenyum dan menggapai tangan mamahnya. "Mamah gak usah khawatir. Duta yakin diterima mah, Laras akan jadi mantu mamah"
Semua melotot kepada Duta, seakan tak percaya. Duta hanya tersenyum kepada semuanya.
"Iya, Duta dan Laras sudah mengungkapkan perasaan satu sama lain. Persiapkan saja semuanya. Karena Duta gak mau berlama-lama"
Mamah Aini memeluk anaknya dengan erat dan berkata "Kado terindah dari Allah tahun ini adalah Laras"
Duta membalas pelukan itu dan tersenyum. "Iya mah, tolong bantu mempersiapkan semuanya mah, mas, kak. Duta sudah gak sabar"
"Hahahaha" semua tertawa.
.
.
.
Like
Vote (Vote nya yang banyak doooong)
Komen
Tip
Happy reading semua. Up nya besok malam lagi ya. Author hari ini ada rapat entah selesai jam berapa lanjut dinas siang. love you all 😘😘😘
😂😂😂