Nayara Kirana seorang wanita muda berusia 28 tahun. Bekerja sebagai asisten pribadi dari seorang pria matang, dan masih bujang, berusia 35 tahun, bernama Elvano Natha Prawira.
Selama 3 tahun Nayara menjadi asisten pria itu, ia pun sudah dikenal baik oleh keluarga sang atasan.
Suatu malam di sebuah pesta, Nayara tanpa sengaja menghilangkan cincin berlian senilai 500 juta rupiah, milik dari Madam Giselle -- Ibu Elvano yang dititipkan pada gadis itu.
Madam Gi meminta Nayara untuk bertanggung jawab, mengembalikan dalam bentuk uang tunai senilai 500 Juta rupiah.
Namun Nayara tidak memiliki uang sebanyak itu. Sehingga Madam Gi memberikan sebuah penawaran.
"Buat Elvano jatuh cinta sama kamu. Atau saya laporkan kamu ke polisi, dengan tuduhan pencurian?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Kamu Membuat Saya Tidak Waras, Nara!
Tiba di sebuah klub malam, Elvano dan Nayara di sambut oleh seorang pria berbadan tegap, dan memakai pakaian serba hitam.
Orang itu adalah Bodyguard kepercayaan Mr. Justin. Seorang pengusaha asal negera Singapura, dan sekaligus pemilik klub malam itu.
Elvano menemui pria itu untuk membahas kerja sama pembangunan rumah sakit bertaraf internasional, yang akan mereka bangun di kawasan Lombok.
Mereka pun diantar masuk ke salah satu ruangan privat di klub malam itu.
“Maaf jika kami datang terlambat, Justin.” Ucap Elvano.
“Tidak masalah, El. Aku pun baru saja sampai.” Ucap Mr. Justin.
Keduanya memang tidak berbicara formal. Karena mereka seumuran. Dan agar obrolan terkesan lebih santai.
“Selamat malam, Mr. Justin.” Sapa Nayara.
“Wah.. Ms. Nayara. Cantik sekali malam ini.” Mata pria itu terlihat berbinar.
“Kami baru datang dari menghadiri pesta resepsi salah satu anak kolega, Just.” Sela Elvano. Ia sedikit menggeser tubuhnya, agar Nayara tak begitu terlihat oleh Mr. Justin.
“Pantas saja cantik sekali. Biasanya sangat formal dan rapi.” Ucap Mr. Justin yang masih mengamati penampilan Nayara.
Gadis itu tersenyum canggung. Ia pun membetulkan posisi jas Elvano di pundaknya.
“Kamu duduk di kursi yang lain, jaga jarak aman.” Bisik Elvano.
Nayara menganggukkan kepalanya. Ia memilih tempat di meja yang lain.
Elvano dan Mr. Justin mulai mengobrol serius. Membuat Nayara merasa bosan sendirian. Ia pun memilih bermain ponsel.
“Boleh bergabung disini, nona Nayara?” Suara seorang pria menyapa indera pendengaran gadis itu. Ia pun mendongak pelan.
“Tentu, pak Jordy.” Nayara mengenal pria itu sebagai asisten dari Mr. Justin.
Pria bernama Jordy itu kemudian duduk di atas sofa yang sama, namun masih menyisakan jarak yang cukup luas diantara mereka berdua.
“Datang dari kondangan, ya?” Tanya pria itu.
“Hmm. Sudah ketebak ya, pak?” Tanya Nayara dengan terkekeh pelan.
“Ini untuk pertama kalinya saya melihat kamu berpenampilan seperti ini, Nay.” Ucap pak Jordy.
Nayara kembali terkekeh. Mereka pernah bertemu tiga kali sebelumnya. Dan ya, Nayara hanya menggunakan setelan formal meski itu masuk ke dalam klub malam ini.
Obrolan keduanya pun mengalir begitu saja. Mungkin karena usia mereka yang terpaut setahun, jadi dengan cepat bisa mengakrabkan diri.
Elvano yang tanpa sengaja melihat ke arah tempat duduk Nayara, sontak mengerutkan kening ketika melihat sang asisten tertawa bersama pria itu.
“Asisten kamu sudah menikah, Just?” Tanya Elvano kemudian.
Mr. Justin melirik ke arah sang asisten.
“Setau aku, tidak. Dia ditinggal menikah oleh kekasihnya beberapa bulan lalu.”
Ucapan Mr. Justin membuat pandangan Elvano tak teralihkan dari tempat duduk Nayara dan Jordy.
Tangannya terulur untuk meraih gelas minuman keras di hadapannya. Dan meminumnya sekali tenggak.
‘Si-al. Mereka bertukar nomor ponsel.’
Mata Elvano membulat sempurna. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Nayara.
Sudah cukup satu Adrian, tidak boleh ada pria lain lagi yang mendekati gadis itu.
“Pak.”
Elvano kemudian duduk di samping Nayara, meraih bahu gadis itu agar merapat pada tubuhnya.
Jordy yang melihat hal itu, pun mengalihkan pandangannya.
Mungkin dua orang itu sedang menjalin hubungan asmara. Pikir Jordy.
“P - pak.”
“Kita pulang sekarang.” Bisik Elvano dengan suara rendah.
.
.
.
Hening menyelimuti di dalam mobil sedan mewah keluaran terbaru itu. Baik Nayara maupun Elvano, keduanya sibuk dalam pikiran masing - masing.
Elvano merutuki kebodohannya, yang bertingkah seperti remaja belasan yang sedang terbakar api cemburu.
Sementara Nayara, ia masih mencerna maksud Elvano tiba - tiba merangkul pundaknya, dan berbisik di depan orang. Mereka pasti mengira keduanya terlibat hubungan asmara. Karena setelah itu, Jordy seperti menjaga jarak dengan Nayara.
Apa itu artinya, Elvano memiliki perasaan padanya? Nayara bingung sendiri.
Hingga tiba di penthouse, Elvano masih tetap bungkam. Dan Nayara pun tidak tahan dengan sikap pria itu.
“Pak.” Panggil Nayara saat Elvano hendak menapaki tangga.
Pria itu sontak menoleh, seketika itu Nayara melepaskan jas yang tersampir di pundaknya, lalu membuangnya di atas sofa, bersama dompet miliknya.
Elvano menghela nafas kasar, kemudian memalingkan wajahnya. Tidak ingin tergoda dengan penampilan Nayara saat ini. Meski batinnya memberontak ingin melihatnya.
“Bapak kenapa?” Tanya gadis itu sembari berjalan mendekat.
“Saya mau istirahat, Ra.” Tukas Elvano.
“Bukan itu yang saya maksud.” Nayara melangkah semakin dekat.
“Apa maksud bapak merangkul pundak saya, lalu berbisik? Anda tidak pernah bersikap seperti itu sebelumnya.” Imbuh gadis itu.
“Menjauh, Ra.” Ucap Elvano ketika Nayara berada dua langkah di hadapannya.
“Kenapa saya harus menjauh? Sementara bapak sendiri yang meraih bahu saya.”
Nafas Elvano memburu. Sekuat tenaga untuk tidak terpancing namun tidak bisa.
“Kenapa akhir - akhir ini bapak bersikap aneh? Hingga saya merasa, bapak tidak suka melihat saya dekat dengan seorang pria. Apa anda ingin selamanya saya menjadi asisten bapak?” Gadis itu kembali bersuara.
Ia harus mendapatkan kejelasan dari sikap Elvano akhir - akhir ini.
“Saya bukan robot. Saya hanya manusia biasa, yang juga membutuhkan teman hidup. Saya tidak mungkin selamanya menjadi asisten pribadi bapak ‘kan?” Imbuh gadis itu.
“Jadi kamu berniat berhenti menjadi asisten pribadi saya?” Tanya Elvano dengan mata membulat sempurna.
“Ya. Saya berniat mengundurkan diri setelah menikah nanti.” Ucap Nayara dengan santai.
Elvano mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Selamanya Nayara harus melayani dirinya. Bukan pria lain.
Pria itu melangkah maju, kemudian menarik pinggang Nayara dengan tangan kanannya. Membuat tubuh mereka menempel satu sama lain.
Nayara menelan ludahnya dengan kasar. Ia sering berada dalam jarak dekat dengan Elvano. Namun, yang menempel seperti ini, baru sekarang.
Tunggu. Apa mungkin pria itu benar - benar memilik perasaan padanya? Nayara akan memastikannya sekarang.
“Apa yang bapak lakukan?” Gadis itu mencoba mendorong tubuh Elvano untuk menjauh. Namun tidak bisa. Pria itu terlalu kuat.
“Saya tidak akan membiarkan kamu mengundurkan diri, Nara.” Ucap Elvano dengan suara rendah.
Nayara dapat merasakan hembusan nafas pria itu pada kulit wajahnya.
“Saya tidak mungkin bisa bekerja seperti ini setelah menikah. Ada suami yang harus saya perhatikan.” Ucap gadis itu.
Elvano kembali menarik pinggang gadis itu, memeluknya lebih erat.
“Maka saya tidak akan membiarkan kamu menikah dengan pria lain!” Tegasnya.
Kening Nayara berkerut halus. “Bapak mau saya menjadi perawan tua?”
“Tidak. Saya yang akan membuat kamu menjadi tidak perawan lagi.” Ucap pria itu dengan suara berat.
Nayara seketika menelan ludahnya. Apa sekarang ia sedang berada di akhir misinya? Elvano telah luluh? Hutang lima ratus juta akan segera lunas!
“A - apa maksud bapak?” Gadis itu tergagap.
Meski akhir - akhir ini ia berusaha merayu pria itu. Namun, saat dihadapkan dalam situasi seperti ini, nyali gadis itu menjadi menciut.
“Saya sudah cukup menahannya, Ra.” Elvano menundukkan wajahnya pada cerukan leher gadis itu.
“Kamu begitu menguji saya.” Imbuh pria itu sembari menekan pinggang Nayara agar tubuh bagian depan mereka semakin menempel.
“B - bapak itu.” Nayara menelan ludahnya dengan kasar. Ia merasakan sesuatu yang mengganjal diantara mereka.
“Kamu membuat saya tidak waras, Nara.” Bisik pria itu.
“P - pak El — hmmpptttt.”
...****************...
CATATAN PENULIS :
Next Bab, akan membuat panas dingin. Mungkin sampai 3 bab berikutnya. Jadi, mohon persiapkan diri kalian para pembaca….
nungguin si el bucin sama si nay..
ayok kak hari ini upny double 🤭